Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Isaac Brown, Bocah Tanpa Rasa Sakit

Isaac Brown, Bocah Tanpa Rasa Sakit

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Apakah anak Anda pernah tak merasakan sakit apa pun, meski ia terbentur benda keras? Hati-hati, karena bisa jadi ia mengidap penyakit langka seperti yang dialami bocah berusia 5 tahun yang bernama Isaac Brown ini. Isaac terlahir dengan penyakit langka, yaitu congenital insensitivity to pain-- kondisi ketidakpekaan terhadap rasa sakit atau gangguan yang berarti.

 

Seperti dilansir ABC News, karena Isaac tidak pernah merasakan sakit saat terluka, maka kedua orangtuanya, Carrie dan Randy Brown, mengajarinya bagaimana mengidentifikasi rasa sakit agar Sang Anak tetap sehat. "Masa balitanya benar-benar mimpi buruk. Ia melompat ke tanah dan menghempaskan wajahnya ke atas meja. Ia pikir terjatuh itu menyenangkan," ungkap Sang Ibu.

 

Bahkan, orangtuanya mengakui bahwa Isaac pernah mencelupkan tangannya ke dalam kopi panas tanpa berkedip. Ia juga sempat menempatkan telapak tangannya di atas kompor tanpa menangis. Suatu waktu, Isaac juga pernah menggedor pintu kamar Sang Ibu dengan pecahan kaca guna menarik perhatiannya. Ketika Sang Ibu, Carrie, membuka pintu, ia terkejut melihat Isaac memegang pecahan kaca yang tajam. Isaac tak mengerti bahwa pecahan kaca dapat melukai tangannya. Sang Ayah, Randy Brown, juga pernah dengan sengaja menginjak kaki anaknya. Namun, Isaac meresponsnya dengan tertawa karena ia pikir hal itu adalah lelucon, lantaran ia tak merasakan sakit apa pun.

 

Meski kedua orangtua Isaac telah mencari berbagai bantuan medis, namun belum ditemukan juga obat yang bisa membantu bocah ini. Setelah membawa Isaac ke dokter spesialis, Carrie Brown disarankan untuk terus memantau Sang Anak dengan hati-hati, terutama saat ia terluka. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah mengajarkan Isaac untuk mengenali dan mengakui rasa sakit dan nyeri. Sang Ayah juga telah berusaha menjelaskan dengan hati-hati bahwa apa yang ia alami adalah sesuatu yang buruk. Randy pun mengajarkan bagaimana merespons rasa sakit pada anaknya.

 

Dokter Stephen Waxman, Direktur Center for Neuroscience and Regeneration Research di Yale University School of Medicine mengatakan, penyakit ini sangat langka. Penyakit ini juga sangat kompleks, bersifat menurun, banyak tipenya, dan sangat jarang terjadi. Beberapa orang dengan ketidakpekaan rasa sakit kongenital dikaitkan dengan mutasi genetik tertentu yang memengaruhi saluran natrium tertentu dalam sel saraf mereka. Namun, semua tipenya dapat menyebabkan gejala yang hampir sama, yaitu kehilangan fungsi saraf sensori dan respons kontrol terhadap sakit dan suhu. Akibatnya, seseorang tidak bisa bergerak secara spontan ketika badannya terkena rangsangan luar, sehingga tidak ada rasa sakit.

 

"Saya pikir para dokter perlu mendidik pasien dan kita perlu belajar lebih banyak tentang gangguan ini, sehingga di masa depan kita bisa menemukan pengobatan yang efektif bagi gangguan ini,” ungkap Dr. Waxman. (Aulia/DMO/Dok. ABC News)