Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Kenali Pengapuran Plasenta dan Cara Mencegahnya

Kenali Pengapuran Plasenta dan Cara Mencegahnya

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Plasenta merupakan pendukung utama kehidupan janin di dalam rahim. Organ berbentuk kantung ini berfungsi sebagai tempat tinggal janin. Plasenta menyediakan nutrisi dan oksigen untuk janin serta melindungi janin dari ancaman virus dan kuman di tubuh ibu. Karena sifatnya yang penting itu, maka gangguan plasenta saat kehamilan dapat membawa dampak buruk terhadap tumbuh kembang dan kesehatan janin.

 

Salah satu gangguan yang bisa dialami oleh plasenta adalah pengapuran plasenta. Menurut dr. Ardiansjah Dara, Sp.OG, M.Kes., dari MRCCC Siloam Hospital Semanggi, Jakarta, seiring bertambahnya usia kehamilan, plasenta akan mengalami penuaan akibat adanya penumpukan kalsium yang disebabkan pecahnya pembuluh darah kecil di plasenta.. Saat dilakukan USG, tanda penuaan bisa dilihat dari bintik putih pada plasenta. Tanda penuaan ini disebut klasifikasi plasenta atau oleh orang awam disebut pengapuran plasenta.

 

Penyebab

Tidak diketahui secara pasti apa penyebab pengapuran plasenta. Tapi, kondisi ini dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, mulai dari faktor keturunan hingga faktor lingkungan seperti radiasi, frekuensi suara rendah, dan reaksi terhadap obat-obatan tertentu. Infeksi bakteri juga diperkirakan bisa menyebabkan pengapuran plasenta.

 

Pencegahan

Pengapuran plasenta tergolong normal jika terjadi di trimester 3. Secara umum, lebih dari setengah kondisi plasenta akan mengalami tingkat derajat pengapuran dan 18 persen plasenta lainnya mengalami pengapuran yang parah setelah memasuki minggu ke-33 pada masa kehamilan. Pada umumnya, semakin awal pengapuran terjadi, semakin tinggi risiko bahayanya bagi janin.

Pengapuran pada masa awal hingga pertengahan kehamilan tergolong dalam kehamilan risiko tinggi, karena pengapuran plasenta sebelum kehamilan menginjak usia 32 minggu berisiko menyebabkan perdarahan saat persalinan, bayi lahir prematur, dan janin meninggal saat masih dalam kandungan.

Ibu hamil dengan kondisi hipertensi yang tidak terkontrol juga bisa mengalami pengapuran plasenta dini. Untuk pencegahan, ibu hamil perlu mengonsumsi obat antihipertensi dan melakukan kontrol teratur ke dokter kandungan.

Secara umum, menjaga kesehatan kehamilan merupakan cara terbaik untuk menghindari gangguan plasenta dan komplikasi kehamilan, termasuk pengapuran plasenta. Anda bisa jalani gaya hidup sehat dengan makan makanan bergizi seimbang dan rajin berolahraga. Anda juga sebaiknya memantau kondisi plasenta secara rutin saat kontrol ke dokter kandungan, termasuk risiko adanya pengapuran plasenta. (M&B/SW/Dok. Freepik)