Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Anemia bisa menyerang siapa saja, termasuk para ibu yang tengah hamil. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI (2007), anemia karena kekurangan atau defisiensi zat besi merupakan salah satu masalah gizi yang kerap melanda bumil dibandingkan defisiensi zat gizi lain. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa prevalensi bumil yang mengalami defisiensi zat besi sekitar 35-75 persen yang semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan.
Jika tak ditangani secara serius, anemia pada bumil dapat menyebabkan banyak permasalahan, seperti bayi lahir prematur, perdarahan atau infeksi pasca-kehamilan, hipoksia (janin kekurangan asupan oksigen), cacat lahir menurun, kematian janin, kematian bayi setelah lahir, hingga kematian ibu saat persalinan.
Untuk meningkatkan kadar zat besi dalam darah, biasanya dokter memberikan terapi tablet tambah darah (TTD). Bumil umumnya diberikan 1 tablet/hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. Jenis tablet ini mengandung 200 mg ferrosulfat yang setara dengan 60 mg zat besi, dan 0,25 mg asam folat. Pada beberapa kasus, pemberian TTD menimbulkan efek samping, seperti mual, nyeri lambung, muntah, diare, dan sulit buang air besar. Untuk meminimalkan efek samping, bumil dianjurkan untuk mengonsumsinya sebelum tidur.
Selain itu, penanganan anemia bisa dilakukan dengan diet makanan dan minuman yang seimbang. Untuk memenuhi asupan zat besi, Anda bisa mengonsumsi bahan pangan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau tua. (Gita/DMO/Dok. M&B)
Baca juga: Super Foods Penambah Darah