Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Saat Anak Sakit, Kapan Perlu Dibawa ke Dokter? (2)

Saat Anak Sakit, Kapan Perlu Dibawa ke Dokter? (2)

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms, ada saatnya Anda harus mengambil beberapa keputusan penting, salah satunya adalah kapan membawa anak untuk berobat ke dokter saat Si Kecil sakit.

Dr. Ong Eng Keow, dokter spesialis anak dari Thomson Medical Centre, Singapura, memberi panduan agar Anda dapat mengetahui sampai sebatas apa gejala penyakit Si Kecil bisa ditolerir. Ini jawabannya, Moms.


1. Sakit Perut

Sakit perut bisa disebabkan karena masuk angin, usus buntu, infeksi saluran pencernaan, atau masalah pada sistem pencernaan lainnya. Untuk anak usia 1 tahun, gangguan perut yang sering dialami biasanya adalah sembelit.

Segera pergi ke dokter jika:

• Si Kecil mengeluh nyeri perut dan berlangsung selama 6 jam atau lebih.

• Sakit perutnya disertai dengan muntah berwarna kehijauan atau darah.

• Si Kecil memegangi bagian tertentu pada tubuhnya dan menolak jika akan disentuh.

Sebaiknya ke rumah sakit jika:

Si Kecil sampai tidak bisa bangun atau berdiri karena sakit perut yang dirasakannya. Gejala tersebut juga disertai muntah berwarna kehijauan atau bahkan darah.

Cara mengobati sendiri di rumah:

• Selama tiga bulan pertama, bayi memang sering mengalami kembung. Untuk mengatasinya, olesi perutnya dengan parutan bawang merah yang sudah dicampur dengan minyak telon.

• Jika Si Kecil mengalami sembelit, Pastikan ia mendapatkan cukup banyak serat dan cairan untuk mengatasinya.

• Sakit perut juga bisa dipicu oleh makanan tertentu, jadi ada baiknya Anda melacak apa yang telah dimakan Si Kecil, lalu melakukan penyesuaian.


2. Diare

Banyak hal yang bisa menyebabkan diare pada anak, antara lain air yang kurang bersih atau Si Kecil memasukkan mainan yang kotor ke dalam mulut.

Segera pergi ke dokter jika:

• Bayi berusia di atas 6 bulan diare terus-menerus selama 48 jam, meskipun tidak menunjukkan gejala yang lain seperti muntah atau demam.

• Fesesnya encer dan sering keluar dalam satu hari.

• Menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti bibir dan lidah kering, serta tidak buang air kecil dalam 6-8 jam.

Sebaiknya ke rumah sakit jika:

• Si Kecil menderita panas tinggi (hingga lebih dari 38 derajat Celsius) selama 2 hari berturut-turut.

• Muntah terus-menerus.

• BAB disertai darah.

Cara mengobati sendiri di rumah:

• Tetap berikan makanan dan minuman seperti biasa. Bayi yang menyusu bisa tetap diberikan ASI, karena Si Kecil tetap memerlukan asupan makanan.

• Jika Si Kecil sudah bisa makan, berikan ia makanan yang lunak, seperti bubur nasi, bubur kacang hijau, ikan atau daging yang dimasak hingga lembut.

• Berikan juga anak minum dalam jumlah banyak untuk menggantikan cairan yang hilang, atau oralit untuk mencegah dehidrasi.

• Pilih jenis buah yang akan diberikan, sebaiknya hindari buah yang rasanya asam.


3. Muntah-Muntah

Muntah-muntah umumnya merupakan akibat dari infeksi pada perut yang disebabkan oleh virus. Selain itu, gejala muntah-muntah bisa juga disebabkan masuk angin atau kembung. Seringkali gejala ini dibarengi oleh diare. Karena itu, anak yang menderita muntah-muntah harus banyak minum agar tidak kekurangan cairan atau dehidrasi.

Segera pergi ke dokter jika:

• Bayi berusia 6 bulan muntah-muntah dan masih berlangsung hingga 48 jam kemudian. Dengan kondisi demikian, sebaiknya Anda tetap pergi ke dokter meskipun Si Kecil terlihat aktif dan makan seperti biasa.

• Anak usia 1 tahun ke atas mengeluh bahwa perutnya sakit, terutama bila menunjukkan indikasi adanya kram.

Sebaiknya ke rumah sakit jika:

• Bayi yang belum berusia 6 bulan mengalami gejala muntah-muntah, terutama jika tubuhnya menolak susu maupun air putih. Segera bawa anak Anda ke rumah sakir, di sana ia akan diberi cairan melalui infus sehingga tidak mengalami dehidrasi.

• Muntahnya berwarna kuning-kehijauan dibarengi dengan diare dan panas tinggi.

Cara mengobati sendiri di rumah:

Muntah umumnya akan berhenti dalam waktu 6-24 jam. untuk mengatasinya, Moms bisa ikuti langkah-langkah berikut.

1. Cegah dehidrasi pada anak.

2. Istirahatkan anak (sebaiknya di tempat tidur) sampai ia merasa lebih enak.

3. Hentikan pemberian obat yang diduga dapat menyebabkan muntah bertambah.

4. Jangan memberikan makanan padat pada 6 jam pertama.

5. Berikan rasa nyaman pada anak.

6. Berikan makanan dengan kalori cukup dan mudah dicerna.

7. Jika anak sudah di atas 12 bulan, Moms bisa memberikan minuman manis seperti jus buah, namun jangan memberikan jus jeruk dan anggur karena terlalu asam.

8. Berikan minuman secara bertahap, yaitu 15-20 menit sekali. Minuman bisa diberikan dengan jumlah 1-2 sendok makan setiap 15 menit, dan dinaikkan jumlahnya secara bertahap.

9. Jika muntah lagi, berikan minuman dalam jumlah lebih sedikit.

10. Jika 6 jam tidak muntah lagi, bayi bisa diberikan buah atau sereal. Sedangkan anak yang lebih besar bisa diberikan roti, kentang, atau crackers.

11. Hindari aktivitas berlebih setelah makan.

12. Jika semua cara di atas tidak membantu, konsultasi ke dokter anak agar diberikan obat antimuntah. (M&B/SW/Dok. Freepik)