Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, penyakit cacar air umumnya memang dialami oleh anak-anak. Namun, bukan tidak mungkin ibu hamil juga terkena cacar air, walaupun hal ini jarang terjadi.
Bagi Moms yang sudah pernah menderita penyakit ini, mungkin tubuh Anda akan lebih kebal dengan cacar air, sehingga Anda tidak perlu khawatir. Namun, bagaimana jika Moms belum pernah terkena cacar air atau terkena cacar air saat hamil? Karena itu, bumil wajib waspada dengan penyakit satu ini sebab cacar air pada ibu hamil akan memberikan risiko pada janin.
Gejala Awal Cacar Air
Cacar air diawali oleh gejala yang mirip dengan sakit demam, yaitu kondisi tubuh melemah, kepala pusing, demam, serta kadang diiringi dengan batuk. Dalam kurun waktu 24 jam, akan timbul bintik-bintik merah yang berkembang menjadi bisul berisi cairan.
Bisul tersebut umumnya muncul pertama kali di bagian perut, punggung, atau wajah, selanjutnya menyebar hampir ke seluruh bagian tubuh, termasuk kulit kepala, mulut, hidung, telinga, dan kelamin. Untungnya, bisul ini akan mengering dalam waktu seminggu. Namun berita buruknya, pada masa inilah rasa gatal yang hebat akan menyerang.
Risiko pada Janin
Cacar air saat hamil memang dapat memengaruhi perkembangan janin. Diperkirakan, sebanyak 1,5 persen bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan kehamilan trimester awal terserang cacar air menderita congenital varicella syndrome (CVS).
Menurut dr. Suryono S. Imam Santoso, Sp.OG, jika ibu hamil dengan usia kandungan kurang dari 20 minggu terkena cacar air, meskipun hal ini jarang terjadi, janin berisiko menderita penyakit bawaan, seperti adanya keloid (bekas luka pada kulit bayi), kelainan pada otot dan tulang, kelainan pada tungkai kaki atau tangan, kepala lebih kecil dari ukuran normal, penglihatan tidak normal, serta keterlambatan perkembangan mental.
Cacar air juga tak bisa dianggap remeh jika terjadi menjelang bayi lahir. Jika cacar air menyerang bumil di minggu terakhir kehamilan, bayi berisiko terinfeksi cacar air pula saat lahir karena ia belum mendapat kekebalan tubuh dari ibunya.
Berbeda bila calon ibu tertular pada masa sebelum ia hamil, Si Kecil tidak akan tertular. Ia tetap aman karena mendapat imunitas dari plasenta dan ASI seperti bayi lainnya.
Penanganan Cacar Air pada Ibu Hamil
Apabila Anda merasakan gejala cacar air saat hamil, segera periksakan ke dokter agar ditangani dengan cepat. Untuk mengetahui janin tertular atau tidak, Anda dapat melakukan pemeriksaan USG serial sampai kehamilan 5 bulan. Penanganan sedini mungkin dapat mencegah Si Kecil lahir dengan kelainan seperti di atas.
Ibu hamil yang dicurigai terkena atau sudah terjangkit cacar air, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Biasanya, dokter akan merekomendasikan suntikan antibodi varicella-zoster immune globulin (VZIG) untuk menghadapi virus ini. Setelah suntikan berselang 72 jam, suntikan antibodi bisa mencegah atau mengurangi penderitaan akibat cacar air. VZIG aman baik bagi ibu hamil maupun janin.
Pemberian VZIG secara dini biasanya akan mengurangi keluhan akibat infeksi. Hal ini penting karena ibu hamil yang terkena cacar air juga berisiko komplikasi pneumonia (radang paru-paru). Karenanya sebaiknya Anda lebih berhati-hati saat hamil jika di lingkungan atau anggota keluarga yang lain ada yang terjangkit cacar air karena sangat menular.
Pencegahan
Bagi calon Moms yang belum pernah terkena cacar air, sebaiknya lebih waspada. Anda juga harus menjauhi kerabat atau siapa pun yang sedang menderita penyakit tersebut, mengingat risikonya cukup berbahaya untuk Anda dan janin.
Untuk mencegahnya, Moms sebaiknya meningkatkan daya tahan tubuh, istirahat yang cukup, minum suplemen vitamin C, dan obat-obatan antivirus. Jangan lupa, lakukan hal tersebut sesuai petunjuk dokter. (M&B/SW/Dok. Freepik)