Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Tak hanya lembut, kulit bayi baru lahir atau newborn memang cenderung lebih sensitif. Jika perawatannya tidak tepat, kulit bayi sangat mudah mengalami ruam. Untuk itu kami telah bertanya pada dr. Caessar Pronocitro, Sp.A, M.Sc mengenai masalah-masalah yang sering terjadi pada kulit bayi, khususnya yang baru lahir.
"Kondisi kulit bayi, terutama yang baru lahir, lebih tipis dari orang dewasa sehingga rentan kehilangan kelembapan dan tak terlindungi dengan baik. Masalah yang umum muncul pada bayi di tahun pertamanya adalah ruam popok, biang keringat, kerak kepala, eksim, dan kulit sensitif. Karena itu, dibutuhkan produk-produk perawatan bayi berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan bayi," jelas dr. Caessar saat ditemui di acara Bambi Baby di Grand Indonesia beberapa waktu lalu. Simak penjelasan lebih lanjut dari dr. Caessar mengenai masalah kulit newborn yuk, Moms.
Kondisi Kulit Bayi di Tahun Pertama
⢠Ketebalan lapisan epidermis bayi hanya 1/3 kulit orang dewasa, dan inilah yang menyebabkan perlindungannya belum maksimal.
⢠Kelenjar keringat bayi belum bekerja efektif, sehingga ia cepat kehilangan cairan dan kelembapan.
⢠Lapisan pertahanan kulit bayi belum matang hingga usianya 1 tahun, inilah yang menyebabkan kulit bayi mudah infeksi.
⢠Jumlah melanin di kulit bayi juga masih sedikit, maka ia kurang terlindungi dari sinar ultraviolet.
Masalah Kulit Newborn
Permasalahan kulit bayi di tahun pertama dapat terbagi menjadi tiga, yaitu kelainan yang bersifat sementara, kelainan non-infeksi, dan kelainan infeksi. Simak penjelasan dr. Caessar berikut ini, Moms.
1. Erythema Toxicum Neonatorum
⢠Ini adalah ruam kemerahan yang dapat mulai timbul pada usia 3 hari.
⢠Umumnya terdapat di wajah, dada, punggung.
⢠Bentuknya bisa seperti bercak, bentol, atau mirip jerawat.
⢠Hanya bersifat sementara.
2. Deskuamasi
⢠Ini adalah pengelupasan kulit yang terjadi pada hari-hari pertama kehidupan.
⢠Bersifat sementara dan akan sembuh sendirinya dalam 4 minggu.
⢠Merupakan proses normal pembentukan lapisan kulit.
⢠Atasi dengan mengoleskan pelembap setelah bayi dimandikan.
3. Cradle Cap
⢠Lebih dikenal dengan sebutan kerak kepala.
⢠Ini adalah kulit mati berwarna kekuningan di kulit kepala dan dahi bayi yang timbul dalam usia beberapa hari atau bulan.
⢠Disebabkan oleh produksi kelenjar minyak kulit yang berlebih.
⢠Mandikan dan keramasi bayi seperti biasa, kemudian oleskan minyak mineral atau petrolatum.
⢠Akan hilang dalam beberapa hari atau minggu.
4. Mongolian Spot
⢠Ini adalah kelainan non-infeksi yang menimbulkan bercak kebiruan.
⢠Paling sering muncul di punggung atau bokong bayi.
⢠Tidak berbahaya dan lazim ditemukan pada bayi Asia.
⢠Akan menghilang saat bayi berusia sekitar 2 tahun.
5. Miliaria
⢠Kelainan non-infeksi ini lazim disebut biang keringat.
⢠Terjadi pada 40 persen bayi.
⢠Umumnya timbul di leher, punggung, ketiak, dan dada.
⢠Tidak perlu pengobatan, mandikan saja seperti biasa dan beri pakaian yang ringan dan mudah menyerap keringat.
6. Ruam Popok
⢠Kondisi kulit kemerahan di area popok, paling sering terjadi pada usia 9-12 bulan.
⢠Disebabkan iritasi akibat urine atau tinja berkontak lama dengan kulit atau infeksi jamur.
⢠Atasi dengan mengurangi frekuensi dan durasi pemakaian popok dan oleskan krim untuk melindungi kulit.
7. Dermatitis Atopik
⢠Bisa timbul di usia 2 bulan karena umumnya terkait alergi (paling sering susu sapi).
⢠Ini bersifat non-infeksi namun tidak bisa disembuhkan.
⢠Atasi dengan menghindari penyebab alergi dan berikan pelembap pada kulit bayi. (Tiffany Warrantyasri/SW/Dok. M&B)