Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Dehidrasi adalah kondisi bayi kehilangan terlalu banyak cairan atau kurang mendapatkan cairan. Dehidrasi cukup umum terjadi pada bayi, karena di usianya yang muda, ia sangat berisiko kehilangan cairan.
Dehidrasi dapat menjadi masalah serius jika tidak segera ditangani. Bayi yang mengalami dehidrasi dapat dikenali dari tanda-tanda sebagai berikut:
Dehidrasi Ringan dan Sedang
Si Kecil gelisah, rewel, ubun-ubun dan mata cekung, air mata hanya sedikit saat menangis, bibir kering, jarang berkemih (dalam kondisi normal, frekuensi urine bayi di atas 3 cc per kilogram berat badan setiap jamnya), air seni tampak pekat, sangat haus dan ingin minum terus-menerus, lemas dan mengantuk, kalaupun terjaga, tak berminat melakukan aktivitas.
Gejala lain yang muncul ketika Si Kecil mengalami dehidrasi adalah kulitnya pucat dan tidak elastis. Untuk memastikan, Anda bisa mencubit kulitnya secara perlahan. Bayi positif dehidrasi jika setelah dicubit kulitnya tidak cepat kembali normal.
Bayi yang dehidrasi juga mengalami demam sekitar 38 derajat Celsius. Ini terjadi karena jumlah cairan yang dibutuhkan tubuh tidak terpenuhi. Anda juga perlu memeriksa berat badan bayi. Jika berat badannya turun 5-10 persen dari berat badan normal, berarti dehidrasinya sudah taraf sedang.
Dehidrasi Berat
Dehidrasi berat merupakan kelanjutan dari dehidrasi ringan dan sedang, apabila tak segera ditangani. Gejala itu akan lebih nyata, seperti kesadaran menurun, napas cepat, dan denyut jantung meningkat.
Bayi akan tampak lemah, mengantuk, tidak mau minum sama sekali, ubun-ubun dan mata sangat cekung, tidak ada air mata saat menangis, bibir dan lidah sangat kering, buang air kecil menjadi sangat sedikit dan pekat atau bahkan tidak buang air kecil sama sekali. Ini terjadi karena cairan yang dibutuhkan tubuh berkurang, selanjutnya seluruh sistem kerja organ tubuh, terutama otak, menjadi terganggu. Kala otak tak berfungsi sempurna, maka bayi akan kehilangan kesadarannya.
Penyebab Lain Dehidrasi
Di samping kurang cairan, ada juga penyebab lain terjadinya dehidrasi pada bayi, di antaranya adalah:
⢠Flu atau pilek. Dehidrasi bisa terjadi pada saat bayi sedang sakit flu atau pilek. Walaupun tidak muntah dan tidak sering pipis, ia akan tetap merasa lemas. Biasanya, hal ini terjadi karena ia menolak untuk makan atau minum. Karenanya, tingkatkan frekuensi menyusui bayi jika Si Kecil sedang terkena flu atau pilek ya, Moms.
⢠Kelelahan, sekalipun bayi Anda tidak terlalu banyak bermain dan cukup tidur. Ini terjadi akibat banyaknya keringat atau energi yang keluar.
⢠Terinfeksi virus penyebab muntah dan diare.
Dehidrasi Karena Diare
Dehidrasi karena diare bisa terjadi cukup cepat, Moms. Untuk mencegah kondisi Si Kecil memburuk, lakukan hal berikut ini:
1. Selalu sediakan larutan oralit. Larutan ini bisa mengganti kehilangan air dan mineral-mineral esensial. Menggunakannya pada awal serangan diare adalah langkah pertama yang penting dalam mencegah dehidrasi. Namun, hindari pemberian obat antidiare, jika tak disertai dengan resep dokter.
2. Tetap berikan Si Kecil cairan lain serta makanan. Meskipun ia akan kembali 'mengeluarkannya', Si Kecil tetap membutuhkannya. Biarkan Si Kecil tetap menyusu lebih sering. Cairan terbaik untuk diberikan pada bayi adalah air putih, susu, dan sup kaldu. Namun Moms hanya boleh memberikan air putih dan sup kaldu pada bayi yang sudah mengonsumsi MPASI.
3. Cepat hubungi dokter jika salah satu dari hal berikut dialami Si Kecil:
⢠Mengalami demam.
⢠Terlihat lesu dan lemas.
⢠Buang air kecilnya sedikit.
⢠Terus-menerus muntah.
⢠Sering buang air besar dan volumenya cukup banyak. (M&B/SW/Dok. Freepik)