Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Kasus Langka! KB Implan Berpindah ke Paru-Paru

Kasus Langka! KB Implan Berpindah ke Paru-Paru

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Banyak cara untuk menunda kehamilan bagi para Moms dan Dads yang belum ingin menambah anak, salah satunya adalah dengan implan atau yang biasa disebut susuk. Alat kontrasepsi yang satu ini termasuk salah satu yang banyak diminati karena bersifat jangka panjang, tidak mengganggu hubungan seksual, dan 99 persen efektif mencegah kehamilan.

Cara pemasangannya juga tergolong mudah. Dengan bantuan dokter atau bidan, sebuah alat seperti batang plastik yang fleksibel seukuran batang korek api, ditempatkan di bawah kulit lengan atas.

Implan bisa mencegah kehamilan dengan beberapa cara. Pertama, membuat indung telur berhenti memproduksi telur matang setiap bulan. Selain itu, implan juga melepaskan hormon progesteron ke dalam aliran darah yang berfungsi mencegah ovulasi (pelepasan telur dari ovarium).

Alat KB implan juga melepaskan hormon progestasional dosis rendah dan stabil yang bertujuan untuk mengentalkan lendir serviks. Dengan begitu, sperma akan sulit bahkan tidak bisa masuk ke dalam rahim sehingga pembuahan akan sulit terjadi. Hormon yang sama juga akan berdampak pada pengenceran lapisan rahim (endometrium).

Meski implan banyak diminati, bukan berarti alat kontrasepsi jenis ini tidak berisiko ya Moms. Salah satu masalah yang kerap timbul adalah kasus implan 'menghilang'. Ya, alat ini memang bisa bergeser dari tempatnya diletakkan.

Dalam kebanyakan kejadian, implan hanya bergeser beberapa sentimeter ke lengan bagian atas atau bawah sehingga dapat dengan mudah ditemukan kembali. Akan tetapi ada beberapa kasus, implan bergerak lebih jauh dalam tubuh atau bahkan tersembunyi di dalam jaringan.

Dalam laporan jurnal ilmiah BMJ Case Reports beberapa waktu lalu, seorang wanita berusia 31 tahun asal Portugal, kehilangan implan yang ditanam di lengannya. Saat ditemukan, implan tersebut sudah berimigrasi ke paru-parunya.

Menurut kabar yang dilansir Livescience, implan tersebut dipasang pada 2017 dan harus diganti setelah 5 tahun. Perlu diketahui, wanita ini sudah menggunakan alat serupa selama delapan tahun dan sudah tiga kali diganti. Ketika implan ketiga dipasang, ia mulai merasakan gejala-gejala yang tidak mengenakkan pada tubuhnya.

Wanita tersebut mengalami pendarahan selama tiga bulan terakhir sehingga dokter memutuskan untuk melepas implan tersebut. Namun saat akan melakukan tindakan, implan tersebut sudah tidak ada pada tempatnya. 

Dokter pun melakukan pemeriksaan X-ray pada dada dan menemukan implan tersebut sudah berada di paru-paru kiri wanita itu. Beruntung, wanita tersebut tidak mengalami komplikasi parah dan dokter bisa mengambil implan dari paru-parunya.


Apa Penyebabnya?

Lantas mengapa fenomena semacam ini bisa terjadi? Menurut situs www.health.com, implan bisa bergerak di dalam tubuh ditanamkan terlalu dalam di lengan Anda. Selain itu, latihan fisik dengan intensitas tinggi terutama di bagian lengan, juga bisa membuat implan bergeser dari tempatnya ditanamkan.

Fenomena implan bergerak ke paru-paru memang jarang sekali terjadi. Namun ketika Anda menggunakan implan dan menyadari ada tanda-tanda yang tak biasa pada tubuh, seperti menstruasi yang tidak beraturan atau terjadi pendarahan, segeralah berkonsultasi pada dokter.

Implan masih bisa bekerja aktif meski tersembunyi dalam jaringan tubuh, Moms. Artinya, implan tersebut akan tetap bekerja untuk menunda kehamilan. Bagi yang masih ingin memiliki buah hati, kejadian ini tentu saja bisa mengandaskan impian mereka untuk hamil dan melahirkan.

Perlu diketahui, implan terbuat dari plastik yang dapat dibiodegradasi sehingga terkadang tak dapat dilacak oleh sinar X apabila tersembunyi dalam jaringan tubuh. Alhasil, ada kemungkinan implan akan sulit ditemukan ketika 'menghilang' dari tempatnya. So, meski tergolong aman dan efektif, Moms tetap disarankan untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)