Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Menurut polling M&B, diketahui bahwa dua dari lima ibu memilih homeschooling untuk mendidik anak mereka. Bagaimana dengan Anda, tertarik mencoba homeschooling juga? Homeschooling biasanya diperuntukkan bagi anak-anak dengan keterbatasan fisik atau jarak, atau yang karena hal tertentu sehingga anak tidak mungkin mengikuti sekolah umum, misalnya karena sering berpindah rumah.
Namun di lain sisi, homeschooling juga alternatif dari sekolah umum yang lebih tepat untuk anak usia sekolah, bukan yang berusia di bawah lima tahun atau balita. Demikian tutur psikolog anak Dra. Lina E. Muksin, M.Psi.
Balita Perlu Stimulasi
"Sebaiknya Anda tidak memilih homeschooling jika Si Kecil masih di bawah 5 tahun," ujar Lina. Pada masa ini anak sedang dalam tahap bermain untuk merangsang stimulasi agar lebih berkembang. Batita sangat membutuhkan stimulasi dari lingkungannya dan peran orang tua sangat penting.
Sementara itu, anak usia sekolah butuh waktu untuk beradaptasi dan bersosialisasi dengan teman sebaya. Ia perlu stimulasi sosial karena pada masa ini, anak mulai melepaskan ketergantungan pada keluarga dan mencari interaksi dengan teman sebaya.
Anak yang sosialisasinya luas akan dapat belajar memahami tentang tenggang rasa atau berkompetisi. Ini hanya akan didapat jika ia diterjunkan ke dunia sosial bersama teman-teman sebaya. Namun jika ternyata ada hal yang tidak memungkinkannya bersekolah di sekolah umum, homeschooling bisa jadi alternatif yang sesuai.
Tipe-Tipe Homeschooling
Ada beberapa macam tipe homeschooling yang bisa Anda terapkan di rumah, yaitu:
1. Tipe Tunggal
Dalam tipe ini, orang tua mengajarkan anaknya sendiri tanpa bantuan pengajar. Dahulu, tipe ini dipakai oleh orang tua yang memeluk agama dengan kuat atau orang tua yang tinggal di daerah pedalaman. Kini, tipe ini juga sudah mulai digunakan oleh banyak orang tua yang ada di kota besar.
2. Tipe Majemuk
Tipe majemuk adalah homeschooling yang mengundang guru atau mengikutsertakan anak dalam kursus tertentu. Bisa juga digunakan sebagai pelengkap oleh orang tua yang menggunakan tipe tunggal. Jika digunakan sebagai pelengkap, biasanya orang tua mengikutsertakan anak ke dalam kursus-kursus keterampilan yang tidak dikuasai oleh orang tuanya. Namun, orang tua harus tetap mendampingi dan mengamati ketika anaknya mengikuti kursus.
3. Tipe Asosiasi
Tipe ini merupakan gabungan dari homeschooling tunggal dan majemuk, namun terdaftar dalam 1 asosiasi. Anak tidak perlu datang setiap hari ke tempat belajar, hanya pada jadwal yang sudah ditentukan. Dalam asosiasi ini, orang tua dengan tipe homeschooling tunggal dan majemuk dapat menambah ilmu mengajarnya, sekaligus memperkaya pengetahuan bersama anak-anaknya.
Manfaat Homeschooling
Ada sejumlah manfaat yang bisa Si Kecil peroleh dengan ikutan homeschooling, antara lain:
1. Mempererat hubungan keluarga
Metode ini membuat setiap anggota keluarga melakukan aktivitas edukasi bersama, berbagai pengalaman harian, dan bertukar pikiran sampai menemukan ide-ide baru. Selain itu, homeschooling juga membuat komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak dengan frekuensi teratur.
2. Memupuk tanggung jawab belajar
Kecenderungan yang terjadi kini adalah orang tua terbiasa menyerahkan 100 persen tanggung jawab belajar pada sekolah. Maka jangan kaget jika anak kadang lebih segan dan hormat dengan guru daripada orang tua. Dengan homeschooling, hal semacam ini tentu akan bisa dihindari.
3. Lebih kreatif
Anda bisa belajar dengan Si Kecil sekreatif mungkin, di mana saja dan kapan saja. (M&B/Tiffany/SW/Dok. Freepik)