Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Sebagai orangtua masa kini, memberi kebebasan bagi anak adalah wajib hukumnya. Biarkan ia mengeksplorasi kemampuannya dan menemukan ide-ide baru. Namun, tetaplah ada di sampingnya dan siap sedia untuk membimbing.
Meskipun ada nilai-nilai lama yang diambil, orang tua millenial ingin mengasuh anaknya berbeda dari pola asuh yang diterimanya. Time menyebutkan bahwa orang tua millenial mengambil pendekatan responsif dan lebih rileks dalam membesarkan anak-anaknya.Â
Mereka lebih ingin menjadi teman ketimbang ibu atau ayah. Ruang untuk berekspresi pun diberikan buat Si Kecil. Hal senada juga diutarakan Lauren Beresford, seorang sosiolog, bahwa kebanyakan orang tua millenial ingin melakukan hal berbeda bagi anak-anaknya.
Itu sebabnya, mereka melakukan pendekatan demokratis dalam manajemen keluarga. Untuk bisa menjalani demokrasi ini, tentu membutuhkan banyak usaha. Misalnya, membiarkan anak memilih apa yang ingin dimakan atau cara berpakaian, yang memang melelahkan.
Meskipun terlihat seperti tidak ada aturan atau panduan, ini memang pola asuh yang dilakukan orang tua millenial. Tuntutan untuk menjadi ibu sempurna pun diakui 80 persen ibu, menurut data dari Baby Center. Ini menunjukkan bahwa pola asuh yang dilakukan menjadi lebih kompetitif dibandingkan sebelumnya.
Menurut dr. Anggia Hapsari, Sp.KJ, orang tua zaman sekarang memang lebih menempatkan dirinya sebagai teman. Tetapi tidak berarti, orang tua tidak bisa bersuara keras. "Membentak dan memukul memang tidak boleh, tetapi bersuara keras karena tidak suka dengan perilakunya, boleh. Supaya anak lebih alert," jelasnya.
Pemilihan kata-kata juga harus tepat. Suara keras bukan karena tidak suka dengan anak sebagai pribadi, melainkan dengan perilakunya. Orang tua memang perlu bersikap tegas, namun juga harus demokratis. "Kita mendengarkan masukan dari anak. Tetapi di sisi lain, kita juga punya nilai-nilai yang harus ditegaskan kepada anak," ujar dr. Anggia.
Drone Parenting
Orang tua millenial menghargai banyak kesamaan nilai untuk anak-anaknya seperti yang diajarkan oleh orang tua maupun kakek-nenek. Di antaranya adalah bertanggung jawab, kerja keras, dan membantu orang lain. Sementara itu kreativitas juga menjadi nilai yang penting untuk mereka.
Meski nilai yang ditanamkan serupa, namun gaya pengasuhan mengalami perubahan. Saat ini, pola asuh yang populer adalah drone parenting, di mana orang tua hanya mengawasi. Mereka lebih banyak mengikuti dan merespons Si Kecil ketimbang mengatur atau menetapkan jadwal.
Sebagai orangtua masa kini, memberi kebebasan bagi anak adalah wajib hukumnya. Biarkan ia mengeksplorasi kemampuannya dan menemukan ide-ide baru. Namun, tetaplah ada di sampingnya dan siap sedia untuk membimbing.
Seperti drone, orang tua mampu membuat serangan sangat akurat saat bertindak terhadap masalah anak. Namun, orang tua tidak harus ada di sebelah Si Kecil, cukup memantau dari perangkat mobile saja. Melalui teknologi, Anda dapat mengontrol Si Kecil ke mana pun ia pergi. Anda dapat memantau kegiatan-kegiatannya melalui gadget yang dihubungkan dengan GPS tracker. Kini, ada banyak pilihan aplikasi dan alat yang dapat dipilih untuk 'mengawasi' Si Kecil.
Dikatakan George Sachs, psikolog klinis, drone parenting melakukan segala hal yang bisa mereka kerjakan untuk melindungi anak-anaknya dari ketidaknyamanan. Dengan tujuan akhir untuk memberikan dunia bagi anak-anaknya. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)