Type Keyword(s) to Search
BABY

5 ‘Keanehan’ pada Newborn yang Perlu Anda Ketahui

5 ‘Keanehan’ pada Newborn yang Perlu Anda Ketahui

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms, saat buah hati Anda lahir, mungkin banyak 'keanehan' yang Anda jumpai pada bayi mungil Anda tersebut. Jangan keburu panik, Moms. Berikut ini jawaban dari dr. Fransiska Sri Susanti, Sp.A., dari RS PMI Bogor atas pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan orang tua baru seputar kondisi bayi mereka yang baru lahir.


1. "Kepalanya kok peang?"

Kepala peang pada bayi baru lahir sangat wajar karena ia berusaha menerobos jalan lahir selama berjam-jam. Agar mudah untuk keluar, tengkorak kepala bayi yang terbentuk dari lempengan-lempengan tulang yang belum menyatu akan mengerucut guna menyesuaikan diri.

Penyesuaian diri ini sebetulnya adalah bentuk perlindungan alami agar bayi terhindar dari keretakan tulang atau kerusakan otak selama proses persalinan normal.

'Keanehan' lain yang juga kerap tertangkap oleh mata orang tua adalah wajah bayi yang tampak penuh dengan gurat-gurat halus. Perlu diketahui, saat ia meluncur keluar, cuping hidungnya akan terhimpit oleh dinding vagina.

Sementara cairan yang tertahan dan terakumulasi di bawah kulit tipisnya akan membuat mata newborn terlihat bengkak. Boleh jadi akan terlihat pula lebam-lebam kecil di wajah dan kulitnya sedikit terkelupas jika persalinan dilakukan dengan bantuan forcep dan vacuum extractor.

Tak usah khawatir melihat semua 'keanehan' tersebut. Bayi Anda akan terlihat sempurna seiring dengan berjalannya waktu. Jadi, bersabarlah. Dalam waktu singkat, ia akan segera menjelma menjadi malaikat mungil yang Anda bayangkan selama ini.


2. "Aduh, kok enggak bisa diam, ya?"

Bisa dimaklumi kalau kaki dan tangan bayi selalu bergerak. Sekitar 9 bulan lamanya, ia hanya bisa meringkuk dalam rahim yang relatif sempit untuk ukuran tubuhnya.

Kini begitu lahir, bayi akan merasakan luasnya dunia yang memungkinkannya untuk menggerakkan seluruh anggota tubuh dengan leluasa tanpa hambatan. Selain itu, bayi baru lahir juga belum menemukan cara untuk mengontrol tubuhnya. Kalau sebelumnya ia sulit bergerak, kini ia bisa mengayunkan lengan dan kakinya dengan gerakan bebas.

Meskipun begitu, setelah setelah melewati minggu-minggu pertama, sistem geraknya lebih terorganisir. Akan tetapi, waspadai dan segera konsultasikan ke dokter jika getaran atau gerakan menggigilnya bersifat ritmis dan tak langsung berhenti walau Anda menyentuhnya.


3. "Kenapa kemaluan Si Kecil besar sekali?"

Sebagai orang tua baru, Anda mungkin cemas mengamati ukuran testis bayi baru lahir yang begitu besar sehingga terkesan kurang proporsional dengan tubuh mungilnya.

Selain unsur genetis dari garis ayah, di awal kehidupan bayi laki-laki, hormon masih memainkan peran besar dalam menentukan ukuran genitalnya. Pembesaran di area genital ini sebetulnya merupakan akibat dari tekanan pada bagian bawah yang terjadi selama proses persalinan. Tekanan tersebut membuat cairan tubuh terjebak dalam jaringan-jaringan tubuh, termasuk di testis.

Selain itu, bayi baru lahir juga masih mewarisi hormon-hormon ibu. Pada bayi laki-laki, hormon-hormon ini akan memperbesar testis, sedangkan pada bayi perempuan, biasanya akan membuat bibir vagina terlihat bengkak.

Tak perlu mencemaskannya Moms, toh setelah beberapa hari, pembesaran testis dan pembengkakan bibir vagina pada bayi baru lahir akan berkurang dengan sendirinya.


4. "Kulit bayi saya kok mengelupas?"

Sewaktu dalam rahim, bayi berendam dalam cairan ketuban dan kulitnya dilindungi oleh lapisan menyerupai lilin berwarna putih yang disebut vernix. Namun begitu bayi lahir dan terpapar udara, vernix ini akan mengelupas.

Kulit pada seluruh bagian tubuh sebetulnya mengalami pengelupasan, dan bagian kaki serta tangan yang paling terlihat. Jangan pernah menguliti kulit tersebut ya Moms, sebab Anda mungkin saja mengupas lapisan kulit Si Kecil yang belum saatnya terkelupas.

Untuk mengatasi 'gangguan' ini, Anda pun tak perlu mengoleskan segala macam cairan pelembap. Selain bersifat alami, pengelupasan ini umumnya hanya terjadi dalam 2 minggu pertama sejak bayi dilahirkan.


5. "Kok pup-nya encer? Apakah bayi saya diare?"

Jika dicermati, feses bayi ASI terlihat berbiji, berwarna kuning seperti mustar, cenderung cair, dan tak menyerupai bentuk apa pun. Beberapa bayi akan buang air besar 12 kali dalam sehari, sementara bayi lainnya mungkin hanya beberapa kali dalam seminggu. Sepanjang Si Kecil memperlihatkan pola pertambahan berat badan yang terus meningkat, Moms tidak perlu khawatir.

Yang juga patut dicermati, bayi yang mendapat ASI biasanya akan langsung buang air besar usai disusui. Kondisi ini disebut refleks gastrocolic, di mana setiap kali ada ASI yang masuk, akan keluar pula kotoran.

Tentu saja, Anda harus mengenali kebiasaan Si Kecil. Jika terjadi perubahan drastis terkait frekuensi, volume, dan konsistensi BAB-nya, segera konsultasikan ke dokter. (M&B/SW/Dok. Freepik)