Type Keyword(s) to Search
TOODLER

7 Jurus Ampuh Anti Mengompol untuk Balita Anda

7 Jurus Ampuh Anti Mengompol untuk Balita Anda

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Menurut The National Institutes of Health, AS, nocturnal enuresis (istilah medis untuk mengompol) biasa terjadi pada anak berusia 5 atau 6 tahun, dengan angka kejadian 5 juta anak di seluruh dunia.

Ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan agar Si Kecil tak lagi mengompol di malam hari. Namun, sebelum mengaplikasikan tips berikut, sebaiknya Anda tahu bahwa anak berusia di bawah 5 tahun sangat wajar jika masih mengompol. Aplikasikanlah tips ini jika Si Kecil sudah berusia di atas 5 atau 6 tahun, Moms.


1. Wajar Terjadi

Memarahi Si Kecil yang masih mengompol bukanlah tindakan tepat, karena justru akan membuatnya lebih tertekan dan 'penyakit' ini jadi susah sembuh. Scott J. Goldstein, M.D. Dari Northwestern University School of Medicine, Chicago, mengatakan bahwa sebaiknya orang tua mengatakan kepada Si Kecil kalau mengompol merupakan kebiasaan yang wajar dialami oleh anak seusianya, bukannya memberikan tekanan mental kepadanya.

"Pastikan kepada Si Kecil bahwa ia bukan satu-satunya anak yang suka mengompol di malam hari, dan kebiasaan ini wajar terjadi oleh anak seusianya. Lalu, bekerjasamalah dengan Si Kecil untuk perlahan-lahan mengatasi kebiasaan ini," jelas Howard J. Bennett, M.D., dokter anak dari Washington D.C. Dan penulis Waking Up Dry.


2. Pipis Sebelum Tidur

Pastikan balita Anda buang air kecil sebelum ia tidur. Cobalah dengan menggunakan permainan 'Pipis 3 Kali' dengannya sebelum tidur, yaitu menganjurkan Si Kecil untuk mengejan 3 kali selama pipis agar kandung kemihnya kosong.

"Ketika Si Kecil mengosongkan kandung kemihnya sebelum tidur, dan tidak minum air lagi setelahnya, kecil kemungkinannya ia akan mengompol di malam hari," ujar Prof. Goldstein. Teknik ini sebenarnya tak akan menyembuhkan kebiasaan ngompol Si Kecil, tetapi efektif untuk membuat kasur Anda kering di malam hari. Beberapa dokter anak juga menyarankan untuk membatasi konsumsi cairan sebelum tidur.


3. Mengedukasi Si Kecil

Anda bisa memberitahu Si Kecil bagaimana kandung kemih menjadi penuh dengan urine dan bagaimana sinyalnya bahwa ia harus dikosongkan. Gunakanlah bahasa yang menarik, seperti, "Kandung kemihmu berukuran seperti bola kasti, namun memiliki kelenturan seperti balon. Ketika kamu tengah bermain dan tiba-tiba ingin pipis, kamu masih bisa menahannya. Tetapi ketika kamu tidur, otakmu ikut tidur dan akhirnya, keluarlah air pipis tersebut di kasur.

Sebelum tidur, ingatkan juga Si Kecil bagaimana otak dan kandung kemih berkomunikasi pada malam hari, misalnya dengan sering mengulangi kalimat ini bersama Si Kecil agar tertanam di dalam otaknya, "Aku akan pergi ke kamar mandi kalau kandung kemihku sudah penuh."


4. Dukungan Positif

Buatlah dorongan positif bagi Si Kecil dengan membuat tabel kemajuannya tak mengompol di malam hari. Contohnya, buatlah sebuah tabel atau kalender dan tempelkan stiker berbentuk bintang atau wajah tersenyum setiap kali ia berhasil melewati malam dengan kering.

Setiap 10 malam tanpa ompol, Anda bisa memberikannya sebuah hadiah, seperti mainan atau pergi ke tempat favoritnya. "Kekuatan sugesti positif biasanya akan berhasil pada sebagian besar anak-anak," ujar Prof. Bennet. "Namun ingat, dalam hal mengompol, jika Si Kecil tidak bisa mencapai target 10 kali tanpa ompol, janganlah diberi hukuman," tambahnya.


5. Kemungkinan Konstipasi

Konstipasi merupakan penyebab umum bagi permasalahan kandung kemih. Jika usus besar yang berlokasi tepat di belakang kandung kemih dipenuhi oleh kotoran, akan ada tekanan lebih yang dialami oleh kandung kemih. Hal ini menyebabkan kandung kemih menjadi tidak stabil, sehingga menyebabkan mengompol di malam hari atau bahkan di siang hari.

Prof. Bennett mengingatkan orang tua, jika Si Kecil kesulitan buang air besar, tambahkan jumlah asupan cairan dan serat dalam makanannya.


6. Hindari Konsumsi Kafein

Beberapa jam sebelum tidur, hindari konsumsi kafein karena sifatnya yang diuretik, yaitu mengeluarkan air. Kafein tak hanya terkandung dalam minuman soda atau kopi, tetapi juga makanan dan minuman favorit Si Kecil, yaitu cokelat atau susu cokelat.


7. Pengobatan Lebih Lanjut

Si Kecil hanya memerlukan pengobatan untuk kebiasaannya mengompol, jika ia mulai terganggu dengan kebiasaan ini, yang biasanya terjadi ketika Si Kecil sudah berusia di atas 7 tahun. Misalnya, Si Kecil ingin menginap di rumah temannya, tetapi ia malu jika sampai mengompol di rumah temannya tersebut.

Jika hal ini mulai dikeluhkan Si Kecil, Anda bisa menghubungi dokter anak agar Si Kecil mendapatkan pengobatan dan perawatan untuk kebiasaannya mengompol ini. (M&B/SW/Dok. Freepik)