Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Selain karena kurangnya asupan cairan yang masuk ke dalam tubuh, dehidrasi juga dipengaruhi oleh gangguan kadar elektrolit, seperti muntah, diare, demam, penggunaan obat yang menyebabkan banyak buang air kecil, keringat berlebihan, atau pada mereka yang sedang menjalankan puasa. Selain itu, saat tidur pun Anda juga kehilangan air dalam jumlah yang sama seperti saat beraktivitas normal. Demikian pula saat cuaca dingin, tubuh juga membutuhkan air dalam jumlah yang sama ketika cuaca panas.
Dr. dr. Inge Permadhi, MS,SpGK, Humas Indonesian Hydration Working Group mengatakan, kekurangan cairan dapat menyebabkan berbagai keluhan. Kekurangan cairan di dalam tubuh sebesar 1% dapat menimbulkan rasa haus dan gangguan mood, kehilangan cairan tubuh sebesar 2% dapat memperlambat ingatan atau kehilangan fokus pikiran, merasa cepat lelah, jantung berdetak lebih cepat, kesulitan menghitung, membaca, dan memilah pekerjaan.
Sementara, kekurangan cairan tubuh sebanyak 3% dapat meningkatkan suhu tubuh, rasa haus, dan gangguan stamina. Jika kekurangan cairan tubuh mencapai 4%, dapat menurunkan 25% kemampuan fisik, serta mengakibatkan pingsan bila kadar cairan di dalam tubuh berkurang hingga 7%.
Pada wanita yang mengalami dehidrasi sampai dengan tingkat 1,3%, dapat menyebabkan gangguan pada suasana hati (mood) dan tingkat kerja kognitif. Selain itu, dilihat dari tingkat keparahan dehidrasi, kekurangan asupan air juga dapat berdampak pada gangguan kesehatan lain, seperti sulit buang air besar, batu ginjal dan penyakit ginjal kronik, infeksi saluran kemih, kanker, bahkan kematian.
Untuk itu, kita butuh asupan cairan sesuai kebutuhan. Selain terhindar dari dehidrasi, kecukupan asupan air akan membantu tubuh tetap sehat. Dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang disebutkan bahwa orang dewasa di indonesia disarankan untuk minum air mineral minimal 2 liter atau 8 gelas setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh. “Bahkan, setiap jam kita perlu minum setidaknya 150 cc air mineral,” tutur Dokter Inge.
Sementara, Dokter Inge juga menambahkan, belum ada penelitian yang menghitung berapa kebutuhan cairan khusus yang dibutuhkan ibu hamil dan menyusui. Namun, mengingat ibu hamil mengalami lebih banyak kehilangan cairan melalui urin akibat penekanan kandung kemih, Dokter Inge menyarankan bumil untuk menambah asupan cairan setiap harinya.
“Memang belum ada penelitian khusus, tapi dalam keadaan normal setidaknya bumil menambah 400ml lagi untuk asupan air minumnya. Sedangkan, untuk ibu menyusui dibutuhkan tambahan hingga 800ml,” ungkap Dokter Inge.
Ia juga menambahkan, kekurangan cairan yang terjadi pada bumil juga memiliki dampak, seperti konstiplasi dan dikhawatirkan dapat mengurangi cairan ketuban. (Aulia/foto: doc.M&B)