Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Pasien Miskin Dapat Pelayanan Buruk

Pasien Miskin Dapat Pelayanan Buruk

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Betapa mulianya tugas sebuah unit pelayanan kesehatan. Unit ini memiliki tugas utama yang tentu tidak mudah-- menyelamatkan ribuan bahkan jutaan jiwa pasien yang datang. Namun ironisnya, masih saja ada kasus-kasus pasien yang ditolak berobat di sebuah rumah sakit lantaran keterbatasan biaya.

 

Faktanya, kasus yang membuat kita 'mengelus dada' itu terus bermunculan. Padahal, pasien-pasien yang kurang beruntung tersebut jelas memiliki hak yang sama dengan masyarakat lainnya. Terlebih lagi, pasien anak banyak mengalami kasus ini, seperti yang dirangkum M&B dalam beberapa kasus berikut.

 

1.  Ayu Tria Desiani
Ayu Tria Desiani, 7, meninggal di ICU RS Harapan Kita, Jakarta Barat, pada 27 Desember 2012 lalu akibat penyakit leukemia yang dideritanya. Bocah itu meninggal dunia lantaran ruangan ICU yang digunakannya digunakan sebagai lokasi syuting sebuah sinetron stripping yang disiarkan sebuah stasiun televisi lokal. Para kru film tersebut bahkan bebas keluar masuk ruangan yang seharusnya steril. Peralatan mereka yang berserakan, tentu menggangu pasien yang berada di ruangan tersebut. Saat itu, Ayu mengalami koma, jantungnya berhenti, sehingga mengharuskan dirinya untuk dipompa dengan alat. Namun, setengah jam kemudian, Ayu meninggal dunia. Ayu merupakan putri dari karyawan sebuah kantor berita di Jakarta.

 

2.  Putri Rahmadania
Putri Rahmadania, 2, mengalami gangguan sistem pernapasan. Namun, ia harus ditolak berobat di rumah sakit karena faktor kemiskinan. Menurut orangtua Putri, Agus, ia sempat mendapat rujukan dari Puskesmas untuk membawa Putri ke sebuah rumah sakit yang lebih besar. Namun, rumah sakit tersebut menolaknya dengan alasan tidak memiliki alat. Setelah itu, ia mencoba membawa Putri ke RS Hasan Sadikin, Bandung. Namun, Agus malah disuruh membawa Putri kembali ke rumah sakit sebelumnya.

 

3.  Revan Adiyaksa Andi Amir
Balita berusia 1 tahun 3 bulan ini meninggal akibat muntaber pada 26 Juni 2013 lalu setelah 4 rumah sakit di Makassar menolak merawat bayi dari keluarga pemegang kartu Jamkesda. Setelah 2 hari derita muntabernya, orangtua Revan memutuskan membawanya ke rumah sakit. Bukannya mendapat perawatan, ia malah ditolak. Satu rumah sakit beralasan tak bisa merawat karena Revan sudah kritis. Tiga lainnya menolak dengan alasan ruangan penuh. Akibat terlambat ditangani, kondisi Revan memburuk hingga akhirnya meninggal.

 

4.  Naila
Bayi berusia dua bulan ini meninggal di pangkuan ibunya pada 30 Oktober lalu. Naila meninggal karena terlambat mendapat pertolongan saat akan berobat di RSU Lasinrang, Pinrang. Saat itu, Naila sudah mengalami kesulitan napas. Namun, perawat di rumah sakit tersebut menolak memberi pelayanan karena berkas keterangan sebagai warga miskin yang dibawa orangtua Naila belum lengkap. Naila meninggal di pangkuan Sang Ibu saat ayahnya tengah berdebat dengan petugas di loket rumah sakit.

 

5.  Siti Fatimah
Saat datang ke rumah sakit, Siti Fatimah, 8, sudah tak berdaya di gendongan Sang Ibu, Maisaroh. Ketika Maisaroh ingin mendaftarkan anaknya menjadi pasien penyakit polio, ia ditolak  dengan alasan kartu Jamkesmas miliknya sudah tidak berlaku, sehingga Maisaroh harus membayar biaya perawatan Siti di luar kartu Jamkesmas. Ia mencoba memperpanjang masa berlaku kartu, tetapi masa perpanjangan kartu ternyata sudah berakhir. Sebagai ibu, Maisaroh hanya bisa pasrah. (Aulia/DMO/Dok. Freedigitalphotos)