FAMILY & LIFESTYLE

Main di Luar? Siapa Takut!


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Dengan kemajuan teknologi, sekarang tak perlu capek untuk dapat bersenang-senang ya, Moms. Sehingga tak sedikit anak-anak yang lebih memilih untuk bermain gawai, dibandingkan bermain di luar rumah. Padahal, bermain di luar rumah memiliki banyak sekali manfaat bagi tumbuh kembang Si Kecil lho, Moms.

Hal ini ditegaskan oleh Sakri Sabatmaja, SKM, M.Si, Kepala Subdit Advokasi dan Kemitraan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, pada acara peluncuran gerakan sosial #JamMainKita pada 21 Maret lalu. Ia menyatakan bahwa melakukan aktivitas fisik atau berolahraga sangat penting dalam masa tumbuh kembang anak. Aktivitas fisik merupakan salah satu pilar dalam kesehatan tubuh anak. Sehingga kurangnya aktivitas fisik akan berdampak buruk bagi kesehatan anak.

Selain itu, berkurangnya intensitas bermain di luar ruangan juga menyebabkan salah satu aset budaya Indonesia yang berupa permainan tradisional semakin meredup. Padahal, permainan tradisional seperti petak umpet ataupun benteng sempat mengisi keseharian anak-anak Indonesia generasi terdahulu.

Lakish Hatalkar, Presiden Direktur PT. Johnson & Johnson Indonesia, juga menyatakan bahwa bermain di luar ruangan yang banyak melibatkan aktivitas fisik dapat mendorong stimulasi motorik dan psikologis anak. “Saat ini banyak keluarga Indonesia mengandalkan gawai, bahkan lebih suka apabila anak-anak mereka memilih bermain di dalam rumah,” jelas Lakish.

Tak hanya pemakaian gawai, alasan lain seperti alasan kesehatan dan keselamatan juga menjadi sebab bermain di dalam ruangan lebih sering dipilih. Hal ini dijelaskan oleh Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si. selaku Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI). Di acara yang sama, ia menyatakan bahwa berkurangnya lahan bermain menjadikan aktivitas bermain di luar ruangan berbahaya. Ancaman infeksi berbagai penyakit, khususnya infeksi cacing juga menjadi salah satu alasan utama bagi orangtua untuk melarang anaknya bermain di luar.

Menjawab permasalahan ini, Kak Seto menyatakan perlunya pengadaan daerah bermain ramah anak serta penggalakan upaya pencegahan penyakit. Tak hanya itu, ia juga menyatakan bahwa kesadaran umum bahwa bermain di luar ruangan penting bagi anak juga harus dibangun.

Combantrin, di bawah naungan PT. Johnson & Johnson Indonesia, bersama LPAI kemudian meluncurkan gerakan sosial yaitu bertajuk #JamMainKita. Gerakan ini dibuat untuk mendorong masyarakat Indonesia semakin sehat dengan bermain permainan tradisional di luar ruangan

“Tak disadari bahwa banyak permainan tradisional Indonesia memiliki berbagai manfaat, seperti mengasah kreativitas, kemampuan kerjasama, problem solving, dan melatih fisik anak. Kami berharap gerakan #JamMainKita bisa menjadi kesempatan untuk memperkenalkan dan memopulerkan kembali permainan tradisional kepada generasi muda kita,” ujar Kak Seto.

Rays Mitchelle, Brand Manager Combantrin, menambahkan bahwa gerakan #JamMainKIta dibuat untuk membangkitkan permainan tradisional Indonesia serta menjaga kesehatan anak.

Sebagai puncak rangkaian kegiatan gerakan sosial #JamMainKita, akan digelar tempat bermain permainan tradisonal saat Car Free Day pada 25 Maret 2018 berlangsung. Kegiatan ini akan diselenggarakan di Area Silang Timur Monumen Nasional (Monas) Jakarta. Acara ini terbuka untuk umum dan akan dimulai sejak pukul 06.00 WIB. Tak hanya itu, Fatayat NU juga menggelar perlombaan gobak sodor nasional sebagai dukungan organisasi Fatayat NU terhadap gerakan ini.

Selain itu, Combantrin dan LPAI juga mengajak partisipasi langsung masyarakat dengan menempelkan ikrar (pledge) pada untaian tali karet sepanjang 2 km. Hal ini diharapkan dapat mendorong para orangtua dan anak-anak Indonesia untuk terus bermain permainan tradisional. Ayo tumbuh sehat sambil melestarikan budaya Indonesia dengan permainan tradisional! (Gabriela A. Pramesvari/Dok. Golin PR)