Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, apakah Si Kecil terlihat tidak memiliki teman dan dianggap aneh oleh orang-orang di sekitarnya? Hal ini tentu menyakitkan. Namun, situasi ini bukan berarti sepenuhnya kesalahan orang lain yang menilai bahwa anak Anda tidak dapat bergaul dengan teman-temannya.
Jika Si Kecil sering berbicara terlalu formal dan berulang-ulang. Atau ia jarang berekspresi saat diajak berbicara. Kedua hal ini harus Moms waspadai karena ada kemungkinan ia mengalami Sindrom Asperger.
Sindrom Asperger merupakan gangguan perkembangan yang membuat Si Kecil mengalami keterlambatan dalam bersosialisasi, berimajinasi, dan berkomunikasi. Seringkali pengidap sindrom ini mempunyai kecerdasan dan perkembangan yang lebih baik dibandingkan anak pengidap autisme, bahkan anak normal lainnya.
Meskipun terbilang pintar, namun cara mereka berbicara menggunakan bahasa yang dianggap kaku dan sering memberi jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan. Kesulitan dalam berekspresi dan menunjukkan rasa empati, juga membuat Si kecil terlihat agak arogan.
Tetapi sebenarnya, ia tidak pernah bermaksud menyakiti siapapun. Ketidakmampuan dalam melakukan dan memahami komunikasi non verbal yang membuat Si Kecil seakan ‘terkungkung’ dalam pikirannya. Anak yang mengindap sindrom ini berisiko menjadi korban bullying. Maka, penanganan harus dilakukan dengan tepat agar perkembangan Si Kecil tidak terganggu.
Ciri-ciri Sindrom Asperger:
-
Tidak memahami komunikasi non-verbal, seperti ekspresi dan bahasa tubuh orang lain dan diri sendiri, serta minim melakukan kontak mata.
-
Sulit berinteraksi dengan orang lain dan memulai pertemanan.
-
Berbicara dengan suara monoton dan formal dengan kecepatan lambat atau cepat.
-
Kurang mampu berkomunikasi, sulit memahami konteks bahasa, dan memberikan respons.
-
Perkembangan kemampuan motorik halus dan kasar yang terlambat.
-
Perilaku eksentrik dan kebiasaan berulang, seperti meremas-remas jari tangan atau mengenakan pakaian dengan urutan tidak umum.
Penyebab Sindrom Asperger ini sendiri belum diketahui dengan jelas. Namun, Moms tetap bisa mendukung Si Kecil untuk bisa terlepas dari sindrom ini. Kuncinya adalah kesabaran dalam menghadapi anak agar mampu bersosialisasi dengan lingkungannya.
Selain itu, Moms juga bisa memberikan dukungan dengan terapi sebagai berikut:
-
Modifikasi perilaku sebagai langkah mendukung perilaku positif dan mengurangi perilaku negatif.
-
Terapi kemampuan sosial untuk mengembangkan kemampuan anak dalam bersosialisasi dan memahami berbagai bentuk komunikasi non-verbal.
-
Terapi bicara, fisik, atau okupasi untuk meningkatkan kemampuan fungsional.
-
Memberikan pendidikan khusus yang tidak didapat pendidikan umum.
(Claudia Clara Sonia Septiara/Vonia Lucky/MA/Dok. Freepik)