Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Ibu hamil kerap sangat ingin makan makanan tertentu. Rasa ingin yang teramat sangat ini biasa dikenal dengan istilah ngidam.
Bahkan, ada mitos yang sangat terkenal mengatakan bahwa jika ngidam tidak dipenuhi, bayi yang lahir nantinya akan banyak meneteskan air liur. Benarkah demikian? lantas, sebenarnya, apa sih mengidam itu?
Penyebab Ngidam
Di dalam ilmu kedokteran kandungan, ngidam bukanlah faktor medis. Bahkan tidak ada data sains yang bisa menegaskan bahwa mengidam itu benar-benar ada dan harus ditangani secara medis.
Brad Imler, presiden American Pregnancy Association, mengatakan bahwa hingga kini para ahli pun hanya menduga jika ngidam adalah masalah hormonal.
Spekulasi yang muncul adalah, ngidam disebabkan oleh perubahan hormon. Hormon memberi sinyal ke otak mengenai keinginan-keinginan tersebut. Perubahan hormon diduga terjadi karena tubuh memberi tanda-tanda ke otak bahwa mereka membutuhkan vitamin atau mineral tertentu untuk membuat kandungan sehat.
Sebagian ahli lainnya menyangka ngidam muncul karena masalah psikologis. Ada pula ahli yang mengarahkan penelitian mengenai ngidam ini ada hubungannya dengan kekurangan zat besi.
"Sementara ini, kesimpulan paling masuk akal adalah mengidam itu muncul karena perpaduan dari masalah hormon, emosi, psikologis, dan fisiologis," terang Brad Imler.
Sinyal Tubuh
Juru bicara American Dietic Association, Rachel Brandeis, mengungkapkan teori tentang kemungkinan hormon memengaruhi keinginan seseorang akan makanan tertentu. Menurut Rachel, perubahan hormon, seperti pada wanita di masa pra-menstruasi memang akan memengaruhi nafsu makan.
"Saat pra-menstruasi, kebanyakan perempuan ingin makan makanan manis atau asin. Saat hamil, perubahan hormon jauh lebih kompleks dan drastis. Hormon kehamilan juga membuat indra penciuman lebih sensitif sehingga akan memengaruhi indra perasa dan selera makan seseorang," jelas Rachel.
Ketika keinginan untuk makan makanan tertentu terlalu kuat, Rachel menyarankan agar ibu hamil mengendalikan keinginan tersebut.
"Pikirkan baik-baik, apakah Anda memang memerlukan semua makanan itu? Apakah makanan itu memang cukup bergizi dan bermanfaat untuk Anda dan janin dalam kandungan? Ingatlah bahwa saat hamil, Anda hanya perlu 300 kalori lebih banyak daripada kondisi normal. Jadi sangat penting untuk menahan diri dalam hal menyantap dan memilih makanan," kata Rachel.
Menurut Rachel, kebanyakan makanan idaman para ibu hamil tidaklah cukup bergizi dan bermanfaat untuk kehamilannya. Karena itu, Rachel menyarankan agar ibu hamil memerhatikan asupan makanan yang benar-benar bergizi dan bermanfaat.
Upaya Menahan Diri
Dalam hal apa pun, berlebihan memang tidak baik ya, Moms. Begitu pula jika berkaitan dengan ngidam. Efek dari tidak menahan diri saat mengidam adalah kelebihan berat badan, meningkatkan risiko terkena penyakit metabolis atau diabetes gestasional.
Bayi yang dilahirkan dengan kondisi kesehatan itu pun berisiko mengalami kelainan, misalnya lahir prematur atau terkena masalah kesehatan.
"Upayakan untuk menahan diri. Jika Anda ngidam ingin sekali makan es krim, misalnya, Anda boleh saja melakukannya, tapi perhatikan takarannya," kata Dr. Kenneth Johnson, seorang profesor obgyn.
Mengenai mitos yang beredar soal bayi yang akan meneteskan banyak air liur jika ngidam ibu hamil tidak terpenuhi, faktanya adalah bayi memang meneteskan air liur karena mereka belum memiliki mekanisme alami untuk menelannya, sehingga liur berlebihan untuk menjaga kesehatan rongga mulut menjadi otomatis keluar.
Salah satu solusi untuk mengatasi keinginan ngidam yang sangat kuat adalah menggantikannya dengan perhatian dan pelukan dari orang sekitar, terutama suami tersayang. Jika secara psikologis ibu hamil sehat, maka keinginan 'aneh' selama kehamilan akan berangsur-angsur berkurang.
Mau coba, Moms? Ayo gantikan keinginan makan karena ngidam dengan pelukan suami! (M&B/SW/Dok. Freepik)