Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Walau sudah memiliki seorang anak, namun tidak dapat dipungkiri, Anda dan suami mendambakan kehadiran anak kedua. Menurut Resolve: The National Infertility Association, memiliki seorang anak bukan mantra ajaib yang menjamin Anda dan suami subur selamanya. Secara spesifik, infertilitas sekunder bukanlah penyakit, melainkan sebuah istilah bagi Moms yang kesulitan mendapatkan kehamilan setelah pernah hamil atau melahirkan anak pertama.
World Health Organization (WHO) mendefinisikan infertilitas sekunder sebagai kondisi ketika seorang wanita tidak bisa hamil atau tidak bisa mengandung anak hingga lahir dengan selamat, padahal sebelumnya pernah hamil atau melahirkan anak dengan selamat. Begitu juga dengan mereka yang mengalami keguguran berulang, atau pernah hamil dan melahirkan anak dalam kondisi meninggal (stillbirth).
Dampak Kehamilan Pertama?
Infertilitas sekunder adalah hal yang sering terjadi, namun jarang dibicarakan. Berdasarkan data National Survey of Family Growth â U.S. Department of Health, lebih dari 1 juta pasangan tengah bergulat dengan kondisi ini. Ada banyak hal yang memengaruhi kesuburan Anda, yang tentu berkaitan dengan keinginan untuk punya anak lagi. Hal itu termasuk dampak dari kehamilan pertama, seperti postpartum hemorrhage dan retained placenta.
Postpartum hemorrhage adalah kondisi kehilangan banyak darah saat melahirkan secara normal maupun operasi caesar. Masalah lainnya adalah retained placenta, yaitu membran atau plasenta yang tertinggal dalam perut. Hal tersebut dapat menyebabkan infeksi uterus dan rahim, yang kemudian dapat menyumbat saluran tuba falopi sehingga sperma sulit mencapai sel telur.
Pengaruh Usia
Tidak dapat dipungkiri, mendapatkan kehamilan kedua bisa jadi tidak semudah kehamilan pertama, terutama jika ditinjau dari segi usia. Saat hamil anak pertama, Anda tentu berusia lebih muda dan sudah pasti kesuburan Anda lebih baik dari hari ini.
Menurut Dr. Yassin Yanuar MIB, Sp.OG, Msc, saat baru lahir wanita memiliki sekitar 700.000 sel telur, di usia pubertas menurun drastis hingga 400.000. Dan di usia 37 tahun, hanya tersedia 25.000 sel telur saja. Jadi, ketika Anda memberi jarak usia cukup jauh antara anak pertama dan kedua, maka stok telur Anda juga semakin sedikit.
Selain itu, gaya hidup juga turut memengaruhi. Perlu diketahui, pekerjaan pasif atau sedentary jobs membuat sperma suami Anda menjadi lebih lemah. Karena itu, Anda dan pasangan perlu menjalani gaya hidup sehat dan tentunya rajin berolahraga.
Tapi terlalu banyak olahraga juga tidak baik, lho! Menurut Dr. Yassin, olahraga memang dapat meningkatkan kesuburan, namun intensitas berat (lebih dari 5 jam per minggu) justru dapat menurunkan kesuburan. Terutama olahraga aerobik bagi wanita dan bersepeda bagi pria.
Ini Penyebabnya!
Menurut Charles Coddington, M.D., dokter spesialis obgyn dari Mayo Clinic, beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab infertilitas sekunder adalah:
⢠Kerusakan tuba falopi
⢠Gangguan ovulasi
⢠Endometriosis
⢠Gangguan kondisi uterine
⢠Komplikasi pada kehamilan sebelumnya
⢠Faktor risiko dari Anda dan suami, seperti usia dan berat badan
⢠Gangguan fungsi sperma
Kebanyakan pakar menyarankan Anda untuk tidak terlalu memikirkan hal ini, kalau masih di bawah usia 35 tahun dan belum rutin berhubungan intim selama 1 tahun tanpa alat kontrasepsi. Namun jika Anda sudah berusia di atasnya dan rutin berhubungan intim selama 6 bulan, maka sebaiknya segera konsultasikan ke ahlinya.
Begitu juga jika usia Anda sudah lebih dari 30 tahun dan memiliki riwayat radang panggul, sakit menstruasi, keguguran, siklus menstruasi tidak teratur, atau jika tahu pasangan Anda memiliki jumlah sperma sedikit. Untuk berkonsultasi, Anda bisa mengunjungi dokter spesialis reproduksi urologi atau dokter kandungan dan kebidanan. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)