Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Datang bulan atau menstruasi tidak pernah menjadi hal yang mudah untuk perempuan. Mulai dari mood swing pada masa pms hingga nyeri punggung pada hari ketiga, menjadi keluhan-keluhan utama saat mentruasi datang. Bagi wanita dewasa hal-hal tersebut mungkin sudah tak lagi memusingkan, namun bagaimana dengan para remaja perempuan yang baru akan pertama kali mengalami menstruasi? Tentu hal ini merupakan hal yang besar bagi mereka. Di sinilah peran Ibu sangat besar dalam perkembangan anak perempuan.
Hasil survey yang dilakukan oleh Femaledaily.com terhadap seribu remaja perempuan di Jabodetabek, 70,7% dari mereka mengaku mendapat informasi pertama tentang menstruasi dari Ibu. Selain itu, 64,7% perempuan Indonesia menyatakan merasa nyaman untuk berdiskusi tentang menstruasi dan reproduksi dengan Ibu.
Hal di atas menandakan pentingnya peran Ibu dalam memberikan edukasi maupun sebagai teman cerita para remaja putri dalam mempersiapkan diri mereka menghadapi salah satu tahapan pubertas.
Pada masa krusial ini, Ibu berperan penting sebagai sumber informasi utama tentang menstruasi. Sebagai salah satu orang yang paling dekat, Ibu harus dapat menjadi sumber informasi yang bisa dipercaya.
Di tengah-tengah hoax maupun mitos yang berkembang di masyarakat, Ibu dituntut untuk menyediakan informasi yang tepat bagi si anak. Karena hal ini akan berdampak dengan kesiapan psikologis serta fisik si anak dalam menghadapi menstruasi pertama mereka. Akan sangat berbahaya bagi remaja perempuan yang tidak memiliki kesiapan mental serta informasi yang cukup ketika mereka mendapat menstruasi pertama.
Selain itu, diskusi tentang menstruasi ini juga akan berdampak baik bagi perkembangan pribadi si anak. Kehadiran Ibu dalam masa-masa yang membingungkan bagi si anak akan menumbuhkan ikatan yang kuat di antara mereka. Elizabeth Santosa M.Psi, psikolog ahli di bidang perempuan, mengatakan bahwa diskusi ini tak hanya tentang kebersamaan tapi terutama tentang keterbukaan.
“Hubungan yang baik dengan Ibu akan menentukan karakter positif serta kebahagiaan hidup anak itu kelak,” ujar Elizabeth yang ditemui pada acara Sangobion #Menstrutalk pada Desember 2017 lalu.
“Apabila Ibu dan anak dapat membicarakan isu-isu sensitif, seperti permasalahan menstruasi pertama, prediksi hubungan pernikahan serta kehidupannya kelak akan lebih baik,” ujar Elizabeth. Ia menyatakan bahwa permasalahan kehidupan, seperti masalah rumah tangga, akan lebih mudah terselesaikan karena konsultasi masalah akan mudah dilakukan.
Beberapa tips yang diberikan oleh Elizabeth untuk dapat memulai diskusi menstruasi awal dengan buah hati:
-
Mulai sejak dini. Anda sudah dapat mengedukasi anak Anda sejak umur tujuh hingga delapan tahun.
-
Lakukan secara bertahap dan terus menerus. Jangan sampai diskusi menjadi terlalu berat dan hanya dilakukan sekali, karena tidak akan efektif.
-
Kuasai segala seluk beluk tentang menstruasi, mulai dari fakta-fakta biologis hingga hormonal.
-
Jangan paksa dan tekan anak Anda. Lakukan dalam situasi dan kondisi yang rileks sehingga diskusi dapat berjalan lancar.
Untuk mendukung diskusi menstruasi awal, Sangobion meluncurkan kampanye #Mentstrutalk untuk menggalakan diskusi menstruasi kepada anak perempuan. Anie Rachmayani, Associate Marketing Director Consumer Health PT. Merck Tbk, menyatakan bahwa #Menstrutalk merupakan bagian dari kampanye besar #Menstruactive yang sedang dijalankan oleh Sangobion.
“Kita ingin wanita-wanita Indonesia, mulai dari yang remaja hingga perempuan dewasa, dapat terus beraktivitas dengan baik ketika sedang datang bulan,” ujar Anie.