Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Dalam menjalani diet, ada berbagai faktor yang akhirnya membuat diet Anda sukses. Salah satunya tidak menjalani mitos-mitos diet yang beredar di masyarakat. Hal itu disebabkan karena banyak ibu “terjebak” dalam mitos diet yang harusnya tidak mereka lakukan. Alhasil, efeknya membuat diet mereka jadi sulit tercapai atau jalan di tempat.
Bila Anda merasakan hal yang sama, tak usah cepat cemas, Moms. Sebab, dr. Michael Triangto, Sp.KO, dokter spesialis dokter olahraga Slim + Health Sports Therapy, telah membongkar mitos-mitos diet yang sering menggagalkan diet untuk Anda. Penasaran apa saja itu? Berikut ulasan menariknya.
1. Diet ketat bisa turunkan berat badan
Menurut Dokter Michael, diet ketat itu tak sepenuhnya salah namun juga tak dapat dikatakan 100 benar. Dikatakan “tidak salah” karena memang diet ketat bisa membantu pediet menurunkan bobot secara drastis dan cepat. Namun, dikatakan tak sepenuhnya “benar” sebab penurunan tersebut hanya bersifat sementara. Yang mana selanjutnya tak akan turun lagi – meski hanya makan satu kali sehari.
Oleh karenanya, lebih baik Anda mengonsumsi makanan tiga kali per hari seperti biasa, tapi porsinya dikurangi. Itu karena penurunan berat badan hanya terjadi jika seseorang bisa mengurangi asupan kalori dari kebutuhan hariannya.
2. Boleh makan “makanan sehat” tanpa batas
Sebagai ibu pintar, kami yakin Moms sudah tahu “makanan sehat” sehat dong. Yes, betul! Makanan sehat mencakup aneka sayuran, buah, biji-bijian, kulit buah, serat. Dan, kaitannya mengapa boleh makan “makanan sehat” tanpa batas itu mitos, karena masih banyak orang menganggap kalau makan “makanan sehat” sedikit saja sudah sehat, maka jika makan lebih banyak jadi makin sehat. Padahal pandangan itu keliru.
Faktanya, makan jumlah berlebihan meski makanan sehat bisa meningkatkan risiko terkena obesitas – pintu awal degeneratif (diabetes, penyakit jantung, jantung koroner, dan stroke). Oleh sebab itu, baiknya tetap mengatur asupan makanan sehat Anda agar tetap pada jumlah kalori harian yang bisa berat badan turun
3. Jus & susu sebagai minuman penurun berat badan
Kunci dari suksesnya diet ialah saat seseorang memangkas kebutuhan kalori jadi lebih sedikit dari kebutuhan hariannya. Jadi, semisal Anda sudah rutin mengonsumsi makanan sehat tapi kalori harian yang masuk tidak berkurang, maka tidak akan terjadi penurunan berat badan. Sementara kehadiran jus dan susu dalam kegiatan makan juga seperti itu. Bila konsumsi jus plus “makanan berat” tapi kalori yang diasup tubuh masih besar, mustahil lemak dalam tubuh terbuang.
“Boleh minum susu atau jus namun tidak perlu teratur dan berlebihan. Karena kesehatan tidak akan bertambah baik. Bahkan dapat terjadi anti klimaks akibat nutrisi berlebih. Sudah banyak penderita obesitas yang teratur mengonsumsi jus dan susu untuk menurunkan berat badana tapi mengalami peningkatnan berat badan secara bermakna,” urainya seperti dalam buku Holiday Diet & Sports Therapy: Diet Nikmat, Tubuh Sehat, Kamis ( 18/1/2018).
4. Suplemen tak jamin berat badan turun
Agar usaha diet yang Anda lakukan sehat, kecukupan nutrisi harus dipenuhi, kata dokter Micheal. Lebih dalam ia menjelaskan bahwa makanan harian yang dikonsumsi setiap hari tidak cukup untuk memenuhi asupan vitamin dan minertal, dan karenanya mulai muncul produk suplemen diet. Di mana produk tersebut menjanjikan pemenuhan nutrisi dan kemudahan menurunkan berat, bahkan sampai ada yang klaim bisa membuat rasa kenyang.
“Namun demikian, bila kembali ke data, terlihat masih banyak para pengguna supleman tetap alami kesulitan menurunkan berat badan. Apa sebabnya? Ternyaata untuk menurunkan berat badan yang dibutuhkan tak hanya rasa kenyang dan kandungan nutrisinya. Tapi juga rasa puas dalam menikmati makanan,” urai dokter Michael.
Kepuasan inilah yang akhirnya menghentikan keinganan makan, pungkasnya. Dan bila tak terpenuhi akan menyebabkan pelakunya 'kalap' disaat mendapat kesempatan makan. (Qalbinur Nawawi/Dok.Pexels)