Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Guru Besar Gizi dari Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Made Astawan, M.S., mengatakan bahwa kekurangan gizi saat hamil dapat menyebabkan berbagai risiko komplikasi pada ibu hamil, seperti anemia, perdarahan, berat badan selama kehamilan yang tak bertambah normal, hingga terkena penyakit infeksi. Bumil cenderung mengalami gejala letih, lemah, dan lesu jika terkena anemia. Hal ini mengakibatkan vitalitas tubuh menurun untuk menjalankan kegiatan sehari-hari. Sementara bumil yang yang sering mengalami flek, wajib waspada terhadap keselamatan kandungannya.
"Normalnya, selama hamil, ibu akan mengalami kenaikan berat badan sekitar 9-12 kg. Peningkatan berat badan akan mulai terlihat sejak kehamilan usia 4 bulan hingga menjelang persalinan. Tidak bertambahnya berat badan ibu ini terjadi akibat kuang gizi. Daya tahan tubuh ibu pun akan semakin lemah jika asupan nutrisinya kurang, sehingga ia mudah terserang penyakit infeksi," tambah dr. Rosdiana Ramli, Sp.OG.
Kekurangan gizi bisa terjadi karena hilangnya nafsu makan akibat mual muntah, terserang disfagia (kesulitan menelan), pengaruh narkoba, rokok, dan alkohol, mengidap gangguan makan anorexia nervosa, gangguan pencernaan, kesadaran gizi kurang, hingga faktor ekonomi yang menyebabkan asupan gizi sangat terbatas.
Risiko Generasi Abnormal
Sudah pasti status gizi yang buruk saat kehamilan akan memengaruhi janin. Bumil yang kurang gizi akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Bayi dengan berat lahir rendah mungkin saja mengalami hambatan di masa tumbuh kembangnya. Riset di sejumlah negara mengungkapkan bahwa 1 dari 88 kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah mengalami autis.
Kekurangan banyak zat gizi tentunya sangat berbahaya sebab kekurangan zat besi saja dapat memengaruhi kemampuan kognitif anak akibat selubung mielin pada sel-sel saraf tidak terbentuk optimal. "Jadi, masalah kekurangan gizi ini tak lagi hanya 'menyentuh' kasus anemia dan preeklampsia ibu saja, namun sudah sampai penyimpangan perilaku anak di masa depan. Kasus skizofrenia, misalnya, diketahui timbul akibat komplikasi yang terkait dengan nutrisi di dalam tubuh ibu saat berlangsung kehamilan," ungkap Dr. dr. Noroyono Wibowo Sp.OG(K). Menurutnya masyarakat kita perlu berbenah diri, dimulai dari perencanaan kehamilan, karena anak-anak yang dilahirkan merupakan aset bangsa yang berharga. Jadi jangan angap sepele hal kurang gizi. (M&B/SW/Dok. Freepik)