Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Rasa manis menjadi salah satu rasa favorit semua orang. Menurut sebuah studi, hal ini bisa disebabkan oleh dorongan alami tubuh untuk mendapatkan lebih banyak energi, yang telah umum diketahui bahwa bahan bakar tubuh berasal dari gula. Tapi, di sisi lain konsumsi gula yang berlebih ternyata bisa timbulkan kantuk.
Hal ini dikemukakan oleh Prof. Dr. Ali Khomsan MS, Guru Besar Pangan dan Gizi IPB, di acara peluncuran produk terbaru Milo pada 3 Oktober lalu. Gula dalam bentuk glukosa yang biasa bisa ditemukan pada pangan sumber karbohidrat, seperti nasi dan roti, merupakan sumber energi utama tubuh. Tapi bila dikonsumsi terlalu banyak atau terlalu sedikit bisa berdampak buruk pada kesehatan. Salah satunya adalah rasa kantuk berlebih.
Saat tubuh memproses terlalu banyak karbohidrat atau gula di satu waktu, fungsi kerja otak akan menurun. Ini disebabkan oleh pengalihan distribusi oksigen dari otak ke sistem pencernaan. Hasilnya, tubuh akan mengantuk. Fungsi otak juga menurun bila asupan glukosa terlalu rendah. “Maka, mengonsumsi karbohidrat atau gula dalam jumlah yang secukupnya adalah penting,” tutur Prof. Ali Khomsan.
Seperti yang telah umum diketahui, kelebihan gula juga meningkatkan risiko obesitas dan diabetes. Konsumsi gula berlebihan akan menghambat hormon leptin, yaitu hormon yang berfungsi sebagai sinyal ‘kenyang’. Akibatnya, daya overeating akan memicu kegemukan. Terlalu banyak gula juga dapat menyebabkan resistensi insulin, sehingga tubuh sulit mengurai produksi insulin untuk memecah gula, sehingga kadar gula dalam darah tinggi. Selain itu, para pengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi (tinggi gula) lebih rentan mengalami depresi.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, konsumsi gula sehari diharapkan tidak melebihi 50 gram atau setara dengan 4 sdm per hari. Sedangkan menurut anjuran WHO, paling banyak diharapkan tidak mengonsumsi lebih dari 25 gram sehari. Padahal, sekaleng soft drink bisa mengandung lebih dari 75 gram.
Berkaitan dengan masalah ini, Nestle Indonesia mengeluarkan versi terbaru dari Milo yang mengandung 25 persen gula lebih rendah. Pengurangan gula pada Milo versi terbaru ini merupakan salah satu komitmen Milo dalam mendukung anak Indonesia yang lebih sehat. Tak hanya itu, Milo versi baru ini juga mengandung lebih banyak malt, vitamin dan mineral, sehingga bisa menyediakan lebih banyak energi bagi tubuh.
Yuk Moms, kontrol asupan gula harian Anda dan Si Kecil! (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)