Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Kenali Ensefalitis, Penyakit Radang Otak pada Anak

Kenali Ensefalitis, Penyakit Radang Otak pada Anak

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Tubuh balita yang masih bertumbuh membuatnya memiliki sistem imunitas yang masih kurang kuat. Hal ini menyebabkan Si Kecil mudah terserang penyakit, khususnya yang disebabkan oleh bakteri atau virus berbahaya. Salah satunya adalah ensefalitis, kondisi peradangan atau inflamasi yang terjadi pada otak. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh berbagai organisme hidup, seperti adanya infeksi virus. Ensefalitis primer terjadi saat virus langsung menyerang otak dan saraf tulang belakang. Sedangkan pada ensefalitis sekunder, infeksi virus pertama terjadi di mana saja dalam tubuh dan kemudian menjalar ke otak.

Ensefalitis dapat menyerang siapa saja Moms, namun bayi dan anak-anak memiliki risiko terkena penyakit ini lebih tinggi. Hal ini disebabkan sistem kekebalan tubuh anak-anak cenderung lebih lemah. Walaupun jarang terjadi, penyakit ini berpotensi menjadi kondisi yang serius dan dapat berujung pada kematian.


Penyebab

Virus yang masuk dalam tubuh bisa berasal dari kulit, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar dan berkembang biak di jaringan otak Si Kecil, bahkan di beberapa organ tubuhnya. Salah satu penyebab paling umum dan berbahaya adalah herpes simplex virus (HSV). Ensefalitis juga bisa disebabkan oleh komplikasi penyakit rabies yang ditularkan dari hewan. Virus dan bakteri yang kerap menyebabkan ensefalitis antara lain adalah bakteri meningitis, sifilis, cacar air, campak, dan gondongan.


Gejala

Beberapa gejala yang muncul dari kasus ensefalitis ringan antara lain yaitu demam, pusing, nafsu makan rendah, energi lemah, dan merasa tidak enak badan. Pada kasus ensefalitis yang lebih parah, balita akan mengalami demam tinggi, sakit kepala, kaku leher, serta disorientasi mood. Selain itu, gejala yang juga tampak adalah adanya perubahan perilaku, kejang, anak mulai mengalami halusinasi, mengalami masalah berbicara atau mendengar, hilang konsentrasi dan daya ingat, rasa kantuk berlebih, bahkan koma.

Walaupun gejala-gejala tersebut cenderung sulit dikenali pada anak, beberapa tanda penting yang harus diperhatikan antara lain adalah sering muntah, badan kaku, menangis terus menerus terlebih bila Anda mengangkatnya, dan munculnya fontanel di kepala Si Kecil.  


Tindakan

Penyakit ini bisa dicegah dengan menghindari virus penyebabnya. Pemberian imunisasi pada anak sangat penting agar ia tidak tertular penyakit dari virus tersebut. Menghindari nyamuk demam berdarah juga menjadi pencegahan terbaik untuk Si Kecil. Penyakit ensefalitis perlu dilakukan tindakan pengobatan secepatnya. Perawatan di rumah sakit adalah pilihan tepat karena dokter dapat menyesuaikan tindakan pengobatan berdasarkan seberapa parah ensefalitis yang ia miliki.

Tujuan perawatan adalah untuk mengurangi bengkak pada kepala dan mencegah komplikasi. Selama masa penyembuhan, Si Kecil mungkin membutuhkan terapi fisik atau bicara karena dalam beberapa kasus kemampuan otot fisik ataupun oromotor anak menjadi menurun.


Hubungi Dokter

Anda sebaiknya segera menghubungi dokter bila mendapati Si Kecil demam tinggi, terlebih lagi bila ia sedang menderita sakit campak, gondong, dan cacar air. Apabila Si Kecil positif terkena ensefalitis, pastikan pengobatan untuknya sesuai dan berkualitas.

Sebab, perlu diketahui bahwa ensefalitis pun dapat membawa gejala sisa seperti perubahan tingkah laku pada anak. Bahkan, kondisinya juga bisa menjadi lebih parah. Untuk itu, Anda perlu cermat dalam menanganinya. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)