Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Bedah Bariatrik, Bantuan Terbaik Atasi Obesitas

Bedah Bariatrik, Bantuan Terbaik Atasi Obesitas

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

American Medical Association telah mengeluarkan pernyataan resmi bahwa obesitas kini masuk dalam kategori penyakit. Para penyandang obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami komplikasi masalah kesehatan. Diabetes dan jantung adalah beberapa kasus yang paling sering ditemukan.

Di Indonesia sendiri, kasus obesitas perlu mendapatkan perhatian khusus. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), pada tahun 2018 penduduk dewasa Indonesia yang menderita di atas 18 tahun yang menderita obesitas berjumlah 21,8 persen. Ini merupakan peningkatan yang pesat dari tahun 2013, ketika angka jumlah pemilik obesitas mencapai 14,8 persen.


Apa Itu Bedah Bariatrik?

Menurut Dr. dr. Peter Ian Limas, Sp. B-KBD, dokter spesialis bedah konsultan bedah digestif RS Pondok Indah, masalah obesitas ini dapat diperbantukan dengan bedah. "Salah satu tindakan penanganan untuk kasus obesitas adalah bedah bariatrik. Tindakan ini dapat dilakukan apabila pasien sudah dikategorikan sebagai obesitas morbid dan dan memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) yang tinggi," tutur dr. Peter.

Menurutnya, bedah bariatrik merupakan salah satu bantuan medis terbaik bagi pasien obesitas karena tingkat efektivitas yang tinggi, dapat mengatasi masalah kesehatan lain seperti diabetes, dan jaminan dampak jangka panjang yang lebih dapat dijaga.

Bedah ini berperan untuk membantu mengatasi dua faktor utama yang dialami oleh pasien obesitas, yaitu rasa lapar dan banyaknya kalori yang diserap tubuh. Yang perlu diingat, metode ini tidak sama dengan metode sedot lemak karena bedah bariatrik bertujuan untuk mengobati pasien obesitas, sehingga bedah bariatrik tidak termasuk dalam bedah kosmetik.


Metode Bedah Bariatrik

Ada beberapa metode yang paling populer di Indonesia, antara lain gastric bypass, sleeve gastrectomy, dan adjustable gastric banding. Gastric bypass merupakan penggabungan bagian atas lambung dengan usus kecil sehingga makanan tidak lagi melewati lambung dan tidak banyak kalori makanan yang diserap. Sleeve gastrectomy merupakan tindakan pemotongan 85 persen lambung sehingga mengurangi kapasitas makan. Sedangkan adjustable gastric banding merupakan pembatasan porsi yang bisa dikonsumsi dengan mengikat lambung. Pemilihan metode ini harus disesuaikan dengan hasil konsultasi dokter.

Tapi, bedah bariatrik tidak dapat berdiri sendiri dalam mengatasi obesitas. Ia juga harus disertai oleh pola makan yang sehat dan olahraga teratur. "Namun, yang harus diingat, meski mampu menurunkan bobot tubuh dengan cepat, bedah bariatrik bukanlah peluru emas, tindakan ini hanya sebagai pendukung. Faktor utama keberhasilan bariatrik adalah komitmen dan konsistensi yang kuat dari pasien untuk mengubah gaya hidup mereka seumur hidup," kata dr. Peter.


Tidak Semua Boleh

Tidak semua orang bisa menjalani bedah bariatrik semata-mata dengan alasan ingin kurus. Menurut dr. Peter, yang menjadi prioritas bedah adalah pasien obesitas dengan IMT lebih dari 37,5 kg/m2 (tinggi badan 1,6 meter dan berat badan 96 kg) serta pasien dengan penyakit karena obesitas seperti diabetes dan IMT lebih dari 32,5 kg/m2 (tinggi badan 1,6 meter dan berat badan 83 kg). Ini karena risiko dan biaya yang tinggi, sehingga lebih baik dilakukan pada pasien dengan keluhan yang berat.

Bedah bariatrik juga dapat menjadi solusi bagi pasien diabetes, karena dapat menaikkan insulin yang dibutuhkan tubuh untuk memproses gula serta mengurangi asupan gula berlebih. Maka dari itu, bedah bariatrik juga sering disebut sebagai bedah metabolik.

Prosedur ini telah dijalani oleh Mohammad Naufal Abdillah, pasien obesitas dengan berat badan sebelum bedah 238 kg. Pria berusia 23 tahun ini menjalani prosedur sleeve gastrectomy di RS Pondok Indah pada bulan Desember 2018 lalu. "Yang sekarang sudah terasa sekali perubahannya adalah aku jadi lebih mudah bergerak, baju sudah banyak yang longgar, kalau naik tangga sudah lancar, dan saat salat tidak sulit," kata pria yang dipanggil Naufal ini. Ia mengaku bobot tubuhnya sudah berkurang sebanyak 35 kg pada bulan lalu.

Tertarik mencobanya, Moms? Atau Anda punya kerabat maupun kawan yang memiliki berat badan berlebih atau mengalami obesitas? Metode ini bisa dicoba. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)