Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Pilah-Pilih Imunisasi untuk Ibu Hamil

Pilah-Pilih Imunisasi untuk Ibu Hamil

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Melahirkan bayi yang sehat dan sempurna adalah keinginan setiap ibu. Selain mengonsumsi makanan sehat dan suplemen, Moms juga melakukan imunisasi guna menjaga kesehatan selama masa kehamilan.

Imunisasi diberikan agar ibu hamil terhindar dari penyakit. Selain itu, pemberian vaksin pada ibu hamil juga bermanfaat untuk menjaga bayi di dalam kandungan tumbuh dan lahir sehat.


Imunisasi yang Diberikan untuk Ibu Hamil

Idealnya, imunisasi dilakukan sebelum merencanakan kehamilan, seperti MMR (mumps, measles, dan rubella) dan varisella (cacar air). Akan tetapi ada beberapa jenis vaksin yang bisa diberikan saat Moms sudah mulai berbadan dua, seperti berikut ini.

1. Hepatitis B

Ibu yang mengalami hepatitis saat hamil sangat mungkin menularkan penyakit ini kepada bayi di dalam kandungan. Jadi sebaiknya, lakukan imunisasi hepatitis B ketika masa kehamilan untuk mencegah penyakit ini menyerang Anda dan janin. Biasanya, imunisasi ini dilakukan tiga kali sepanjang masa kehamilan. Imunisasi kedua dan ketiga akan dilakukan 1-6 bulan setelah imunisasi pertama.

2. Influenza

Penyakit yang satu ini memang terkesan ringan. Akan tetapi ketika Anda mengalaminya saat hamil, tentu akan mengganggu kesehatan Anda secara keseluruhan. Virus flu bisa saja membuat sistem kekebalan tubuh serta fungsi jantung menjadi menurun sehingga Anda mudah terserang penyakit lain. Jangan ambil risiko. Sebaiknya, segera dapatkan vaksin flu ketika Moms hamil.

3. Tetanus Diptheria Pertusis (Tdap)

Vaksin ini dilakukan untuk mencegah penyakit tetanus, difteri, dan pertusis pada ibu hamil serta janin. Idealnya, imunisasi ini dilakukan ketika Moms memasuki usia kehamilan trimester tiga. Namun Tdap tetap bisa didapatkan ketika ibu hamil di usia antara 27 dan 36 minggu.

4. Meningococcal

Vaksin pencegah meningitis atau radang selaput otak ini terbuat dari bakteri meningococcal yang sudah mati/tidak aktif sehingga aman untuk ibu hamil. Apabila ibu hamil menderita meningitis, maka virusnya dapat menjalar ke otak janin. Pada ibu hamil, imunisasi ini sebaiknya diberikan setelah trimester pertama guna menghindari risiko umum yang kerap terjadi ada periode tersebut, seperti keguguran.


Vaksin yang Dihindari untuk Ibu Hamil

Hal utama sebelum Moms melakukan imunisasi adalah berkonsultasi dengan dokter. Pastikan, tubuh Anda dalam kondisi sehat. Pada sebagian kasus, pemberian vaksinasi hanya akan memberikan efek demam ringan. Akan tetapi, jika imunisasi dilakukan saat kondisi kurang fit, efeknya bisa lebih fatal.

Selain itu, Moms juga perlu tahu bahwa tidak semua vaksin bisa diberikan kepada ibu hamil. Berikut adalah beberapa vaksin yang disarankan untuk dihindari semasa kehamilan guna mencegah risiko bayi mengalami kelainan, terlahir prematur, atau bahkan keguguran. 

1. Hepatitis A

Vaksin hepatitis A sebaiknya tidak diberikan saat hamil karena keamanannya belum teruji. Ibu hamil yang berisiko terpapar virus hepatitis A sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.

2. Measles, Mumps, Rubella (MMR)

Vaksin MMR dilakukan sebelum Anda merencanakan kehamilan, bukan pada saat sudah mengandung Si Kecil. Setelah menerima vaksin ini, Anda perlu menunggu setidaknya satu bulan sebelum memutuskan untuk hamil. Jika saat hamil ternyata Moms diketahui tidak kebal terhadap rubella, maka vaksin MMR baru dapat diberikan setelah melahirkan atau usai masa kehamilan.

3. Varicella (cacar air)

Seperti halnya MMR, varicella juga diberikan sebelum kehamilan. Moms bisa melakukan imunisasi varicella setidaknya sebulan sebelum hamil.

4. Pneumokokus

Tingkat keamanan vaksin pneumokokus (PCV) terhadap kehamilan belum diketahui secara pasti. Jadi vaksin ini sebaiknya dihindari ya Moms. 

5. Polio

Vaksin polio tersedia dalam bentuk oral (oral polio vaccine/OPV) yang terbuat dari virus polio yang telah dilemahkan, atau dalam bentuk suntikan (inactivated polio vaccine/IPV) yang terbuat dari virus yang telah dinonaktifkan. Meski tersedia vaksin tidak aktif, kedua jenis vaksin tersebut tidak dianjurkan untuk ibu hamil kecuali berisiko tinggi terhadap polio. Dalam kondisi semacam ini, IPV dapat dipertimbangkan.

6. HPV

Vaksin yang berperan untuk mencegah virus HPV penyebab kanker serviks ini tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Apabila vaksin HPV telah sempat diberikan sebelum hamil, maka pemberian sisa dosis bisa ditunda.

7. BCG

Vaksin ini merupakan vaksin aktif yang berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap tuberkulosis. Mengingat keamanannya untuk kehamilan masih perlu diteliti lebih lanjut, vaksin BCG sebaiknya tidak diberikan kepada ibu hamil. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)