Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Bermain menjadi salah satu kegiatan yang menyenangkan untuk anak-anak. Namun ketika mereka sedang enggan beraktivitas, orang tua cenderung membolehkannya menonton film, termasuk yang berisikan superhero atau pahlawan super.
Untuk memberikan tontonan ini, orang tua tetap harus memberikan pengawasan. Pasalnya, film superhero memiliki adegan kekerasan di dalamnya. Jika Si Kecil menonton secara sembarangan, ia mungkin saja menirukannya di kehidupan nyata.
Agar hal tersebut tidak terjadi, maka Anda perlu memberikan penjelasan mengenai adegan-adegan di film tersebut. Nasihati Si Kecil agar ia tidak melakukan adegan kekerasan kepada teman atau orang di sekitarnya.
Anda pun perlu cermat dalam memilihkan film superhero untuk anak. Sebagian besar orang tua mencarikan film yang dapat mengajari anak untuk lebih kuat atau membuatnya menjadi anak pemberani. Anda juga bisa mempertimbangankan film superhero dengan adegan kekerasan yang tidak terlalu berbahaya.
Namun, tak jarang anak bisa mengalami perubahan setelah menonton film pahlawan super kesukaannya. Jika secara positif, anak memang bisa lebih percaya diri karena memiliki idola untuk ia tiru. Maka secara tidak langsung, mereka dapat menunjukkan kemampuannya.
Balita sendiri memang belum memahami secara penuh mengenai hal boleh dan tidak boleh. Ini bisa menjadi hal negatif, karena akan membuatnya sering melakukan tindakan yang dilakukan superhero kesukaannya. Karena ketidaktahuannya, ia pun tetap melakukannya, meskipun itu adalah perilaku kekerasan atau tidak pantas ditiru.
Mereka juga bisa menjadi tidak patuh dengan nasihat orang tua, tetapi lebih mengikuti sang idola. Hal ini disebabkan adanya sifat anak yang masih dalam tahap imitative yang membuatnya sedikit membangkang. Jika dibiarkan, ia akan menganggap dirinya yang paling hebat.
Mungkin saja saat ia bertumbuh semakin besar, Si Kecil jadi anak yang nakal dan suka menindas teman-teman di sekolahnya. Dan ada kasus lainnya, di mana seorang anak perempuan terlihat lebih tomboi dan menyukai mainan superhero dibandingkan mainan yang sesuai untuk dirinya.
Menurut Anna Surti Ariani, psikolog anak dan keluarga dari klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, banyak orang tua yang kesulitan melarang Si Kecil menonton film superhero kegemarannya.
Oleh karena itu, untuk mengalihkan perhatian, ajak ia melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan. Jika keinginan Si Kecil sulit dibendung, orang tua perlu mendampingi dan jangan biarkan ia menonton sendirian.
Setelah tayangan selesai, ajak ia berdiskusi mengenai hal-hal baik dalam film tersebut, ajarkan mana yang boleh dan tidak. Apabila Si Kecil ternyata melakukan adegan kekerasan yang dilihat dalam film ketika bermain, usahakan agar itu hanya sebatas permainan saja. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)