Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Salah satu kondisi kesehatan Si Kecil yang perlu Anda waspadai adalah epilepsi. Ini merupakan gangguan sistem saraf di otak, sehingga menyebabkan kejang atau perilaku tidak biasa, hingga hilang kesadaran.
Otak memiliki jutaan sel saraf yang mengontrol cara berpikir, bergerak, dan merasa dengan mengirimkan sinyal listrik ke satu sama lain. Pada saat serangan epilepsi, terjadi letupan listrik abnormal di otak yang dapat memengaruhi pola pergerakan dan kesadaran penderita.
Penyebab dan Gejala
Jenis epilepsi sendiri dibagi menurut penyebabnya. Untuk epilepsi simptomatik, disebabkan oleh tumor otak, cedera kepala, infeksi pada otak (meningitis, encephalitis), gangguan pembuluh darah (stroke), cacat lahir, dan kelainan genetik.
Berikutnya epilepsi idopatik, di mana sebanyak 30 persen epilepsi tidak diketahui penyebabnya, yang dapat merusak fungsi otak. Sedangkan epilepsi tanpa sebab, namun penderitanya tidak mengalami kerusakan otak dan hanya gangguan fungsi otak saja disebut epilepsi kriptogenik.
Gangguan epilepsi dapat menyerang seluruh bagian otak (epilepsi umum) atau sebagian otak (epilepsi parsial). Gejala yang muncul tergantung dari jenis epilepsi yang menyerang. Pada kasus epilepsi umum, gejala terlihat dalam bentuk tangisan, seluruh tubuh mendadak kaku, tangan dan kaki kejang, lidah tergigit, dan mengompol.
Serangan pada epilepsi umum ini bisa berlangsung selama 30-60 detik. Pada kasus tertentu, anak dapat tiba-tiba jatuh lemas seperti pingsan. Sedangkan pada serangan epilepsi parsial, gejala yang timbul dapat berupa gerakan berulang tanpa tujuan dan anak terlihat tidak dapat mengontrol perubahan perilakunya.
Yang Harus Dilakukan
Meskipun belum bisa disembuhkan, namun beberapa tindakan dapat mengurangi frekuensi terjadi serangan epilepsi. Bantu Si Kecil untuk rutin mengonsumsi obat anti-epilepsi (OAE), tidur dan istirahat cukup.
Pastikan anak makan teratur dan batasi kegiatan menonton atau berada di depan layar komputer terlalu lama. Hindari juga hal-hal yang bisa membuat mereka kelelahan dan stres. Dukungan emosional dari keluarga dan teman juga dangat dibutuhkan agar anak dapat menemukan potensi dirinya.
Jika saat Si Kecil kejang dan terjadi selama lebih dari 5 menit, disertai sesak napas atau serangkaian kejang pendek tanpa kembali sadar di antara kejang, segera kunjungi dokter. Epilepsi pada anak tentunya bisa sembuh, maka kuatlah agar Si Kecil juga bisa menjalaninya berkat dukungan Anda, Moms. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)
- Tag:
- Bayi
- Anak
- Gangguan Otak
- Epilepsi