Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Sepertinya, serba salah memang jika bicara mengenai pernikahan dan usia ya, Moms. Jika seorang wanita berusia 30-an belum juga menikah, maka ia akan dicap sebagai 'perawan tua'. Sedangkan, bagi mereka yang memutuskan untuk menikah muda, sering kali akan dikritik karena dianggap belum siap untuk berumah tangga.
Padahal, berdasarkan UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, usia legal bagi seorang wanita untuk menikah adalah minimal 16 tahun dan bagi laki-laki adalah minimal 19 tahun. Itu artinya, sah-sah saja jika seorang wanita memutuskan untuk menikah di usia 18, 19, atau 20 tahun.
Pertanyaannya, apakah di usia itu seorang wanita sudah siap untuk menikah, mengandung, dan kemudian menjadi seorang ibu?
Usia Ideal
Bila dilihat dari kesiapan fisik, dr. Bayu Agus Widianto, Sp.OG, dari RSIA Hermina Galaxy, Bekasi, mengatakan bahwa usia 18-20 tahun memang bukan usia ideal seorang wanita untuk mengandung dan melahirkan.
"Usia di atas 20 tahun adalah usia ideal seorang wanita untuk bereproduksi. Di usia tersebut, hormon serta organ reproduksi wanita dalam kondisi optimal dan sudah dapat bekerja sebagaimana mestinya," jelas dr. Bayu.
Meskipun usia ideal bereproduksi adalah di atas 20 tahun, bukan berarti wanita di bawah usia tersebut tidak dapat hamil. "Mereka bisa hamil, tapi kehamilannya akan disertai dengan sejumlah risiko dan komplikasi kehamilan," tambah dr. Bayu. Risiko kehamilan di usia muda antara lain adalah pre-eklampsia, melahirkan bayi dengan berat badan rendah, serta keguguran.
Kehamilan juga akan semakin berisiko bila para ibu muda tidak siap secara edukasi dan emosional. "Minimnya pengetahuan mengenai kehamilan menyebabkan para ibu muda tidak menjaga pola makan. Ada juga ibu-ibu muda yang masih saja asyik menjalani gaya hidup remaja yang kurang sehat," ungkap dr. Bayu.
Matang Emosional
Menikah lalu menjadi ibu di usia muda memang membuat waktu untuk bergaul dan bersenang-senang dengan teman seusia menjadi terbatas. Tanggung jawab yang mesti dipikul juga jauh lebih besar karena kehadiran anak dan suami. Tapi bukan berarti secara emosional semua wanita di usia tersebut belum siap menjadi seorang ibu.
Mira D. Amir, psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi seorang wanita muda siap menjalankan perannya sebagai istri dan ibu yang baik adalah lingkungan.
"Bila lingkungannya mendukung ide mengenai pernikahan dan menjadi orang tua di usia muda, maka kematangan emosional pun akan terbentuk," kata Mira. Ia juga menambahkan, jika seorang wanita menjadi ibu di usia muda, maka sebaiknya ia sudah memahami peran normatif seorang istri dan ibu untuk menghindari konflik yang bisa saja berujung pada perceraian. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)