Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Lindungi Kesehatan Gigi dari Risiko Gula Tersembunyi

Lindungi Kesehatan Gigi dari Risiko Gula Tersembunyi

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) kembali digelar. Bekerjasama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI), dan Pepsodent, brand perawatan kesehatan gigi dan mulut produksi PT Unilever Indonesia Tbk, BKGN akan memberi edukasi mengenai pentingnya melindungi kesehatan gigi seluruh anggota keluarga dari risiko yang ditimbulkan oleh gula tersembunyi.

 

Konsumsi gula berlebih ini salah satunya disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat akan kehadiran gula tersembunyi dalam makanan dan minuman yang mereka konsumsi setiap hari. Hal ini diungkapkan oleh Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc. selaku Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institutions Yayasan Unilever Indonesia.

 

"Makanan atau minuman yang tidak manis sekali pun dapat mengandung gula tersembunyi penyebab gigi berlubang. Gula tersembunyi ini bisa hadir sebagai tambahan dalam makanan olahan, maupun secara alami di dalam bahan makanan." ungkapnya saat Konferensi Pers Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2018 (5/8/2018).

 

Hal ini pun dibenarkan oleh dr. Diana F. Suganda, M.Kes, SpGK selaku seorang Spesialis Gizi Klinik, bahwa beberapa jenis makanan dan minuman yang dianggap sehat pun ternyata tidak luput dari kandungan gula tersembunyi. Kemudian gula tersembunyi ini berkontribusi sebagai salah satu penyebab utama gigi berlubang.

 

"Masalah gigi berlubang atau karies seringkali digambarkan sebagai 4 mata rantai yang saling berinteraksi,yaitu host yang terdiri dari gigi dan air liur, mikroorganisme atau bakteri pada plak, substrat atau asupan makanan, dan waktu." kata dr. Diana.

 

Menurutnya Kondisi host dan mikroorganisme memang sangat tergantung dari kondisi alami dan perilaku kesehatan gigi masing-masing individu, namun substrat dan waktu sebenarnya merupakan faktor-faktor yang masih sangat dapat kita kendalikan.

 

"Bicara mengenai substrat, gula yang kita konsumsi diubah oleh mikroorganisme di dalam mulut sehingga kondisi pH mulut otomatis berubah menjadi asam dan proses karies pun terjadi. Selain substrat, faktor waktu menjadi hal penting lain yang harus diperhatikan, karena berhubungan erat dengan seberapa seringnya kita mengonsumsi gula, termasuk gula tersembunyi." jelasnya.

 

Proses karies akibat gula ini dapat dikendalikan dengan lebih mewaspadai konsumsi gula dan menginterupsi waktu pembentukan karies dengan rutin menyikat gigi pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride serta berkonsultasi ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali.

BKGN 2018 akan dimulai pada 18 September 2018 bertempat di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan – PSPDG Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sriwijaya. Tahun ini BKGN memiliki target untuk menjangkau lebih dari 65.000 masyarakat Indonesia melalui rangkaian aktivitas yang digelar di 23 Fakultas Kedokteran Gigi dan 40 cabang PDGI di berbagai wilayah Indonesia hingga Desember mendatang. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik, Pepsodent)