Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Seorang ibu pernah mengeluhkan mengenai anaknya yang ia masukkan ke sekolah berbasis bahasa Inggris. Awalnya, ia bertujuan agar Si Kecil memiliki kemampuan bahasa asing yang pastinya akan dibutuhkan ketika ia bekerja nanti. Ia pun berpendapat bahwa yang ia lakukan tersebut merupakan hal yang tepat.
Ternyata, perkiraan si ibu tersebut salah, setelah ia mendapati kemampuan bahasa Indonesia Si Kecil malah lebih buruk daripada kemampuan bahasa Inggrisnya. Akibatnya, komunikasi anak dengan teman sepermainan di rumah jadi terhambat, dan terbatas pada teman sekolahnya saja. Kadang, ia pun jadi kurang nyambung jika diajak ngobrol dengan teman di rumah.
Kurang cermat saat memilih sekolah dwibahasa atau dual language seringkali dialami oleh para orang tua masa kini. Sekolah yang memiliki metode pengajaran yang tidak tepat memang bisa berdampak kurang baik bagi perkembangan komunikasi Si Kecil. Sebenarnya, kapan usia terbaik bagi anak untuk mulai belajar bahasa asing dan membuat kemampuan berbahasanya maksimal, baik bahasa ibu maupun bahasa asingnya? Ini penjelasannya, Moms.
Usia Tepat Anak Belajar Bahasa Asing
Psikolog Dra. Mayke Tedjasaputra, M.Si dari Fakultas Psikologi UI mengatakan, usia tepat seorang anak bisa sekolah dwibahasa adalah pada saat ia berusia 3 tahun.
Di usia tersebut, seorang anak yang tidak memiliki gangguan perkembangan bahasa umumnya sudah fasih berbicara dalam bahasa sosial atau bahasa sehari-hari.
Pada prinsipnya, seorang anak berbahasa dengan mendengar apa yang dibicarakan lingkungannya sehari-hari. Ketika ia telah memahami konsep berbahasa ibu dengan baik, maka akan lebih mudah baginya untuk belajar bahasa asing, seperti bahasa Inggris.
"Dengan menguasai bahasa ibu, yaitu bahasa Indonesia, maka identitasnya sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang sehingga rasa nasionalisme tetap ada di dalam diri seorang anak. Bahasa Indonesia tetap harus dipelihara supaya ketika ia bersosialisasi dengan lingkungan termasuk teman sebayanya di rumah, ia akan dapat berkomunikasi dengan baik. Jika kemampuan bahasa Indonesianya kurang, akan kasihan nanti karena saat bercakap-cakap dengan teman-temannya, Si Kecil jadi kurang paham dan mengerti," ujar Dra. Mayke.
Selain perbincangan yang tidak nyaman, Si Kecil yang telah mengenyam pendidikan dwibahasa sebelum ia menguasai bahasa ibu akan mengalami kebingungan dalam berbahasa. Apalagi bila di rumah, orang tua atau keluarganya menggunakan bahasa campuran, yakni bahasa daerah dan bahasa Indonesia.
Boleh Menyekolahkan Anak di Sekolah Dwibahasa Asal...
"Bila seorang anak belum menguasai suatu konsep dalam sebuah bahasa dan ia sudah diberikan bahasa lain, akan terjadi kebingungan dalam dirinya. Karena itu,sangat penting untuk memantapkan bahasa sosial dalam bahasa ibu. Seiring bertambahnya usia anak, barulah ia diperkenalkan pada bahasa akademis, baik dalam bahasa ibu maupun bahasa asing yang akan dijumpainya dalam pendidikan sekolah," tambah Dra. Mayke.
Menurut Dra. Mayke, sebenarnya sekolah dwibahasa ini bukanlah merupakan pilihan sekolah yang wajib diberikan pada Si Kecil. Namun, bukan berarti Anda tidak diperkenankan untuk menyekolahkan Si Kecil di sekolah dwibahasa.
Dra. Mayke menyarankan agar Moms memilih sekolah dwibahasa yang baik. Sekolah dwibahasa yang baik seharusnya memberikan bahasa pengantar awal dalam bahasa Indonesia ketika Si Kecil baru saja masuk sekolah.
Setelah itu, perlahan-lahan barulah anak diperkenalkan pada bahasa asing, namun bukan dalam sistem menghapal, tetapi melalui permainan. Misalnya, ketika bermain bola, guru mengatakan bahwa bola itu adalah ball.
"Setiap hari materi yang disampaikan tetap menggunakan bahasa ibu atau bahasa Indonesia juga, jadi tidak hanya menggunakan bahasa Inggris," imbuh Dra. Mayke. (M&B/SW/Dok. Freepik)