Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Tegas atau Kompromi, Mana yang Anda Pilih? (2)

Tegas atau Kompromi, Mana yang Anda Pilih? (2)

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Setiap ibu pasti setuju bahwa menghadapi anak balita merupakan saat yang paling penuh tantangan. Dalam menjalankan peran tersebut, Anda mungkin saja bertindak secara tegas dalam menghadapi anak. Atau, Anda memilih untuk berteriak dan mengancam, hingga ikutan ngambek ketika anak mulai sulit diatur.

Tapi, tak jarang justru orang tua memaklumi perilaku Si Kecil dan berkompromi dengan situasi tersebut. Maka, setiap orang tua pasti memiliki prinsip masing-masing dalam mendidik anak. Kenali prinsip mana yang lebih tepat buat Anda, sehingga bisa Moms terapkan dan menjadi yang terbaik untuk anak Anda. Berikut ini adalah beberapa masalah yang kerap dialami para Moms dalam menghadapi balita dan solusinya.


Menghadapi yang Harus Dituruti

Anda mengajak Si Kecil membeli hadiah untuk temannya yang berulang tahun di toko mainan. Tapi tiba-tiba anak Anda menginginkan mainan lain untuk dirinya sendiri. Moms pun menolak permintaannya hingga ia ngambek bahkan hingga tantrum.

Pada situasi ini, Anda memang hanya perlu bersikap tegas mengatakan tidak. Ketegasan ini perlu Anda tunjukkan sebab anak Anda melanggar aturan yang dibuat untuk membeli mainan hanya sebulan sekali. Jika Moms merasa ragu dengan keputusan tersebut, Si Kecil yang sensitif akan langsung mengetahuinya dan terus memaksa untuk dibelikan mainan tersebut.

Menurut Dr. Tanya Byron, psikolog dari House of Tiny Tearaways, sebuah program di televisi, kemampuan memahami perilaku sosial dan moral Si Kecil masih dalam tahap perkembangan hingga ia berusia tiga tahun. Jadi, mencoba memberikan alasan mengapa kali ini ia tidak bisa membeli mainannya merupakan hal yang sia-sia.


Menghadapi Si Tidak Mau Tidur

Ketika Moms mulai mempersiapkan diri menyambut si adik, hal tersebut juga akan memengaruhi sikap calon si kakak. Salah satunya adalah perilaku tidur yang berubah, khususnya saat ia sudah tidak tidur sekamar dengan orang tuanya.

Si kakak menjadi sulit untuk diajak tidur di kamarnya sendiri, dengan berbagai alasan. Anda pun harus tetap sabar untuk menghadapi situasi tersebut. Rasa 'tega' untuk membuat Si Kecil tidur di kamarnya sendiri memang diperlukan, Moms.

Jangan jadikan waktu tidur sebagai 'ajang berdebat' dengan terus memintanya tidur. Lebih baik Anda tidak terpancing dengan ajakannya bermain atau menanggapi pertanyaannya. Matikan lampu sambil tetap menemani ia di kamarnya hingga benar-benar tidur. Jika berhasil, Si Kecil akan memahami arti disiplin, dan kehidupan Anda pun akan menjadi jauh lebih mudah.


Menghadapi 'Teror' saat Berbelanja

Menghabiskan waktu di luar rumah menjadi salah satu me time yang bisa Anda lakukan. Tetapi karena Si Kecil tidak ada yang menjaga, akhirnya ia ikut bersama Anda. Sayangnya ketika berbelanja, anak Anda mulai merasa bosan dan mulai melancarkan 'serangannya'. Solusinya, lebih baik Anda pulang dan biarkan Si Kecil untuk beristirahat.

"Berbelanja membawa balita, jika waktunya sangat lama, umumnya berakhir dengan tangisan Si Kecil," kata Gina Ford, penuis buku The Contented Toddler Years. Jika mungkin, titipkan Si Kecil pada ibu atau kerabat Anda bila ingin refreshing. Dengan demikian Momsbisa menikmati waktu dengan bebas tanpa adanya gangguan. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)