Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Menjaga kesehatan diri Anda selama kehamilan memang sangat penting untuk dilakukan ya, Moms. Sebab, risiko penyakit seperti diabetes gestasional atau pre-eklampsia, tak hanya menghantui ibu hamil, tapi juga bayi Anda. Meski baru dilahirkan, bayi juga bisa mengalami penyakit, seperti hipoglikemia.
Hipoglikemia adalah kondisi gula darah bayi yang rendah atau kurang dari 40-45 mg/dL. Penyakit ini bisa menyerang bayi karena adanya gangguan atau kondisi yang tidak normal dalam sistem pengaturan gula darah dalam tubuhnya.
Penyebab Bayi Hipoglikemia
Kondisi hipoglikemia yang dialami oleh bayi dipicu oleh banyak faktor, seperti penyakit yang dialami sang ibu atau masalah yang terjadi saat Si Kecil dilahirkan. Jika dikelompokkan, berikut ini bayi yang dapat mengalami hipoglikemia:
⢠Diabetes gestasional. Ibu yang mengalami diabetes gestasional saat hamil dapat membuat bayi menderita hiperinsulin. Ini merupakan situasi terjadinya transfer glukosa secara berlebihan ke janin, sehingga respons insulin juga meningkat pada janin. Karena saluran plasenta terputus ketika Si Kecil lahir, membuat transfer glukosa berhenti. Padahal respons insulinnya masih tinggi, sehingga secara otomatis ia mengalami hipoglikemia.
⢠Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Bayi yang lahir dengan berat badan rendah umumnya mengalami malnutrisi intrauterin selama dalam kandungan. Kondisi tersebut mengakibatkan cadangan glikogen di hati dan lemak tubuh total menjadi rendah. Terutama setelah lahir, glikogen yang terpakai karena kecepatan metabolisme yang lebih besar dari bayi lahir normal, membuat gula darah menurun lebih cepat.
⢠Lahir sangat kecil atau lebih bulan. Bayi bisa lahir sangat kecil atau immature dan dapat menderita sindrom gawat napas, asfiksia, hingga kelainan jantung. Sedangkan bayi lahir lebih bulan kurang mendapatkan asupan glukosa akibat jalur plasenta yang fungsinya sudah tidak maksimal. Kedua kondisi ini menyebabkan metabolisme bayi yang meningkat hingga kehabisan glukosa hinga Si Kecil mudah terkena hipoglikemia.
⢠Hipertensi. Ibu yang mengalami hipertensi hanya mudah terserang pre-eklampsia. Namun bayi dalam kandungannya juga berisiko terkena hipoglikemia saat lahir nanti. Karena hipertensi membuat bayi stres selama kehamilan atau persalinan, sehingga kecepatan metabolismenya yang meningkat membutuhkan energi lebih besar dari bayi lainnya.
Pengobatan yang Tepat
Selain keempat kondisi di atas, bayi lahir besar (makrosomia) dan bayi prematur juga memiliki risiko terkena hipoglikemia. Clair Schwendeman, MD, dari Medical City Children's Hospital pun menyarankan agar sang ibu segera menyusui bayi dan keadaannya terus dimonitor selama 20 jam pertama. Hal ini ternyata dapat menurunkan kadar gula darah secara lebih signifikan.
Pengobatan dengan memberikan larutan gula melalui intravena bisa menjadi pilihan yang tepat. Obat-obatan juga dapat diberikan melalui infus atau oral dan tidak ada efek sampingnya. Jika hal ini dilakukan, maka risiko bayi terkena cedera otak akibat hipoglikemia pun berkurang.
Pencegahan sendiri sangat bisa Moms lakukan sejak masih dalam masa kehamilan. Pastikan agar Anda selalu menjaga asupan nutrisi yang seimbang, sehingga kadar gula darah juga bisa terkontrol dengan baik. "Lakukan konsultasi secara rutin dan mintalah pada dokter untuk terus memantau kadar gula darah Anda," kata Clair. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)