Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Penggunaan antibiotik memang dikenal luas di masyarakat, tapi mereka agaknya kurang paham dengan kegunaannya. “Pemakaian antibiotik yang sembarangan hanya membuat risiko resistensi menjadi tinggi,” jelas dr. Purnamawati S. Pujiarto, Sp.A(K),MM.Ped, penasihat Yayasan Orangtua Peduli (YOP). Resistensi antibiotik adalah istilah yang dipakai bila kuman tertentu menjadi kebal terhadap antibiotik tertentu.
Data Riskedas (2013) menyebutkan, sebanyak 86,1 persen rumah tangga di Indonesia menyimpan antibiotik di rumah tanpa resep dokter. Padahal, antibiotik seharusnya digunakan dengan hati-hati, tidak digunakan tanpa indikasi yang tepat, serta dibeli dengan resep dokter. Menurut dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, MARS, pemakaian antibiotik memang harus selalu rasional dan tepat indikasi. Bila penggunaan antibiotik tidak tepat, kuman yang ada dapat kebal atau menjadi resisten terhadap antibiotik.
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan aman akan menyebabkan bakteri bermutasi dan menjadi kebal, sehingga tidak mampu lagi dilawan dengan antibiotik. Berikut beberapa faktor yang bisa menyebabkan bayi menjadi kebal terhadap antibiotik:
1. Tidak Tepat Indikasi
Penyakit infeksi virus yang ditangani dengan antibiotik akan membuat bayi kebal. Ini sungguh membahayakan bayi bila suatu saat ia terkena infeksi bakteri yang justru membutuhkan antibiotik yang tepat untuk mengatasinya.
2. Tidak Tepat Dosis
Ada banyak jenis sediaan antibiotik, seperti oral (minum), intra-vena (infus), dan lokal (tetes mata dan salep). Jika bayi diberi antibiotik puyer yang harus diminum, namun ia tidak menghabiskan dosisnya, maka hal ini akan berisiko membuat bayi menjadi kebal antibiotik.
Orangtua kerap takut akan pemberian antibiotik, sehingga dengan inisiatifnya sendiri, mengurangi dosis atau menghentikan konsumsinya sebelum habis. Anda bisa menghentikan konsumsi antibiotik kapan saja jika memang antibiotik tersebut tidak tepat indikasi.
3. Tidak Tepat Waktu Pemberian
Perhatikan aturan pemberian obat yang tertera pada kemasan. Jangan memberikan antibiotik kepada bayi Anda di sembarang waktu, baik pada waktu pagi, siang, ataupun malam hari, misalnya. (M&B/SW/Dok. Freepik)
- Tag:
- Bayi
- Antibiotik