Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, coba lihat wajah mungil Si Kecil, lebih mirip Anda atau suami Anda? Mirip siapa anak Anda, Anda pasti sangat paham bahwa hal ini tidak ada yang bisa membuat atau merencanakan, bahkan dokter sekali pun. Semua itu adalah misteri Ilahi. Karakter fisik manusia memang dipengaruhi oleh gen, dan campur tangan Tuhan-lah yang mengatur semuanya. Berikut ini penjelasan tentang gen pada bayi Anda, Moms.
Miniatur Ayah atau Ibu?
"Embrio bayi tercipta karena terjadi pembuahan, yaitu ketika sel sperma bertemu dengan sel telur. Keduanya bergabung menjadi kromosom yang baru, yang berasal dari 50 persen kromosom dan 50 persen sel telur. Apakah Si Kecil nantinya akan lebih mirip dengan ayah atau ibu, tergantung gen milik siapa yang dominan," kata dr. Indra N.C. Anwar Sp.OG dari RS Bunda, Jakarta.
Memang, jika diperhatikan, seorang bayi yang lahir adalah unik. Ada yang mirip sekali dengan ayahnya atau serupa dengan ibunya. Namun seiring dengan pertumbuhannya, wajah Si Kecil bisa saja berubah.
Karakter gen juga berbeda-beda. Misalnya, gen orang Eropa atau Afrika, berbeda dengan orang Asia. Namun mana yang lebih dominan tidak dapat diketahui dengan pasti.
"Kadang bisa terjadi, contohnya, salah satu orang tua berasal dari Eropa dan berambut pirang, ternyata anaknya tidak memiliki rambut pirang. Namun, saat ia mempunyai cucu, ternyata cucunya yang berambut pirang," jelas dr. Indra.
Jadi, karakter gen memang terkadang langsung diturunkan dari orang tua kepada anaknya, tapi seringkali juga tidak seperti itu.
Gen Bukanlah Bakat
Seperti apakah karakter Si Kecil? Apakah ia periang dan mudah bergaul seperti Anda, atau justru tenang dan lebih pendiam seperti ayahnya?
"Jangan salah, sifat sama sekali tidak berhubungan dengan gen, karena tidak ada yang namanya gen sifat. Sifat lebih berhubungan dengan bakat yang memang mungkin diturunkan, namun bukan karena ia memiliki gen tertentu. Misalnya alergi, yang diturunkan dari orang tuanya, tapi tidak ada yang namanya gen alergi," imbuh dr. Indra.
Penyakit Genetik
Bagaimana dengan penyakit genetik? Penyakit genetik disebabkan oleh kelainan genetik. Namun kelainan genetik ini tidak selalu merupakan warisan dari orang tuanya.
"Anak yang lahir dengan Down syndrome, misalnya, kedua orang tuanya biasanya normal. Namun ketika terjadi pertemuan kedua kromosom terjadi kesalahan mengkopi sehingga perkembangan janin menjadi tidak sempurna," jelas dr. Indra.
Namun bisa juga terjadi sebaliknya, seperti pada anak yang menderita talasemia. Biasanya salah satu atau bisa juga kedua orang tuanya sudah memiliki gen penyakit tersebut. Ketika terjadi pembuahan, maka gen itu pun diturunkan.
Mendeteksi Kelainan pada Janin
Bisakah para ahli melakukan 'perbaikan' pada kelainan yang terjadi pada kromosom atau gen? Sayangnya belum. "Saat ini para ahli baru bisa melakukan screening pada janin untuk mengetahui apakah ada kelainan seperti Down syndrome," kata dr. Indra.
Pada program bayi tabung, deteksi kromosom pada embrio ini disebut Preimplantation Genetic Diagnosis (PGD). Jika setelah dilakukan PGD ternyata memang ada kelainan pada embrio, maka jika orang tua menginginkan, proses bayi tabung itu boleh saja tidak diteruskan.
Pada kehamilan biasa, calon ibu bisa memeriksa apakah ada kelainan lewat USG pada usia 11-14 minggu kehamilan. Sedangkan untuk screening, dengan cara mengambil contoh cairan ketuban, baru bisa dilakukan pada usia kehamilan yang lebih tua, yaitu 16 minggu. (M&B/SW/Dok. Freepik)