Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Pendidikan merupakan salah satu hak dasar anak. Jika Si Kecil sudah waktunya untuk bersekolah, memilih sekolah jadi salah satu langkah penting dalam mempersiapkan Si Kecil menjalani kehidupan masa depannya. Nah untuk menambah pengetahuan mengenai apa saja yang harus diperhatikan dalam memilih sekolah untuk anak serta bagaimana menyiapkan Si Kecil untuk bersekolah, Moms bisa simak hasil perbincangan Tim Mother&Baby Indonesia bersama Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psikolog, saat MB InstaLive dan FBLive beberapa waktu lalu dengan tema "Kapan Anak Siap Sekolah?".
Â
T: Apa aja yang harus diperhatikan orangtua saat memutuskan memasukkan anaknya ke sekolah?
J: Ada 3 faktor yang harus diperhatikan, yaitu:
Pertama, usia anak. Menurut saya, anak bisa Anda sekolahkan setelah ia berumur 3 tahun, saat kebutuhan sosialnya meningkat, sehingga orangtua perlu memberikan anak lingkungan bermain dan belajar di luar rumah. Jadi pada usia 3 tahun, anak bisa dimasukkan ke playgroup atau kelompok bermain. Untuk anak di bawah usia 3 tahun, idealnya kebutuhan stimulasi Si Kecil bisa dipenuhi di rumah. Tapi seringkali, khususnya di kota-kota besar, orangtuanya bekerja, anak-anak di rumah bersama pengasuh atau dengan kakek dan nenek, sehingga stimulasi untuk Si Kecil dirasakan kurang tepat. Jadi untuk anak di bawah usia 3 tahun, pertimbangannya adalah apakah kebutuhan stimulasinya bisa terpenuhi atau tidak di rumah. Kalau tidak, tidak ada salahnya dipenuhi di sekolah.
Kedua, khususnya untuk anak usia 3 tahun ke atas, ia akan lebih mudah beradaptasi jika di rumah pun sudah terbiasa dengan aturan, dengan rutinitas, seperti bangun pagi, atau membereskan mainan setelah bermain. Jadi, ketika ia memasuki lingkungan sekolah, lingkungan yang lebih terstruktur, ia tidak akan kesulitan dalam beradaptasi.
Ketiga, kemandirian anak. Biasanya anak akan lebih siap sekolah jika ia sudah mandiri, misalnya sudah terbiasa berjauhan dengan orangtua, sudah bisa dilepas. Tapi buat Moms, jangan khawatir bila Si Kecil belum bisa mandiri dan dilepas. Karena ada beberapa aspek atau faktor di mana orangtua dan sekolah sama-sama membangunnya. Misalnya, Si Kecil belum sepenuhnya mandiri, itu nanti kerja sama antara pihak sekolah dan orangtua. Jadi ada hal-hal yang bisa dikembangkan bersama antara pihak sekolah dan orangtua, saling melengkapi.
Â
T: Sekarang banyak orangtua yang menyekolahkan anaknya sejak usia dini. Apa pertimbangannya?
J: Hal itu kembali lagi ke pertimbangan kebutuhannya, misalnya Si Kecil belum perlu masuk sekolah, tapi di rumah stimulasi yang ia terima ternyata kurang. Jadi, memang tidak ada salahnya kalau anak-anak di bawah usia 3 tahun disekolahkan. Tapi banyak orangtua yang khawatir jika anak mereka akan merasa bosan nantinya jika disekolahkan terlalu dini. Hal ini bisa diatasi dengan cara memilih sekolah yang tepat untuk anak. Kalau sekolah memberikan stimulasi yang sesuai dengan usia dan perkembangan Si Kecil, itu tidak akan menjadi masalah, ia akan merasa senang dan tidak akan merasa bosan.
Â
T: Jika anak usia 5 tahun sudah bisa baca tulis, apakah ia sudah boleh masuk SD?
J: Lingkungan SD sangat berbeda dengan lingkungan TK. Saat di SD, anak dituntut lebih mandiri, tidak lagi dilayani oleh guru ketika merasa kesulitan, tapi diminta untuk mencoba sendiri. Jumlah anak yang banyak di dalam satu kelas juga menantang Si Kecil untuk lebih bisa bersosialisasi lebih baik. Kemudian juga aturan lebih ketat, komitmen tugas lebih besar, jadi anak harus punya kesadaran untuk mengerjakan tugas pada saatnya dan mendapat nilai baik agar bisa naik kelas. Jadi, untuk masuk SD tidak hanya dibutuhkan kemampuan kognitif dan kemampuan akademis, tapi juga kematangan emosi dan kemampuan motorik halus anak. Nah, pengalaman saya, kalau anak di bawah usia 6 tahun masuk SD, mereka suka merasa lelah karena motorik halusnya dan kematangan emosinya belum siap. Jadi mereka mudah lelah dan menolak mengerjakan tugas. Kemungkinan terburuk, bisa jadi anak akan mogok sekolah.
Â
T: Bolehkah menghentikan anak bersekolah untuk sementara jika ia mogok sekolah?
J: Kalau masih sebelum SD, itu tidak apa-apa, meskipun tetap ada risikonya. Ketika anak menolak sekolah lalu orangtua mengizinkan dan kemudian ia semakin lama di rumah, hal ini akan semakin membuatnya sulit untuk diajak bersekolah kembali. Jadi sebaiknya dicari tahu dulu penyebab ia tidak mau sekolah dan dicarikan solusinya.
Â
T: Apa dampak buruk sekolah terlalu dini bagi anak?
J: Dampak buruk sebenarnya tidak ada, kecuali jika orangtua tidak tepat memilih sekolah untuk anak. Misalnya, orangtua memasukkan anak ke sekolah bilingual, sementara mungkin perkembangan bahasa Si Kecil belum berkembang dengan lancar. Jadi dampak buruknya akan ada jika orangtua memilih sekolah yang kurang tepat untuk anak.
Â
T: Bagaimana memilih sekolah yang baik untuk anak?
J: Sebaiknya lakukan survei secara langsung ke sekolah tersebut. Memang tidak bisa sembarangan memilih sekolah untuk anak karena ini merupakan pengalaman pertama untuk Si Kecil. Kalau di pengalaman pertama ini anak memiliki kesan bahwa sekolah itu menyenangkan, untuk seterusnya pemahamannya tentang sekolah akan positif. Lain halnya jika Si Kecil merasa tidak nyaman dan cocok, itu akan menimbulkan trauma pada dirinya. Jadi jika sekolah memberikan kesempatan trial buat anak, gunakanlah kesempatan tersebut sebaik-baiknya untuk melihat apakah anak merasa nyaman dan cocok dengan sekolah tersebut. (Susanto Wibowo/Dok. Vera Itabiliana)