Type Keyword(s) to Search
BABY

6 Kelainan pada Bayi Baru Lahir dan Cara Mengatasinya

6 Kelainan pada Bayi Baru Lahir dan Cara Mengatasinya

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Sebagai calon ibu, yang paling Anda inginkan hanyalah bayi yang lahir sehat walafiat. Namun terkadang, Tuhan punya rencana lain dan buah hati yang lahir ternyata tidak sempurna meski secara fisik ia terlihat sehat. Kenali berbagai kelainan ringan yang mungkin bisa terjadi pada bayi berikut ini, Moms.


Hypospadias

Kondisi ini bisa terjadi pada satu dari setiap 350 anak lelaki, yaitu kondisi di mana lubang saluran pada penis ada di tempat yang salah, bukan di ujungnya. "Kondisi ini biasanya terdeteksi pada saat pemeriksaan kesehatan ketika bayi baru lahir. Kemudian biasanya dokter akan menyarankan untuk memperbaiki kondisi tersebut sebelum bayi berusia 2 tahun," jelas dokter anak dan pakar M&B, Su Laurent.

Jika dibiarkan, kondisi ini akan menyebabkan bayi BAK dari tempat yang salah dan bisa mengakibatkan anak kelak merasa malu. "Ahli bedah akan menggunakan kulit dari dahi untuk merekonstruksi saluran pembuangan" tambahnya. Operasi mungkin bisa dilaksanakan lebih dari satu kali, tergantung tingkat keparahannya. Namun setelah operasi, penampilan dan fungsi penis Si Kecil bisa kembali normal.


Pyloric Stenosis

Bayi yang baru lahir memang sering muntah, dan itu dianggap lumrah. Namun bisa saja Si Kecil muntah dengan sekuat tenaga hingga tak ada susu yang tersisa. Kelainan ini disebut pyloric stenosis yang disebabkan adanya penebalan otot pada pintu keluar perut yang menghalangi jalan masuk susu. Kelainan ini bisa terjadi pada satu dari 4.000 bayi, terutama bayi lelaki pertama.

"Gejala muntah meningkat pada minggu-minggu pertama setelah kelahirannya, yang mengakibatkan perut bayi bagaikan peluru," jelas Su. Meskipun sebelumnya bayi merasa mual, ia akan terus merasa lapar. Hal ini memungkinkan Si Kecil mengalami dehidrasi, sehingga memerlukan operasi sederhana untuk memotong otot yang menebal. Setelah itu, ia bisa diberi ASI secara normal kembali dalam 48 jam.


Tongue Tie

Tiga persen dari bayi yang lahir berisiko mengidap tongue tie, yaitu kondisi di mana bagian bawah lidah tersangkut oleh frenulum (jaringan tipis pada bagian bawah lidah). Umumnya ini tidak menimbulkan masalah, tapi ada bayi yang kesulitan menyusui atau mengalami gangguan bicara di kemudian hari. "Jika masalah timbul, ia bisa menjalani operasi kecil untuk memotong frenulum. Proses operasinya sangat sederhana dan kesembuhannya sangat cepat," ujar Su.


Bising Jantung

Kelainan pada jantung merupakan salah satu kondisi yang ditakuti bila sampai terjadi pada bayi. Bising jantung terjadi pada sekitar 500 bayi setiap tahunnya, namun umumnya tidak membahayakan. Bunyi ini pun timbul di antara dua detakan jantung. Dan hal tersebut lazim terjadi pada bayi yang baru lahir, karena sirkulasi tubuhnya masih beradaptasi.

Jika bunyi itu timbul, dokter akan mengatur pemeriksaan dengan echocardiogram (sebuah pemindai ultrasound untuk jantung). Sebanyak 90 persen dari kelainan bising jantung tidak berbahaya, namun ada kasus pada beberapa bayi di mana kondisi saluran di sekitar jantung menyempit atau bolong di antara dua bilik jantung. "Operasi baru dianggap perlu jika bayi terlihat biru atau kelihatan tidak sehat. Namun sebagian besar kasus sembuh dengan sendirinya," kata Su.


Testikel Abnormal

Testikel anak lelaki diciptakan di perut, dan diturunkan ke scrotum sebelum dilahirkan. Namun terkadang, salah satunya bisa gagal atau bahkan keduanya. "Jika dokter tidak dapat merasakan adanya testis, biasanya ia akan melakukan pemindaian ultrasound," ujar Su. Jika testis belum juga turun di usia 3-6 bulan, dibutuhkan operasi kecil untuk menurunkan testis. Jika tidak, kelak bisa menyebabkan masalah kesuburan dan meningkatkan risiko kanker testikular.


Developmental Dyslapsia of The Hips (DDH)

Sekitar 2-3 persen bayi baru lahir berisiko mengidap dyslapsia pada panggul, yaitu kondisi di mana sendi panggul tidak berkembang secara normal. "Panggul bisa bergeser dan anak akan menjadi pincang," Su menjelaskan. Kondisi ini paling banyak menimpa anak perempuan, terutama bila dalam keluarga memiliki riwayat mengidap DDH.

Jika bayi berisiko tinggi mengalami DDH, dokter akan melakukan pemindaian USG, karena terkadang kondisi ini tidak terdeteksi sampai anak belajar berjalan. Nantinya, bayi DDH akan dipasangkan gips untuk menjaga sendi panggul agar berada di tempatnya selama ia tumbuh, sehingga kelak ia bisa tetap aktif. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)