Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Tindakan yang dilakukan pada bayi saat proses persalinan bisa saja menimbulkan trauma lahir atau cedera. Biasanya, cedera ini akan hilang dengan sendirinya dan rata-rata bisa sembuh dengan perawatan yang tidak terlalu sulit.
Namun, Anda tetap harus waspada. Salah satu yang harus Anda ketahui adalah cedera pada bagian lengan bayi, alias brachial plexus palsy. Menurut Dr. dr. Dwi Putro Widodo, Sp.A.(K), M.Med, dari RSPI Pondok Indah, kondisi ini merupakan gangguan pada saraf-saraf tersebut yang menyebabkan kelumpuhan pada lengan bayi.
Cedera ini bisa terjadi karena penarikan paksa kepala, leher, bahu, dan lengan Si Kecil ketika ia dilahirkan. Akibatnya, ia tidak mampu menggerakkan lengan dan bahu. Dokter Dwi mengatakan, kasus kelumpuhan lengan ini biasanya akibat Si Kecil sulit keluar karena posisinya yang sungsang, tubuhnya telalu besar, atau panggul Anda terlalu kecil.
Jenis Brachial Plexus Palsy
Kondisi cedera lengan ini biasanya menimbulkan 3 kelainan bentuk pada lengan Si Kecil.
1. ERB Duchenne Palsy
Menurut dr. Dwi, ERB Duchenne Palsy adalah kasus yang paling sering terjadi dengan rasio sekitar 90 persen. Jadi ketika lahir, lengan Si Kecil masuk ke dalam (aduksi), dengan telapak tangan menghadap ke belakang dan mengarah ke luar. Pada trauma ringan, Si Kecil akan mengalami edema atau pendarahan ringan. Pernapasannya juga akan sedikit terganggu.
2. Klumpke’s Palsy
Klumpke’s Palsy biasanya terjadi pada bayi sungsang, atau tarikan pada bahu yang terlalu kencang. Tarikan yang terlalu kuat inilah yang menyebabkan kerusakan pada Plexus brachialis. Hal ini menyebabkan otot-otot pada pergelangan tangan bayi melemah, akibatnya telapak tangan Si Kecil terkulai lemah, terbuka, dan tidak dapat mengepal.
3. Paralisis total
Dokter Dwi mengatakan ada tingkatan brachial plexus palsy yang lebih tinggi, yaitu paralisis total. Jadi, lengan Si Kecil mengalami kelumpuhan, tak hanya bagian atas, bawah, atau telapak tangan saja, tetapi keseluruhan bagian lengannya. Akibatnya, lengan Si Kecil terlihat lemas dan juga kebas.
Mencegah Cedera Lengan
Bracial plexus palsy bukanlah penyakit genetik, jadi sebetulnya dapat dicegah. Dr. Dwi menambahkan jika cedera ini terjadi dalam kandungan, berarti ada bagian saraf yang tidak terbentuk sempurna. Karena itu, salah satu cara untuk menghindarinya adalah dengan diagnosa dini.
“Jika diagnosis sudah terlihat, yaitu posisi bayi Anda sungsang, tubuhnya besar, dan proporsi panggul ibu dengan tubuh bayi tidak seimbang, tentu harus operasi Caesar agar tidak terjadi cedera saat proses persalinan,” saran dr. Dwi.
Penyembuhan Secara Medis
Kabar baiknya, brachial plexus palsy dapat disembuhkan, Moms! Ada 2 penanganan yang akan dilakukan jika Si Kecil mengalami cedera lengan saat lahir, yaitu konservatif dan operatif. Inti dari penanganan ini adalah untuk mempercepat pemulihan serat saraf yang rusak.
Cara konservatif dilakukan oleh dokter pasca bayi dilahirkan. Dokter akan menggerak-gerakkan tangan bayi untuk mengembalikan bentuk lengan seperti semula, kemudian diistirahatkan, dan dilakukan fisioterapi lagi keesokan harinya.
Selain itu, tangan bayi juga akan diberi penguat atau bidai dan dokter akan meletakkan bagian yang lumpuh di sebelah kepala selama 1-2 minggu. Jika ada kemajuan yang pesat selama 1 bulan, kemungkinan lengan Si Kecil akan pulih.
Dokter akan mengevaluasi keadaan Si Kecil dalam 1 bulan. Jika semakin buruk, akan dilakukan MRI untuk melihat kemungkinan yang terjadi. Kemudian jika dalam 3-6 bulan tidak ada perbaikan yang signifikan, akan dilakukan cara operatif, yaitu pembedahan.
“Tetapi pembedahan karena brachial plexus palsy pada bayi sangat jarang. Jadi Anda tak perlu khawatir. Dokter biasanya akan mengusahakan penanganan sesegera mungkin agar Si Kecil tidak perlu dioperasi,” jelas dr. Dwi. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)