Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Waspada! Bahaya Cacar Monyet atau Monkeypox pada Anak

Waspada! Bahaya Cacar Monyet atau Monkeypox pada Anak

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms, mungkin Anda sudah mendengarnya, saat ini berbagai negara, termasuk juga Indonesia, sedang dalam keadaan siaga dengan kehadiran penyakit monkeypox atau cacar monyet. Penyakit ini awalnya diketahui diderita oleh seorang berkebangsaan Nigeria yang berkunjung ke Singapura pada 16 Mei lalu. Dan virus dari penyakit ini pun dikhawatirkan bisa masuk ke Indonesia dan menyerang kita.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), monkeypox adalah penyakit zoonosis virus langka yang terjadi, terutama di bagian terpencil Afrika tengah dan barat, dekat hutan hujan tropis. Virus ini mirip dengan cacar manusia, namun tergolong lebih ringan.

Nigeria menjadi negara yang penduduknya paling banyak terinfeksi virus ini. Penyebaran virus penyakit ini bisa terjadi akibat adanya kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, khususnya saat mengonsumsi daging hewan yang telah terinfeksi dan tidak dimasak dengan benar sebelumnya.

Sedangkan penularan antara manusia ke manusia, bisa terjadi karena adanya kontak dekat dengan penderita. Misalnya dari sekresi saluran pernapasan, lesi kulit, atau benda yang terkontaminasi cairan dari pasien penderita monkeypox.


Risiko Anak Lebih Tinggi

Penyakit cacar monyet ini diketahui lebih rentan terkena pada anak-anak. Dr. dr. Djatnika Setiabudi, Sp.A(K), MCTM Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) menyebutkan data bahwa 10 persen penderita monkeypox adalah anak-anak, khususnya mereka yang memiliki kekebalan tubuh yang rendah.


Dari siaran pers, Dokter Djatnika menjelaskan bahwa gejala umum cacar monyet adalah demam dengan nafsu makan yang berkurang. Pada fase kedua, gejala demam akan berlanjut selama lima hari yang diikuti ruam kulit. Cacar yang timbul juga menyebar dari area wajah, lalu ke seluruh tubuh.

Apabila terjadi kelainan, muncul juga bentol berisi nanah yang akan pecah dan membekas. Monkeypox sendiri memang bisa sembuh dengan sendirinya, dalam waktu dua hingga tiga minggu. Rantai penularannya juga bisa diputus dengan mengkarantina pasien dari kontak dekat dengan orang lain.

Meski dinyatakan lebih ringan daripada cacar manusia, monkeypox akan bisa sangat berbahaya apabila tidak ditangani sesegera mungkin. Salah satu efeknya adalah dapat menyebabkan pneumonia. Jika kondisi ini terjadi, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.


Jaga Kebersihan Keluarga!

Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa sampai saat ini, belum ditemukan kasus monkeypox di Indonesia. Sehingga masyarakat dianjurkan untuk tidak panik dan lebih bijak saat menerima informasi mengenai penyakit ini.

Namun, sebagai orang tua Moms tetap harus waspada terhadap cacar monyet yang bisa saja menyerang Si Kecil. Salah satu tindakan preventif yang bisa dilakukan adalah dengan mengundurkan waktu pergi ke luar negeri untuk mencegah penyebaran cacar monyet. Selain itu, juga tidak melakukan interaksi langsung dengan primata saat ke kebun binatang.

Yang lebih penting, lakukan gaya hidup sehat, seperti rutin berolahraga dan penuhi nutrisi agar imunitas tubuh tetap terjaga baik. Selain itu, jaga kebersihan diri, terutama mencuci tangan dengan sabun saat hendak makan atau setelah bermain dengan hewan peliharaan. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik, CDC Public Health Image Library - WHO)