Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Memberi makanan pendamping air susu ibu (MPASI) tak hanya dibutuhkan kreativitas, tapi orang tua juga perlu memiliki pengetahuan yang cukup, agar bayi lahap saat makan MPASI. Sebab jika tidak, Si Kecil bukannya tumbuh menjadi anak yang suka makan buah dan sayuran, namun justru menjadi anak yang sering melakukan aksi 'Gerakan Tutup Mulut.'
Menurut World Health Organization, ada 7 faktor yang Moms harus ketahui saat memberikan MPASI, yakni usia, frekuensi, jumlah, tekstur, variasi, respons, dan kebersihan. Dalam pemilihan menu makanan pada bayi, MPASI terbagi menjadi 6-9 bulan, 9-12 bulan, dan 12 bulan ke atas.
Bicara soal frekuensi pemberian MPASI, bayi usia 6-9 bulan perlu diberi 2-3 kali MPASI per hari, dengan diselingi 1 kali camilan. Untuk bayi 9-12 bulan, MPASI diberikan 3-4 kali, diselingi 2 camilan. Selanjutnya bayi 12 bulan ke atas, makanan utamanya diberikan 3-4 kali, diselingi 1 camilan.
Sementara jumlahnya? Jika usia anak Anda baru 6 bulan, maka asupan MPASI-nya itu maksimal 125 ml. Karena, takaran makan usia bayi 6-9 bulan itu jumlahnya 2-3 sendok makan yang kemudian meningkat sampai sekitar 125 ml.
Selanjutnya usia 9-12 bulan, mengalami penambahan porsi makan, yaitu dari 125 ml menjadi ¾ mangkuk. Yang kemudian meningkat jadi 1 mangkuk. Sementara untuk bayi di atas 12 bulan, porsi makannya dimulai 2/3 sampai ke 1 mangkuk.
Kemudian tekstur, Anda harus sebisa mungkin membuat MPASI yang kental. Karena, itulah patokan MPASI yang bagus. Di samping itu, jangan lupakan melakukan variasi saat memberi MPASI. Artinya, Anda juga terpaku hanya pada satu asupan pokok saja, namun memberikan makanan pokok, seperti jagung, gandum, kentang, dan ubi.
Pemberian Makan Secara Responsif
Nah, bagaimana pemberikan makan secara responsif? Di bawah ini kami sudah merangkum hal-hal yang memudahkan moms memberikan MPASI kepada anak. Bahkan agar ia lahap saat makan. Caranya ialah sebagai berikut.
1. Jangan langsung memberi susu
Ya, ini terkait banyak para ibu yang saat anak menggeleng saat ditawari makanan, ia langsung memberikannya susu. Apakah Anda salah satunya, Moms? Semoga tidak ya. Sebab, kalau hal ini dibiarkan, maka jumlah asupan susunya per hari bisa seperti asupan air mineral, yakni 7-8 gelas. Kondisi inilah sebenarnya yang membuat anak jadi menolak tawaran makan, karena perut mereka sudah penuh.
Di sisi lain, susu sendiri merupakan asupan pelengkap, bukan asupan pokok untuk memenuhi nutrisi harian anak. Adapun solusi dari kondisi ini ialah Moms perlu mengajak mereka main dulu. Tujuannya, agar tercipta rasa lapar dalam diri anak. Dengan cara ini, kelak ia bakal relatif mudah diberikan makan.
2. Beri batasan waktu makan sebanyak 30 menit
Mungkin ini target yang tidak realistis bagi sebagian ibu, karena banyak dari mereka mengaku kalau waktu makan anak mereka itu lebih dari sejam. Baiklah, memang memberi makan tidak segampang membalikan telapak tangan. Tapi, sayangnya membatasi waktu makan harus dibiasakan, Moms. Sebabnya, tubuh akan mengirimkan sinyal yang mengatur rasa kenyang ke otak setelah ia makan 30 menit. Jadi, kalau lebih dari waktu itu Anda masih mencoba menyuapi anak makan, peluang anak menolak saat diberi makan sangat tinggi. Karena sinyal rasa kenyang sudah dikirim ke kepala mereka.
3. Jangan langsung memberi makanan keras
Ingat ya moms, sistem pencernaan bayi itu sangat sensitif dan butuh adaptasi dari apa yang mereka makan. Jadi, menurut jurnalEat For Health: Infant Feeding Guidelines,jalan keluar dari kondisi itu sebaiknya orang tua memberikan makanan sesuai dengan tahapan usia â sesuai rekomendasi WHO.
Apa saja makanan di setiap tahapan itu? Simak ulasannya di bawah ini:
Tahap 1: Memberi makanan bubur saring atau bubur susu di usia 6-7 bulan.
Tahap 2: mengenalkan tekstur baru lewat nasi lembek diusia 8-9 bulan
Tahap 3: Setelah mengenal tekstur lembek, Anda boleh mengenalkannya ke tekstur yang lebih padat dan kental. Contohnya seperti wortel, kentang, dan apel. Jika ia sudah berusia 10-12 bulan, berikan Si Kecil keleluasaan makan sendiri dalam bentuk memegang makanannya.
4. Jangan memberikan anak gadget saat ia makan
Tersebab, kondisi itu bakal fokus anak jadi hilangdan mengurangi kenikmatan ia makan. Dari fenomena ini,hal yang sering dilakukan banyak ibu ialah membiarkan anak menonton film kartun saat makan.
Yuk, Berkreasi!
Bagi Moms yang tetap ingin masak dan membuat variasi bubur untuk Si Kecil tapi memiliki aktivitas yang padat, dapat memilih Promina Homemade. Perlu diketahui, Promina Homemade adalah bubur MPASI yang cukup dimasak 10 menit saja, dan terdiri dari beras utuh plus daging serta sayuran yang dikeringkan,
Istimewanya lagi, Promina Homemade telah difortifikasi dengan gizi lengkap, termasuk zat besi, omega-3 dan omega-6, vitamin, serta mineral. Jadi, Moms tidak perlu khawatir lagi karena memasak MPASI kini menjadi lebih simple dan terukur nutrisinya.
Promina Homemade ditujukan bagi bayi berusia 8 bulan ke atas, dan memiliki dua varian rasa, yaitu Salmon Kentang Wortel dan Ayam Brokoli Labu Kuning. Moms bisa memasaknya langsung, atau menambahkan jenis sayuran serta protein lain yang disukai Si Kecil agar makannya lebih lahap.
Saat usia anak sudah bertambah dan kemampuan makannya menjadi lebih baik, Moms juga bisa membuat variasi menu menggunakan Promina Homemade, seperti pizza atau bubur manado. Promina Homemade dibuat tanpa MSG dan pengawet, sehingga tentunya aman bagi Si Kecil.
Promina Homemade bisa didapatkan di toko-toko atau supermarket terdekat. Moms juga bisa membelinya secara online melalui Tokopedia.(M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik, Promina)