Type Keyword(s) to Search
BABY

Cegah Anak dari Penyakit di Musim Hujan dan Banjir

Cegah Anak dari Penyakit di Musim Hujan dan Banjir

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Beberapa hari terakhir ini, hujan deras melanda sebagian wilayah di Indonesia. Curah hujan yang terbilang tinggi ini juga mengakibatkan beberapa area mengalami banjir.

Banyaknya genangan air dan banjir di beberapa tempat saat musim hujan membuat berbagai penyakit menular bermunculan yang bisa mengintai Si Kecil. Kondisi lembap di musim hujan ini menyebabkan perkembangbiakan kuman semakin meningkat. Penyebarannya pun sangat mudah Moms, seperti melalui genangan air yang terbawa sepatu, cipratan lumpur, jejak kotor dari hewan, dan lain sebagainya.

Nah, karena itu, kita patut mewaspadai berbagai penyakit menular yang sering terjadi kala musim hujan dan banjir. Berikut ini tujuh penyakit yang umumnya dialami Si Kecil yang harus diwaspadai dan diketahui langkah-langkah antisipasinya, Moms.


1. Demam Berdarah

Pada musim hujan biasanya akan terjadi peningkatan tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, nyamuk penular penyakit demam berdarah, karena munculnya genangan air di kaleng bekas, ban bekas, dan barang-barang lain yang bisa tertampung air.

Genangan air ini akan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut. Dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit demam berdarah, maka risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat.

Salah satu cara untuk mencegah penyakit ini adalah dengan melakukan gerakan 3 M, yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat.

Selain itu, Moms sebaiknya segera bawa Si Kecil ke dokter jika ia mengalami gejala demam tinggi yang tidak jelas sebabnya disertai adanya tanda-tanda perdarahan.


2. Diare

Diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu (personal hygiene). Pada musim hujan dengan curah hujan yang tinggi, kemungkinan banjir meningkat. Pada saat banjir, sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan banyak ikut tercemar.

Di samping itu, saat banjir ada kemungkinan terjadi pengungsian di mana fasilitas dan sarana akan menjadi terbatas, termasuk ketersediaan air bersih. Hal tersebut berpotensi menimbulkan penyakit diare disertai penularannya yang cepat.

Untuk menghindari terserang diare, penting bagi Moms melakukan hal-hal berikut:

• Membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan atau minum serta setelah dari toilet.

• Membiasakan merebus air minum hingga mendidih setiap hari.

• Menjaga kebersihan lingkungan, salah satunya dengan cara menghindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal.

• Segera bawa Si Kecil ke dokter jika ia mengalami gejala-gejala diare.


3. Leptospirosis

Leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut Leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit yang ditularkan melalui hewan. Hewan yang paling sering menularkan penyakit ini adalah tikus, melalui kotoran dan air kencingnya. Pada musim hujan, terutama saat terjadi banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar. Nah, tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia, lalu kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut.

Berikut ini langkah-langkah untuk mengantisipasi dan menghindari timbulnya penyakit leptospirosis:

• Menekan dan menghindari tikus yang berkeliaran di lingkungan sekitar kita dengan selalu menjaga kebersihan.

• Menghindari Si Kecil bermain air saat terjadi banjir, terutama jika ada bagian tubuh yang luka.

• Menggunakan pelindung misalnya sepatu, bila terpaksa harus melewati daerah banjir.

• Segera berobat jika muncul gejala panas tiba-tiba, sakit kepala, dan menggigil pada Si Kecil.


4. ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dapat disebabkan oleh bakteri, virus, dan berbagai mikroba lainnya. Gejala utama dapat berupa batuk dan demam yang bisa disertai sesak napas, nyeri dada, dan lain-lain.

Penanganan ISPA meliputi:

• Cukup istirahat

• Pengobatan simtomatis sesuai gejala

• Mungkin diperlukan pengobatan kausal untuk mengatasi penyebab

• Meningkatkan daya tahan tubuh

• Mencegah penularan pada orang sekitar, antara lain dengan menutup mulut ketika batuk, tidak meludah sembarangan, dan sebagainya.

Selain itu, faktor berkumpulnya banyak orang seperti di tempat pengungsian korban banjir juga berperan dalam penularan ISPA.


5. Penyakit Kulit

Penyakit kulit dapat berupa infeksi, alergi, atau bentuk lain pada musim banjir. Masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga dengan baik. Seperti juga pada ISPA, faktor berkumpulnya banyak orang, misalnya di tempat pengungsian korban banjir, juga berperan dalam penularan infeksi kulit. (M&B/SW/Dok. Freepik)