Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Zaman yang serba digital ini ternyata telah memengaruhi anak untuk bermain berbagai gadget bahkan sejak mereka kecil. Meskipun jika digunakan dengan bijak dapat memberikan manfaat positif, dampak buruk juga bisa dialami Si Kecil jika penggunaan perangkat tersebut berlebihan.
American Academy of Pediatrics (AAP) memberikan rekomendasi penggunaan gadget, termasuk screen time, berdasarkan usia. Untuk panduan terbaru, AAP memperkenalkan screen time sebagai waktu yang dihabiskan untuk menggunakan media digital dengan tujuan hiburan.
Sementara bagi anak berusia di atas 6 tahun, orang tua bisa menentukan batasan waktu yang dihabiskan menggunakan layar, termasuk monitor dari media digital.
0-2 Tahun
1. Bayi usia kurang dari 18 bulan sebaiknya tidak terekspos dengan media digital. Bagi orang tua dengan bayi, benar-benar memangkas teknologi bisa menjadi tantangan tersendiri. Namun, pelarangan ini sangat penting bagi perkembangan otak dan hubungan sehat antara orang tua dan anak. Hal tersebut disampaikan oleh dr. Yolanda Reid Chassiakos, pimpinan penelitian dari Children and Adolescent and Digital Media Technical Report, serta asisten profesor di UCLA. Suara dan aktivitas dari layar dapat mengalihkan perhatian anak. Efek lainnya, stimulasi berlebihan ini bisa menyebabkan distres dan masalah tidur.
2. Jika terpaksa diperkenalkan dengan gadget pada usia 18-24 bulan, pilih media digital yang memiliki kualitas programming yang baik.
3. Dampingi anak saat menggunakan gadget. Hindari menggunakan gadget sendirian dan perhatikan waktunya.
4. Menurut dr. Anggia Hapsari, Sp.KJ, psikiater anak dan remaja dari Smart Kid Clinic, anak usia 0-2 tahun tidak memerlukan gadget. Begitu juga anak balita. Sesekali saja boleh diperlihatkan, tetapi dengan membatasi waktu, idealnya 15-30 menit terutama saat akhir pekan.
2-5 Tahun
1. Batasi pemakaian gadget 1 jam per hari untuk program berkualitas baik. Kalau di sekolah anak sudah menggunakan gadget selama 1 jam, di rumah, ia tidak bisa memakainya lagi.
2. Dampingi anak saat menggunakan gadget atau screen time. Bantu mereka untuk memahami konten yang dilihat. Jika konten tersebut tidak sesuai dengan perkembangan, misalnya bersifat cukup agresif atau paparan seksualitas, maka Anda harus memberitahukan hal ini kepada anak.
3. Hanya paparkan program berkualitas bagus yang edukatif juga menghibur. Umumnya, konten seperti itu jauh lebih baik daripada acara TV standar karena tidak ada iklan yang cenderung menstimulasi anak secara berlebihan.
4. Hindari program dengan kecepatan tinggi dan aplikasi berkonten agresif. Ini karena mata Si Kecil tidak seperti mata orang dewasa. Untuk program berkecepatan tinggi, anak belum bisa menangkap maksud dari nilai dalam konten tersebut.
5. Pilih konten yang sesuai dengan anak-anak. Hal ini termasuk pada bahasa yang digunakan dalam konten. Sebab, isi konten berbahasa bilingual akan bisa membuat Si Kecil mengalami kebingungan dalam berinteraksi dengan temannya dalam bahasa Indonesia.
Di Atas 6 Tahun
1. Media digital sebaiknya tidak pernah menggantikan aktivitas sehat anak, termasuk tidur, interaksi sosial, dan aktivitas fisik. Menurut dr. Jenny Radesky, dari Boston Medical Center, AS, orang tua perlu mengajarkan mereka cara menggunakan media digital sebagai alat untuk belajar dan menghubungkan keluarga.
2. Jumlah screen time harian bergantung pada anak dan keluarga, namun maksimal sekitar 2 jam. Anak pun harus memprioritaskan waktu produktif, khususnya untuk aktivitas fisik dibandingkan hiburan.
3. Diskusikan tentang risiko cyberbullying, sexting, dan kemungkinan adanya predator online. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)