Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Tes HSG untuk Mengecek Kesuburan Anda

Tes HSG untuk Mengecek Kesuburan Anda

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Memiliki buah hati merupakan hal yang didambakan sebuah pasangan setelah menikah. Namun jika sudah lama menikah tapi Anda tak kunjung hamil, saat memeriksakan diri ke dokter, Anda mungkin akan disarankan untuk melakukan tes HSG (histerosalpingografi).

 

Apa Itu Tes HSG?

Banyak hal yang menyebabkan seorang wanita tidak subur. Salah satu penyebab paling umum adalah adanya sumbatan pada tuba falopi, saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim. Saluran tuba yang tersumbat akan membuat sperma sulit bertemu sel telur. Nah, dokter akan mendiagnosis masalah ini melalui tes HSG. Dengan tes ini, dokter akan melihat struktur rahim dan tuba falopi Anda lewat sinar X dengan memasukkan cairan kontras ke rongga rahim dan tuba falopi. Tes HSG biasanya dilakukan untuk mengetahui penyebab ketidaksuburan pada seorang wanita.

Tes ini bertujuan untuk mengetahui kondisi saluran tuba, apakah ada sumbatan dan letaknya yang bisa menyebabkan infertilitas. Tes HSG juga akan melihat bentuk, ukuran, dan struktur rongga rahim sehingga bisa mendeteksi beberapa kelainan seperti tumor jinak di rahim yang tumbuh ke arah rongga rahim, polip rahim, perlengketan dinding rahim, atau kelainan bawaan rongga rahim. Tes ini juga bisa untuk mengetahui penyebab keguguran berulang.

 

Kapan Sebaiknya Dilakukan?

Tes HSG biasanya dilakukan setelah Anda mengalami menstruasi, tetapi sebelum ovulasi, yakni antara hari ke-9 hingga hari ke-14 siklus menstruasi Anda. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa Anda tidak sedang dalam keadaan hamil saat pemeriksaan, dan juga untuk mengurangi risiko infeksi.

Pemeriksaan HSG tidak boleh dilakukan saat menstruasi, karena pembuluh darah sedang dalam keadaan terbuka sehingga bisa menyebabkan penyumbatan di pembuluh darah. HSG juga tidak boleh dilakukan jika Anda mengalami infeksi di saluran reproduksi atau radang panggul yang kronis, perdarahan dari vagina yang tidak dapat diketahui penyebabnya, penyakit menular seksual, atau jika Anda baru saja menjalani operasi rahim atau saluran telur.

 

Seperti Apa Rasanya?

Tes HSG mungkin menimbulkan rasa sakit pada sebagian wanita. Saat kateter dipasang dan cairan kontras disuntikkan, Anda mungkin akan merasakan kram pada perut seperti saat mengalami menstruasi. Untuk itu, dokter akan memberikan obat penahan nyeri yang dapat Anda konsumsi sekitar 1 jam sebelum pelaksanaan tes. Anda juga dapat mengalami sedikit perdarahan dari vagina Anda. Setelah tes, Anda juga mungkin akan diberikan antibiotik yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi.

Setelah menjalani prosedur, Anda akan diminta menemui dokter kembali untuk mengetahui hasilnya. Dokter akan menganalisis dan menjelaskan tindakan atau langkah selanjutnya apabila ditemukan masalah yang mengganggu kesuburan Anda.

 

Adakah Efek Sampingnya?

Pemeriksaan HSG sebenarnya cukup aman dan jarang sekali menimbulkan komplikasi. Risiko alergi, misalnya terhadap cairan kontras, bisa saja ada, tapi bisa dihindari karena Anda mesti menjalani skin test terlebih dahulu sebelum melakukan tes HSG.

Beberapa wanita mengalami pusing, mual, dan perdarahan ringan setelah prosedur dilakukan. Ini adalah efek samping yang normal terjadi dan akan hilang dengan sendirinya, sehingga Anda tidak perlu khawatir. Namun, Anda harus menghubungi dokter jika mengalami gejala-gejala seperti demam, nyeri sangat hebat, perdarahan hebat dari vagina, atau keluar cairan yang berbau dari vagina.

 

Bagaimana Kemungkinan untuk Hamil?

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa setelah menjalani tes HSG, kesuburan seorang wanita bisa meningkat, terutama wanita yang mengalami masalah pada saluran tubanya. Hal ini dikarenakan cairan kontras yang dimasukkan ke dalam rahim bisa membuka saluran tuba yang tersumbat. Selain itu, tes HSG juga bisa meluruskan saluran tuba, menstimulasi sel silia di saluran tuba, atau meningkatkan cairan mukosa di leher rahim. Semua hal ini dapat membantu mendukung terjadinya kehamilan. (M&B/SW/Dok. Freepik)