Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms tentu sudah mengetahui, makanan pendamping ASI alias MPASI diberikan saat Si Kecil telah menginjak usia 6 bulan. Pertanyaannya, apakah Moms memilih untuk memberikan MPASI secara konvensional atau menggunakan metode BLW (Baby Led Weaning).
Jika cara konvensional bayi pertama kali diperkenalkan dengan makanan halus atau berbentuk bubur, metode BLW justru langsung menggunakan makanan padat yang bisa dipegang Si Kecil.
Metode BLW diperkenalkan oleh Gill Rapley, penulis yang juga mantan bidan dan konselor ASI asal Inggris. Rapley mengembangkan teori tentang BLW dan kesiapan bayi mengonsumsi makanan padat dalam penelitiannya untuk mendapatkan gelar master.
Saat memulai BLW, mungkin Si Kecil masih suka mempermainkan makanannya dengan cara dijilat atau digigit menggunakan gusi. Awalnya, makanan belum tentu ditelan. Bahkan bukan tak mungkin, ia akan memuntahkannya apabila merasa tidak suka dengan rasa atau teksturnya.
Pro dan Kontra
Metode BLW menjadi semacam tren dalam beberapa tahun terakhir. Para orang tua yang mendukung BLW mengatakan bahwa salah satu keuntungan metode ini adalah anak menjadi lebih mandiri, tidak picky eater atau terlalu pemilih saat makan, dan keterampilan menggunakan jari-jemarinya lebih cepat berkembang. Manfaat BLW antara lain:Â
⢠Memfasilitasi perkembangan kontrol otot-otot di sekitar mulut.
⢠Memberi pengalaman makan yang positif (tidak dipaksa dan terasa menyenangkan).
⢠Menguatkan pengendalian diri.
⢠Meningkatkan pengenalan cara makan di meja makan dan makanan yang biasa dimakan orang dewasa.
⢠Membantu anak menjadi petualang rasa yang senang mencicipi makanan-makanan baru saat tumbuh dewasa.
Di sisi lain, tak sedikit yang menentang BLW karena menganggap metode pengenalan makanan padat pada usia 6 bulan terlalu dini. Mereka khawatir, makanan padat itu akan membuat bayi tersedak karena belum terlatih dalam mengunyah dan menelan makanan.
Opini para dokter pun terbagi dua. Ada yang setuju, dan ada yang kurang sepakat dengan metode BLW. Mereka yang tidak setuju tetap beranggapan bahwa makanan lembek dan berbentuk bubur atau puree, paling layak untuk diperkenalkan saat bayi memulai MPASI pada usia 6 bulan. Lalu secara bertahan, bayi akan diberikan makanan dalam bentuk kasar hingga usia 12 bulan, saat anak siap mengonsumsi makanan keluarga.
Selain itu, hingga usia 2 tahun, Si Kecil berada dalam periode tumbuh kembang emas. Hal yang paling krusial pada masa ini adalah nutrisi. Oleh sebab itu, Moms diharapkan bisa memberikan MPASI dengan nutrisi dan jumlah yang cukup. Makan pendamping ASI juga harus memiliki kandungan lengkap energi, protein, makronutrien dan mikronutrien.
Dengan metode BLW, bayi dikhawatirkan tidak akan mendapat nutrisi dalam jumlah yang cukup karena biasanya menu yang diberikan adalah buah atau sayuran yang dikukus. Seperti orang dewasa, bayi juga memerlukan protein hewani sebagai sumber zat besi. Moms tentu tak bisa memberikan daging berbentuk padat bagi bayi yang masih berusia 6 bulan.
Sementara itu, bayi berusia kurang dari setahun biasanya belum terlalu mahir mengunyah karena giginya belum lengkap. Mereka belajar makan dengan cara menghisap-hisap makanan yang digenggamnya sehingga ada risiko jumlah yang masuk ke dalam tubuh hanya sedikit. Agar tumbuh kembangnya optimal, bayi tentunya perlu menelan makanan dengan jumlah yang cukup dan bukan hanya menghisapnya.
Tips BLW
Jika Moms memutuskan metode BLW adalah yang terbaik bagi Si Kecil, perhatikan hal-hal berikut ini:
⢠Tunggu hingga bayi Anda siap. Artinya, Si Kecil sudah mampu duduk sendiri di kursinya tanpa dibantu, memiliki kekuatan leher yang bagus, dan mampu memindahkan makanan ke belakang mulut dengan menggunakan gerakan naik-turung rahang. Biasanya, anak umur 6 bulan memang sudah punya kemampuan untuk memasukkan makanannya sendiri ke mulut. Akan tetapi, kemahiran mengunyah pada sebagian anak berkembang secara bertahap hingga usianya 9 bulan. BLW dipercaya membantu proses tersebut.
⢠Mulai dengan makanan yang lebih empuk atau lembut seperti buah-buahan yang sudah matang, kuning telur yang sudah dimasak, ikan dan daging yang telah dimasak serta disuwir-suwir, pasta, dan sayuran yang dikukus terlebih dahulu.
⢠Perhatikan nutrisi makanan. Berikan Si Kecil, makanan yang tinggi kalori dan mengandung zat-zat macam zat besi, zinc, protein dan lemak baik.
⢠Makan bersama. Ajak Si Kecil makan bersama Anda di meja makan sehingga ia bisa melihat cara Moms memasukkan makanan ke mulut dan menelannya.
⢠Bersiap menghadapi meja yang berantakan. Jangan kecewa apabila Si Kecil hanya mengacak-acak makanannya. Moms juga perlu tahu bahwa tidak semua bayi cocok menggunakan metode BLW pada awal MPASI. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)Â