Type Keyword(s) to Search
BABY

Bayi Tanpa Anus dan Kolon

Bayi Tanpa Anus dan Kolon

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Nasib malang menimpa seorang bayi laki-laki bernama Rafi Ramadhan Furqon. Bayi berusia 4 bulan itu terlahir tanpa anus dan usus besar (kolon). Selain itu, ia juga memiliki alat kelamin yang tidak sempurna. Menurut penuturan Sang Ibu, Lyra Famia Rahma, Rafi lahir dalam usia kandungan 39 minggu melalui persalinan normal dengan berat badan 2,2 kg dan panjang 42 cm.

 

Saat kehamilan anak keduanya itu, tidak ada firasat aneh yang dirasakan Lyra. Ia pun mengaku rajin memeriksakan kandungannya setiap bulan dan memantaunya lewat USG. Hasil USG memperlihatkan kandungan Lyra selalu tidak ada masalah dan semua organ janinnya sempurna.

 

Diakui Lyra, saat usia kandungan 1 hingga 4 bulan, ia kerap mengalami berbagai keluhan, seperti mual dan muntah. Ia pun sempat beberapa kali dirawat di rumah sakit, karena susah makan. Lyra bahkan sempat masuk ICU, karena mengalami sesak napas dan sakit gigi, hingga pingsan. Namun, setelah 4 bulan, keluhan itu tak pernah dirasakannya lagi. Ia pun tidak pernah terlewat memeriksakan kandungannya ke dokter, dan semua terlihat normal.

 

Hingga akhirnya, Rafi harus lahir di usia kandungan 39 minggu, karena Sang Ibu mengalami pecah ketuban dan kontraksi hebat. Lyra mengatakan, setelah melahirkan Rafi, dirinya tidak langsung diizinkan melihat bayinya, karena alasan kondisi tubuh dirinya yang masih sangat lemah. Padahal, seharusnya saat bayi lahir, perlu langsung dilakukan tindakan IMD.

 

Keadaan Rafi Terungkap

Sampai akhirnya, pihak keluarga menjelaskan bahwa bayi Rafi ternyata langsung dibawa ke rumah sakit yang lebih besar di daerah Bandung untuk menjalani sebuah operasi. Sejak itu, keadaan fisik Rafi mulai diketahui Sang Ibu. Ya, Rafi lahir tanpa anus, lubang pusar, dan alat kelamin yang tidak sempurna. “Dokter hanya menjelaskan kalau masalah tidak ada anus memang sering dijumpai, tetapi anak saya diperparah dengan 3 keterbatasan fisik itu. Posisi tulang anak saya juga terbuka, tidak menutup seperti anak normal lainnya. Saya sempat putus asa dan tidak bersemangat lagi,” ungkap Lyra.

 

Saat ini, Rafi sudah menjalani 1 kali operasi pembuatan 2 lubang di bagian perutnya untuk pembuangan urine dan kotoran. “Menurut dokter yang menangani, masih ada beberapa kali operasi lagi yang harus dijalani Rafi, yaitu operasi penutupan kandung kemih dan pemotongan tulang panggul, karena posisinya tidak menutup. Miris mendengarnya, apalagi tindakan-tindakan tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar,” lanjut Lyra.

 

Karena keterbatasan biaya, saat ini Rafi hanya dirawat di rumah oleh Sang Ibu. Lyra mengungkapkan, hampir setiap hari ia terus menangis melihat kondisi anaknya. “Sekarang saya rawat di rumah saja. Saya masih sering menangis saat mengganti kantong pembuangan Rafi yang saya buat sendiri. Saya juga tak tega melihat Rafi menangis kesakitan saat saya mengganti kantong pembuangan tersebut. Saat melihat kondisi alat vitalnya pun saya selalu bertanya-tanya, kenapa seperti ini,” kisah Lyra.

 

Lyra berharap ada pemecahan masalah untuk membantu keadaan anaknya yang tidak sempurna seperti anak lainnya. “Untuk mencapai kesempurnaan organ, dokter mengatakan umumnya tindakan-tindakan akan berlangsung sampai usia 40 tahun. Saya sudah bingung bagaimana cara menghadapi ujian ini. Namun, kehadiran Rafi tetap hadiah yang sangat luar biasa yang diberikan oleh Sang Pencipta,” tutur Lyra. (Aulia/DMO/Dok. Pribadi)