Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Memiliki buah hati dalam sebuah pernikahan menjadi dambaan setiap pasangan. Dan tak jarang, Anda bersama suami menginginkan seorang anak dengan jenis kelamin yang sudah ditentukan. Hal ini pun menghadirkan beragam metode untuk mendapatkan bayi dengan jenis kelamin yang diinginkan.
Salah satunya adalah metode Shettle yang ditemukan oleh Dr. Landrum Shettle. Melalui buku How to Choose the Sex of Your Baby, ia menjelaskan beberapa cara dari metode ini agar peluang dan kemungkinan Anda mendapatkan anak sesuai keinginan tercapai.
1. Mengetahui waktu subur (timing of ovulation)
Sebagai informasi, sperma kromosom X yang membawa jenis kelamin perempuan memiliki gerakan lambat tetapi bisa bertahan hidup lama. Sebaliknya, sperma kromosom Y yang membawa jenis kelamin laki-laki mampu bergerak cepat meski masa hidupnya lebih singkat.
Sperma yang lebih cepat bergerak tentu yang akan jadi pemenangnya. Penentuan jenis kelamin ini ternyata ditentukan dari lama waktu berhubungan intim.
Teorinya, bila waktu bersenggama semakin dekat dengan ovulasi, sekitar 1-2 hari sebelum masa subur, sperma Y akan lebih cepat bergerak menuju sel telur. Jadi, diyakini kemungkinan besar janin akan berjenis kelamin laki-laki.
Sebaliknya, bila aktivitas seksual dilakukan jauh hari sebelum masa ovulasi, yaitu 2-3 hari sebelum masa subur dan tak berhubungan intim menjelang masa subur, diharapkan jenis kelamin janin yang terbentuk adalah perempuan.
Ketahuilah masa subur Anda. Salah satu caranya dengan memeriksa lendir serviks atau ukuran suhu basal badan.
2. Ketahui pH vagina dan atur posisi hubungan intim
Teori menyebutkan, pH vagina berperan dalam pembentukan jenis kelamin janin. Jika pH basa, cenderung menghasilkan janin berjenis kelamin laki-laki. Sebaliknya, pH yang lebih asam cenderung menghasilkan janin perempuan.
Bagaimana cara untuk mendapatkan pH vagina yang diinginkan? Salah satunya dengan mengatur posisi berhubungan seksual. Agar menimbulkan suasana pH vagina yang basa, posisi hubungan intim yang dianjurkan adalah penetrasi semakin dalam ke arah serviks.
Sebaliknya, penetrasi yang lebih ke arah luar, akan menciptakan suasana vagina yang asam, dan artinya peluang memperoleh anak perempuan lebih besar.
Sementara untuk mengontrol dalam-tidaknya penetrasi, posisi yang dianjurkan adalah posisi misionaris (Anda berada di bawah dan pasangan di atas) untuk menciptakan pH asam. Selain itu, posisi rear-entry atau woman on top untuk menciptakan pH basa.
3. Memilih makanan
Teori menyebutkan, makanan yang dikonsumsi calon ibu dapat menimbulkan suasana asam atau basa. Hal ini terkait dengan kemungkinan jenis kelamin janin.
Makanan yang mengandung asam, dinilai berkontribusi dalam menentukan jenis kelamin perempuan. Makanan ini di antaranya mengandung unsur garam, kalsium, dan magnesium. Contohnya sayur, sereal, kacang-kacangan, produk susu olahan (keju atau yoghurt).
Sebaliknya, makanan yang mengandung basa disebut-sebut ikut menentukan jenis kelamin laki-laki. Makanan basa adalah yang mengandung unsur natrium dan kalsium. Misalnya daging, sayur, dan buah berwarna kuning seperti pisang, jeruk, dan mangga.
Nah, berbagai cara di atas bisa dilakukan untuk memilih jenis kelamin Si Kecil yang diinginkan. Meski sebenarnya, belum ada teknologi yang 100 persen dapat memastikan jenis kelamin sesuai pilihan. Kecuali dengan proses bayi tabung dan itu pun peluang keberhasilannya tak cukup tinggi. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)
- Tag:
- Kehamilan
- Ibu
- Jenis Kelamin