FAMILY & LIFESTYLE

Awas! Insomnia Berpotensi Mengganggu Kesehatan Mental


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Apakah Moms sering susah tidur di malam hari atau insomnia? Perlu diketahui, kalau masyarakat di kota-kota besar seperti Jakarta lebih mudah mengalami gangguan tidur, akibat tingginya tekanan dalam pikiran. Gangguan tidur seperti insomnia, dapat dikenali dengan gejala sulitnya memulai untuk tidur, tetap tidur atau bahakan tidak merasakan dampak positif setelah terbangun dari tidur.

Gangguan tidur juga memiliki dampak yang amat buruk bagi kesehatan jasamani maupun mental seseorang. Menurut Psikolog Klinis, Aurora Lumbantoruan, mengatakan bahwa orang yang mengalami gangguan tidur berpotensi mengalami gangguan kesehatan mental.

“Dampak buruk dari kualitas tidur yang rendah mencakup lama seseorang untuk fokus terhadap sesuatu, Ingatan dan kemampuan belajar. Selanjutnya, itu bisa mempengaruhi kondisi psikologis seseorang menjadi lebih rentan mengalami depresi, kecemasan, dan gangguan kesehatan mental lainnya,” terang Aurora di acara World Sleep Day 2018 yang diadakan Amlife, di Jakarta, Senin (12/3/2017).

Sementara itu, Edward Yong, seorang konsultan kesehatan, menyebutkan bahwa insomnia membawa dampak serius pada kesehatan fisik, antara lain: peningkatan nafsu makan yang menyebabkan obesitas dan diabetes, jantung koroner, hipertensi, gangguan sistem kekebalan tubuh, dan banyak lagi. Bahkan, hipertensi dilaporkan menjadi salah satu penyakit dengan pengobatan serius lho, Moms!

Untuk meningkatkan kualitas tidur, Amlife telah memperkenalkan terapi potensial elektrik. Amlife menyematkan teknologi terapi di “matras kesehatan” yang dapat memberikan terapi kesehatan dan penyembuhan yang tepat saat mereka tidur atau beristirahat.

Terapi ini ditemukan di Jepang pada awal 1928 dan setelah 40 tahun menjalani studi klinis. Kementerian Kesehatan Jepang telah mengakui terapi potensial elektrik sebagai peralatan kesehatan tahun 1968. Kementerian Kesehatan Jepang mengakuinya sebagai alat kesehatan yang dapat memperbaiki 8 gejala berikut: sakit kepala, Insomnia akut, nyeri bahu atau leher, sembelit, gangguang pencernaan, tangan atau kaki dingin, nyeri otot, dan kelelahan kronis. (Binar MP/TW)