Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Banyak yang mengatakan operasi usus buntu bisa menyebabkan seorang wanita kesulitan untuk hamil. Sebab, operasi yang dilakukan dapat menyebabkan komplikasi seperti tuba falopi yang tersumbat. Ini akan menyulitkan sperma masuk ke dalam rahim.
Namun, selama tidak ada komplikasi apa pun pada usus buntu maupun operasi yang Anda jalani, maka seharusnya tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap kehamilan nantinya. Meskipun begitu, Anda tidak perlu khawatir berlebihan.
Anda bisa menjalani operasi kecil untuk melakukan pemisahan usus yang lengket tersebut. Selain itu, saluran telur ada 2, di sebelah kanan dekat usus dan di kiri. Apabila terjadi komplikasi terhadap saluran di dekat usus, maka masih ada saluran telur bagian lain.
Jadi, jangan takut karena Anda masih tetap bisa hamil. Bahkan menurut penelitian Sami Shimi seorang ahli bedah dari University of Dundee, wanita yang melakukan operasi usus buntu cenderung lebih mudah untuk hamil dibandingkan mereka yang tidak. Penelitian ini dilakukan sejak 1987 hingga 2012 dan melibatkan pasien wanita yang menjalani operasi usus buntu sebanyak 54.675. Hal tersebut menjadi bukti bahwa tindakan operasi ini tidak menyebabkan risiko tidak subur di masa depan.
Tetapi, beberapa risiko bisa muncul jika Anda harus melakukan operasi usus buntu saat sedang hamil. Hal ini bisa terjadi karena disebabkan beberapa hal, seperti infeksi karena bakteri yang menyerang usus buntu, faktor makanan, kelelahan, dan juga kebiasaan yang kurang sehat. Berikut risiko yang bisa dialami ibu hamil saat menjalani operasi usus buntu:
1. Kontraksi Dini
Saat operasi usus buntu harus dijalani saat hamil, ada dua tindakan yang bisa dilakukan. Pada trimester pertama atau kedua, laparoskopi menjadi pilihan dengan meninggalkan luka lebih kecil. Namun pada trimester ketiga, tindakan bedah dilakukan karena ukuran rahim yang besar. Hal ini dapat memicu kontraksi dini sehingga Moms harus lebih waspada.
2. Persalinan Prematur
Pengaruh dari prosedur operasi, obat anestesi, serta obat yang diberikan sebelum dan setelah operasi dapat menyebabkan kelahiran prematur. Maka, tindakan operasi usus buntu dianjurkan agar dapat dilakukan saat kehamilan di trimester kedua atau segera setelah terdiagnosa oleh dokter.
3. Operasi Caesar
Luka bekas operasi usus buntu sebenarnya jarang terbuka kembali, baik saat persalinan normal ataupun Caesar. Namun, jika bekas operasi belum pulih sepenuhnya sampai melahirkan, maka persalinan dengan operasi Caesar pun menjadi pilihan.
4. Kematian Janin
Saat atau pasca tindakan operasi usus buntu faktanya bisa menyebabkan kematian janin. Tapi, kondisi ini memiliki angka kasus yang sangat kecil. Pemicu hal ini terjadi karena pembedahan dilakukan saat janin masih belum terbentuk sempurna. Kondisi ibu dan janin yang tiba-tiba menurun saat operasi juga menjadi faktor lain. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)
- Tag:
- Kehamilan
- Ibu Hamil
- Usus Buntu