Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Serba-Serbi Plasenta yang Moms Harus Tahu

Serba-Serbi Plasenta yang Moms Harus Tahu

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Selain janin, di dalam rahim juga tumbuh organ nan menakjubkan bernama plasenta. Organ yang satu ini memiliki banyak manfaat bagi janin, dan sangat memengaruhi perkembangannya.

Hanya dalam jangka waktu 12 hari setelah pembuahan, calon bayi Anda sudah memiliki "babysitter" yang siap mengurusnya. Babysitter yang dimaksud adalah plasenta, atau yang bisa dikenal sebagai ari-ari. 

Plasenta punya banyak tugas. Letaknya yang mengelilingi janin akan memberikan semua keperluannya, termasuk oksigen, nutrisi, dan hormon dari darah Anda sendiri. Plasenta membuang kotoran calon bayi dan melindunginya dari kemungkinan infeksi serta menyuplai hormon-hormon yang menjaga kelangsungan hidup janin.

Nantinya, plasenta juga akan memicu kontraksi pada proses kelahiran. Kapan produksi ASI dimulai pun, plasenta jugalah yang memerintahkan.


Fakta Ilmiah

Ada dua bagian plasenta, satu pada sisi ibu yang menempel pada dinding rahim dan satu lagi ketuban yang menempel pada janin melalui tali pusat. Plasenta yang menempel pada sisi ibu, berwarna merah tua pekat, berongga, dan bergelombang. Pada sisi inilah makanan janin, oksigen, dan anti bodinya diproses sebelum diantarkan kepada janin.

Selain itu, di sisi ini pula kotoran janin disaring dan dikembalikan ke aliran darah lalu larut di dalam tubuh, dan diproses lagi di ginjal sebelum akhirnya dikeluarkan oleh sang ibu. Hebatnya, semua proses ini berlangsung tanpa mengganggu si jabang bayi.

Pada trimester ketiga, plasenta akan melunak dan membiarkan molekul-molekul dari dunia luar melintas masuk melalui cairan amniotic yang mengelilingi bayi. Pada periode ini, janin Anda sudah mulai ikut merasakan makanan yang Anda konsumsi. Bahkan menurut beberapa ahli, indra penciumannya juga sudah mulai bekerja.

Pada usia 40-42 minggu, plasenta masih bekerja dengan baik. Akan tetapi jika melewati 42 minggu Anda tak kunjung melahirkan, dokter Anda akan menduga telah terjadi kegagalan pada kerja plasenta.


Tentang Plasenta

• Plasenta atau ari-ari merupakan satu-satunya organ tubuh yang dapat dibuang.

• Plasenta memiliki ukuran permukaan 13 meter persegi, dengan diameter 25 sentimeter dan berat 450 gram.

• Plasenta dapat menghalangi hormon stres agar tidak memengaruhi bayi.

• Menurut ilmu kedokteran Cina, plasenta merupakan obat sakti. Konon meminum plasenta dalam kemasan kapsul dengan anggur putih, dapat mengatasi depresi pasca-melahirkan dan mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.

• Pada bulan ke-4, sekitar 27 liter darah mengalir melalui plasenta dan pada bulan ke-9, jumlahnya meningkat hingga 330 liter.

• Merokok adalah salah satu kebiasaan yang bisa merusak plasenta karena nikotin dapat mempersempit pembuluh darah sehingga aliran darah tersumbat. Efeknya, pertumbuhan janin jadi terhambat.

• Untuk memperkuat plasenta, Anda bisa mengonsumsi makanan kaya protein seperti daging tanpa lemak atau keju, khususnya menjelang kelahiran.


Masalah pada Plasenta

Organ yang satu ini sesungguhnya kuat, tapi tentu saja tak menutup kemungkinan adanya masalah. Ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu masalah apa saja yang mungkin bisa dialami plasenta sehingga bisa diantisipasi.

1. Gagal plasenta. Seharusnya plasenta bekerja melindungi dan merawat bayi secara total. Namun terkadang, plasenta bergerak turun sehingga mengakibatkan darah tidak dapat mengalirinya dengan baik. Masalah seperti ini sesungguhnya bisa terdeteksi ketika Anda melakukan pemeriksaan rutin.

2. Placenta praevia. Normalnya, letak plasenta tinggi di dalam rahim dan jauh dari mulut rahim. Sedangkan placenta praevia adalah kondisi saat plasenta berada di bawah, dekat dengan mulut rahim sehingga menutupi jalan lahir. Meski jarang terjadi, kondisi ini sesungguhnya bisa terdeteksi sejak dini. Dalam kasus ini, ibu yang mengalami placenta praevia harus menjalani operasi caesar ketika akan melahirkan bayinya.

3. Plasenta tiba-tiba lepas. Kadang-kadang plasenta bisa terlepas dengan sendirinya dari dinding rahim. Hal ini mungkin disebabkan karena kekurangan protein dan asam folat yang sangat dibutuhkan selama mengandung. Ibu hamil yang mengidap darah tinggi juga rentan terhadap risiko ini. Meski jarang terjadi, kasus plasenta yang tiba-tiba lepas biasanya dialami para ibu yang sudah beberapa kali melahirkan.


Bagaimana Plasenta Keluar?

Plasenta akan keluar dari rahim setelah bayi lahir, atau yang dikenal sebagai tahap ketiga melahirkan. Ada dua metode mengeluarkan plasenta, yaitu:

1. Yang direncanakan menggunakan suntikan syntometrine atau syntocinon untuk merangsang terjadinya kontraksi dan mengurangi risiko pendarahan.

2. Secara alami tanpa suntikan apa pun. Rahim Anda akan mengalami kontraksi dengan sendirinya dalam waktu 20 hingga 30 menit, atau lebih. Setelah plasenta keluar, dokter atau bidan akan memeriksa rahim Anda apakah sudah benar-benar bersih atau belum. Plasenta yang tertinggal dalam bentuk sekecil apa pun bisa menyebabkan pendarahan. Untuk mengeluarkannya harus melalui proses kuret sampai rahim Anda benar-benar bersih. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)