Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Satu hal yang paling membuat ibu baru merasa frustrasi adalah tidak paham keinginan dan kebutuhan bayinya. Apakah ia menangis karena lapar, ataukah popoknya basah, atau karena mengalami sakit? Belum lagi jika ia menjerit, menggosok wajah, memalingkan muka, atau melengkungkan punggungnya.
Bayi memang belum bisa berkomunikasi dengan memakai bahasa. Namun, bukan berarti mereka tidak bisa berkomunikasi, Moms. Ternyata, bayi sudah berkomunikasi jauh sebelum mereka dapat mengucapkan kata pertama.
Demikian diungkapkan Linda Acredolo, Ph.D, professor emeritus psychology dari University of California, AS, sekaligus penulis buku Baby Signs. "Sejak dilahirkan, bayi sudah memiliki kemampuan untuk mengekspresikan beberapa emosi, termasuk rasa sakit dan rasa puas," ungkap Linda.
Saat Anda dapat membaca isyarat Si Kecil dan meresponsnya dengan tepat, ia akan merasa aman dan bonding Anda berdua pun akan semakin kuat. Hanya saja, hal tersebut ternyata tidaklah mudah. Butuh waktu yang lama sebelum Anda bisa memahami keinginan Si Kecil dengan tepat.
Studi menunjukkan bahwa 90 persen komunikasi orang dewasa dengan bayi adalah non-verbal, misalnya bayi mengepalkan tangan ketika lapar. Setelah mereka puas dan kenyang, tangan mereka akan rileks dan terbuka.
Selain menangis atau menunjukkan ekspresi wajahnya, berikut ini adalah isyarat tubuh yang sering diberikan oleh bayi dan maknanya, Moms.
1. Melengkungkan Punggung
Michele Saysana, M.D., Direktur Program Hospitalist Pediatric di RS Anak Riley, Indiana University School of Medicine, menyebutkan bahwa beberapa minggu setelah lahir, bayi mulai melengkungkan punggungnya sebagai tanda merasa tak nyaman.
Bayi akan menggeliat dan mencoba untuk mencari posisi yang lebih nyaman, dan seringnya diikuti dengan tangisan. Bayi juga sering melengkungkan punggung saat ia sudah cukup kenyang menyusu dan ingin pindah dari dada Anda.
Dan pada usia sekitar 4-5 bulan, gerakan ini mungkin bisa memiliki arti ia mencoba untuk berguling untuk pertama kalinya.
Yang harus dilakukan: Si Kecil mungkin hanya butuh perubahan posisi. Jika berada dalam gendongan, car seat, atau stroller, cobalah untuk mengeluarkannya dari sana selama beberapa menit. Peluk dengan posisi tegak di pundak Anda atau berikan ia sedikit waktu untuk bergeliat di tempat tidur.
2. Menggosok Mata atau Telinga
Bayi akan menggosok mata dan telinganya dengan tangan sebagai tanda ia mulai lelah. Sebelum usia 6 bulan, mereka akan menggosok wajah jika merasa gatal atau lelah. Setelah itu, mereka akan menarik atau menggosok telinganya.
Yang harus dilakukan: Saat bayi mulai menggosok mata atau telinganya, itu merupakan tanda sudah waktunya untuk menidurkannya. Tapi ingat, jika bayi Anda menggosok telinganya dan ternyata suhu tubuhnya hangat, Anda harus segera menghubungi dokter karena bisa jadi telinganya infeksi atau terserang infeksi lainnya.
3. Gerak Refleks
Suara keras dan lampu terang dapat memicu gerak refleks pada bayi. Ia akan melempar tangan dan kakinya, kemudian dengan cepat menariknya kembali lalu menangis. Gerakan ini hadir di awal kelahiran, tapi lalu memudar setelah 3-6 bulan.
Yang harus dilakukan: Meski tidak menyakitkan, kejutan dapat membuat bayi takut dan menangis. Untuk menciptakan rasa nyaman seperti ketika berada di dalam rahim, redamlah suara dan cahaya.
Cobalah untuk menyelimuti bayi atau membedongnya dengan tak terlalu kencang dan dengan teknik yang disarankan dokter. Teknik bedong baik untuk bayi baru lahir hingga berusia 4 bulan. Setelah itu, bayi sudah dapat menggeliat keluar dari bedong. Dan setelah 6 bulan, membedongnya justru bisa berisiko menimbulkan masalah pinggul dan lainnya. (M&B/SW/Dok. Freepik)