Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Karena tak kuat menahan sakit dan karena prosesnya ingin cepat selesai, banyak ibu hamil yang berusaha untuk mengejan secepatnya. Padahal, ada kalanya mengejan harus menunggu waktu yang tepat. Mengejanlah saat diperintah dokter atau bidan.
Mengejan di saat yang tak tepat ternyata berisiko menyebabkan udem portio atau pembengkakan rahim. Pembengkakan ini terjadi karena bibir kemaluan mengalami terlalu banyak dorongan sementara ia belum siap untuk menerima tekanan kuat. Jika pembengkakan ini sudah terjadi, maka jalan lahir normal bayi sudah tertutup. Akibatnya, Anda pun harus menjalani proses Caesar.
Jika waktunya sudah tiba, dokter atau bidan akan meminta Anda menarik napas dalam, menahannya dengan mulut tertutup, lalu mengejan dengan panggul tetap menempel di atas tempat tidur. Saat mengejan, dagu diletakkan di dada, sehingga Anda bisa melihat perut. Ikuti irama tubuh saat mengejan, jangan menahan sesuatu, seperti napas, tubuh (dengan mengangkat bokong), atau menahan dorongan mengejan itu sendiri (misalnya takut feses keluar dari anus), karena akan membuat proses mengejan tidak maksimal.
Bila perut sudah dalam keadaan relaks, Anda akan diminta berhenti mengejan dan berisitirahat sambil menunggu kontraksi selanjutnya. Sambil istirahat, lakukan teknik bernapas panting, yaitu bernapas pendek-pendek lewat mulut.
Untuk mengeluarkan bayi, umumnya Anda harus mengejan lebih dari 1 kali. Selama perut Anda masih dalam keadaan tegang, yang berarti masih ada kontraksi, Anda masih bisa terus mengejan, sampai dokter atau bidan memerintahkan untuk berhenti.
Berhentilah mengejan ketika kepala bayi mulai telihat (crowning), yang biasanya ditandai dengan rasa panas di vagina yang meregang. Tujuannya supaya vagina dan perineum (daerah antara anus dengan vagina) meregang perlahan-lahan, juga untuk mengurangi robekan terlalu besar. (M&B/SW/Dok. Freepik)
- Tag:
- Melahirkan
- Persalinan
- Mengejan